Terkait Pernyataan yang Kontroversi, Kubu Jokowi Sebut Anies Baswedan Hanya Tebar Pesona Saja

Pernyataan Anies Baswedan beberapa hari terakhir ini menjadi isu baru ditingkat nasional. Perkataannya yang dianggap menyerang kubu sebelah ditangga

Editor: Eko Setiawan
WARTA KOTA
Pasca kerusuhan 22 Mei 2019, Anies Baswedan angkat bicara sebut kondisi Jakarta kini telah aman. 

Wakil Ketua DPR Fadli Zon sepakat dengan pernyataan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang menyebut tidak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.

Menurut Fadli Zon, di negara demokrasi, aparat tidak boleh menangkap orang yang melontarkan kritik.

"Ya saya kira memang di negara demokrasi orang yang mengkritik tidak boleh ditangkap," cetus Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Salah satu contohnya, menurut Fadli Zon, kasus Mustofa Nahrawardaya. Seharusnya, kata Fadli Zon, politikus PAN itu tidak ditangkap hanya karena cuitannya di media sosial twitter.

"Saya kira ini satu ketidakadilan yang dipertontonkan secara terus menerus di negara demokrasi. Ini ironi di dalam demokrasi kita," tuturnya.

Hal tersebut menurut Fadli Zon diperparah dengan adanya perlakuan yang berbeda dari penegak hukum kepada pihak pihak yang pro pemerintah. Padahal, tindakannya sama saja.

"Saya kira memang negara kita sedang mengalami krisis di dalam penegakan hukum," nilainya.

Sementara, Ace Hasan Syadzily, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, angkat bicara terkait Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyebut tak pernah menangkap orang yang mengkritiknya.

Menurut Ace Hasan Syadzily, Anies Baswedan sebagai seorang pemimpin, seharusnya dapat membedakan mana kritik, mana fitnah, dan mana ujaran kebencian.

"Dalam negara demokrasi mana pun, kritik itu jelas beda dengan fitnah dan ujaran kebecian," kata Ace Hasan Syadzily Hasan kepada wartawan di Jakarta, Senin (27/5/2019).

Politiku Partai Golkar ini yakin, Presiden Jokowi sangat terbuka dengan kritik. Tentu, kata Ace Hasan Syadzily, kritik yang substantif jelas menyehatkan demokrasi, karena akan bisa menjadi suplemen untuk perbaiki kebijakan.

"Menjadi oposisi yang baik juga seharusnya belajar menyampaikan kritik dengan etika. Karena menyampaikan kritik tidak harus dengan kasar dan menghujat," jelas Ace Hasan Syadzily.

Ia pun menegaskan, soal kewenangan menangkap itu merupakan ranah penegak hukum. Sehingga, tidak ada kaitannya sama sekali dengan pemerintah.

"Tidak mungkin penegak hukum menangkap seseorang kalau memang tidak cukup bukti," ucap Ace Hasan Syadzily.

Ace Hasan Syadzily pun menyayangkan penyataan Anies Baswedan yang tak bisa membedakan antara kritik dan tindakan kriminal berupa fitnah dan hujatan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved