Kapolri Enggan Ungkap Pimpinan Lembaga Survei yang Hendak Dibunuh, Hermawan Sulistyo Beri Petunjuk
ermawan Sulistyo menyebut masyarakat dapat memperkirakannya dari melihat sosok yang paling ofensif atau menyerang salah satu kubu selama ini.
"Yang pasti Kapolri sering diancam, Kabareskrim sering diancam, Ketua KPU sering diancam, Ketua Bawaslu sering diancam," katanya.
"Apakah ini yang sama silakan saja polisi mengumumkan," tambah Hermawan Sulistyo.
Terkait pemimpin lembaga survei yang tak disebutkan namanya oleh Tito Karnavian, Hermawan Sulistyo menyebut masyarakat dapat memperkirakannya dari melihat sosok yang paling ofensif atau menyerang salah satu kubu selama ini.
• Diduga Orang Terlatih, Pelaku yang Bongkar Peti Peluru di Asrama Brimob, Termasuk Rusuh Settingan
• Nur Khamid Tolak Ajakan Istrinya Polly Alexandria Pulang ke Inggris, Alasannya Sederhana Saja
"Lembaga survei kita lihat saja siapa yang paling ofensif menyerang," kata Herawaman Sulistyo.
Ia mengatakan sikap ofensif tersebut hanya dimiliki oleh satu orang pemimpin lembaga survei.
Hermawan Sulistyo lantas meminta pihak Metro TV untuk bertanggung jawab.
Pasalnya diduga sosok tersebut kerap menjadi narasumber di Metro TV dan memberikan pernyataan yang ofensif dikesempatan itu.
"Ada satu orang memang dan itu tanggung jawabnya Metro itu," tambah Hermawan Sulistyo.
Menjawab pernyataan dari Hermawan Sulistyo, pembawa acara kembali bertanya soal lembaga survei yang dianggap telah bekerja sesuai ilmu.
Sehingga apa yang disampaikan lembaga survei tersebut bukan merupakan serangan dan merupakan hasil ilmiah.
"Kan dia yakin dia bekerja secara scientific, secara ilmah gitu dan dia bertahan dengan itu, diserang kiri kanan dia," jawab Hermawan Sulistyo.
SIMAK VIDEONYA:
Profil 6 Pembunuh Bayaran dan Penyuplai Senjata
Mabes Polri menangkap enam tersangka dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal yang akan digunakan di aksi 22 Mei 2019.
Kadiv Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, keenam tersangka, satu di antaranya perempuan, adalah kelompok berbeda seperti yang pernah diungkap Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu.
Kelompok tersangka yang diungkap Kapolri dan Menkopolhukam memang menggunakan senjata api tapi targetnya menembak salah satu pengunjuk rasa sebagai martir.
Dengan adanya martir, petugas kepolisian yang berikutnya akan menjadi sasaran kesalahan dengan jatuhnya korban tewas. Tapi sebelum itu terjadi para tersangka dalam kelompok ini sudah ditangkap.