Tertangkap Sebagai Pembunuh Bayaran: Tetangga Tak Heran Azwani Terlibat Rusuh Aksi 22 Mei
Richo sudah menduga bahwa yang dirilis Mabes Polri tersangka berinisial AZ adalah Azwarmi. "Iya saya sudah tahu duluan."
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNBATAM.ID, CIPUTAT -Satu dari enam tersangka kasus kepemilikan senjata api dan rencana pembunuhan para pejabat negara berinisial AZ, warga Ciputat, Tangerang Selatan.
Kaliman, Ketua RT 3 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) sangat yakin bahwa tersangka kasus kepemilikan senjata yang akan digunakan pada kerusuhan 22 Mei, berinisial AZ dan beralamat di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) adalah Azwarmi (44).
• LIPI Sebut Alasan Luhut, Wiranto, BG dan Gories Mau Dibunuh, Ada Peran Purnawirawan Ingin Berkuasa?
• AD Tersangka Penjual Senjata Api Kerusuhan 22 Mei Dikenal Sebagai Sosok yang Ramah Oleh Tetangganya
• Anak Tersangka Rencana Pembunuhan Pejabat Negara Ungkap Asal-usul Senjata Pembunuh Bayaran
Keyakinannya muncul saat ia mengetahui bahwa identitas tersangka yang dirilis Mabes Polri itu berasal dari Sama Dua, Aceh.
"Oh saya baru konek, dari Aceh itu si Pak Azwarmi, dia memang ngilang pas ada kerusuhan itu," ujar Kaliman saat ditemui di rumahnya.
Kaliman langsung yakin jika warganya terkait dengan kerusuhan 22 Mei di Jakarta, karena Azwarmi mengaku timses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
Azwarmi tinggal di sebuah kontrakan tiga sekat kurang lebih selama tiga tahun.
Namun jika ada kesempatan ngobrol, Azwarmi akan mendominasi, seperti laiknya pendebat ulung.
Tak hanya di dunia nyata, di grup WhatsApp, Azwarmi yang bukan warga asli setempat cukup sering menyebarkan pesan sebaran.

Terlebih saat masa kampanye. Azwarmi kerap menyebarkan pesan sebaran yang isunya menyudutkan kubu pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Itu yang dishare tenaga kerja asing masuk Indonesia segala macam. Itu sebelum pilpres itu," ujarnya.
Dari keberpihakan akan kubu capres cawapres 02, Kaliman tidak heran kalau Azwarmi terlibat dalam kasus yang terkait dengan kerusuhan 22 Mei.
Kaliman mengaku komunikasi terakhirnya adalah saat subuh sebelum pria anak tiga itu ditangkap di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Terakhir ketemu abis salat subuh, saya tanya, berangkat pak, iya saya mau ke bandara," ujar Kaliman menceritakan percakapannya.
Mengaku mantan TNI
Hal yang sama juga diutarakan Richo (25) tetangga yang tinggalnya bersebelahan persis dengan Azwarmi.
Richo sudah menduga bahwa yang dirilis Mabes Polri tersangka berinisial AZ adalah Azwarmi.
"Iya saya sudah tahu duluan," ujar Richo.
Ia meyakini hal itu karena sering membaca berita dan menyamakan cirinya dengan tetangganya itu.
"Ya, saya kan lihat berita," ujarnya.
Richo mengaku jarang ngobrol dengan Azwarmi. Selain sama-sama sibuk, Richo mengatakan, Azwarmi sering sibuk dengan ponselnya saat berbicara.
"Dia megang HP terus, ya, paling negur saja," ujarnya.
Satu hari setelah Azwarmi menghilang, tidak lama istri dan tiga krang anaknya dijemput pihak keluarga yang lain.
"Mau ke Bogor katanya. Dijemput sama TNI. Kan kakaknya TNI juga," ujarnya.
Pantauan TribunJakarta.com di rumahnya Azwarmi, rumah kontrakan tiga sekat itu terkunci gembok dari luar.
Di pelatarannya hanya terdapat sepeda dan beberapa sepatu perempuan yang berbaris di rak sepatu.
Di bagian jendela terdapat stiker hasil coklit pantarlih yang tertulis nama Azwarmi, istrinya dan anak pertamanya yang sudah berusia 18 tahun.
Kondisi meteran listrik dalam keadaan hidup dengan sisa pulsa sebesar 36,84 kwh.

Diberitakan sebelumnya, AZ ditangkap bersama lima tersangka lainnya.
Mereka disebut memiliki peran sebagai penyuplai senjata dan eksekutor atau pembunuh bayaran.
AZ disebut berperan sebagai pembunuh bayaran dan merekrut eksekutor lainnya.
Berdasarkan keterangan Kaliman, Ketua RT 3 RW 9 Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), AZ bernama Azwarmi, pria kelahiran 6 Juni 1975 asal Sama Dua, Aceh.
Azwarmi memiliki seorang istri bernama Mely (42) dan tiga anak perempuan. Mereka baru tinggal di Ciputat sekira tiga tahun lalu.
Kaliman mengungkapkan Azwarmi mengaku sebagai anggota TNI.
"Ngakunya si TNI cuma saya enggak pernah ngeliat seragamnya apa gimana," ujar Kaliman ditemui di rumahnya.
Namun pada 2018, Azwarmi meminta ganti keterangan pekerjaan kartu keluarga (KK) dan KTP dari yang sebelumnya anggota TNI menjadi wiraswasta.
Kaliman mengatakan, pergantian identitas itu sebagai syarat untuk masuk sebagai timses Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
"Dia memang pernah bilang masuk BPN. Ya, saya bilang, alhamdulillah namanya kalau bergabung BPN kan sudah dianggap namanya," ujar Kalimaan.
Namun saat pergantian KK dan KTP itu, Kaliman meminta bukti ketidakaktifan Azwarmi di TNI.
Azwarmi memperlihatkan surat disersinya di ponsel hanya sebentar.
"Saya ngelihat dikit doang. Tapi Saya langsung lihat 'dengan tidak hormat' gitu," ujarnya.
Kaliman tidak heran dengan disersi tersebut.
Menurutnya, Azwarmi anggota TNI yang dinas di Sigli, Aceh, tapi terlalu lama tinggal di Ciputat sampai beberapa tahun.
"Ya berapa tahun enggak absen, kan ibaratnya gitu ya mas," ujarnya.
Kaliman mengetahui Azwarmi bertugas di sebuah perusahaan sekuriti swasta yang berkantor di bilangan Serpong Utara, Tangsel.
"Dia ngakunya sih kerja di perusahaan keamanan gitu dah. Nah saya sempat minta nama perusahaannya itu dikasih bundelnya, itu," ujar Kaliman sambil menunjukkan bundel profil Artha Guard.
Semenjak penangkapan Azwarmi memang pria yang memiliki seorang istri dan tiga orang anak itu tidak kelihatan di lingkungan rumahnya.
"Sehari pas dia ngilang. Istri sama anak-anaknya dijemput saudaranya, kakaknya kali ya yang TNI juga," ujarnya.
Link Artikel: http://jakarta.tribunnews.com/2019/05/29/tetangga-tidak-heran-azwarmi-terlibat-dugaan-kasus-kerusuhan-22-mei?page=all.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir