Agum Gumelar Sebut Ada Oknum Kelompok Purnawirawan yang Rela Mati Demi Capres 02 Prabowo Subianto

Agum Gumelar yang mengatakan ada kelompok purnawirawan yang rela berkorban demi calon presiden (capres) 02, Prabowo Subianto.

TRIBUNNEWS
Agum Gumelar 

TRIBUNBATAM.id- Aksi kerusuhan 21-22 Mei 2019 membuat berbagai pihak ikut angkat bicara.

Satu di antaranya seperti Mantan Danjen Kopassus, Agum Gumelar yang mengatakan ada kelompok purnawirawan yang rela berkorban demi calon presiden (capres) 02, Prabowo Subianto.

Agum Gumelar mengatakan hal itu karena saat menanggapi aksi kerusuhan 21-22 Mei di sejumlah titik di Jakarta.

Semula Agum Gumelar mengungkapkan bahwa ada dua kelompok purnawirawan yang ikut berada dalam barisan pendukung kubu 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Purnawirawan yang mendukung 02, saya rasa ada dua kelompok sebetulnya," ujar Agum Gumelar kepada Kompas Tv, Kamis (30/5/2019).

Ia mengatakan, ada kelompok purnawirawan die hard yang rela mati demi Prabowo ada pula kelompok yang realistis.

Gagal Kasih Kejutan, Titi Kamal Malah Masak Sambil Diawasi Christian Sugiono: Kayak Ospek nih Gue!

Jadwal Liga 1 2019 Jumat (31/5/2019) Ini, Bali United vs Persija Jakarta, Live Indosiar 20.30 WIB

Kapolsek Nongsa Ingatkan Warga Jangan Lupa Pesan Bang Napi : Kejahatan Karena Ada Kesempatan

Bikin Home Tour, Nikita Mirzani Pamer Isi Dalam Rumahnya, Mulai Lilin Hingga Karpet Ratusan Juta

"Kalau saya lihat ya, ada yang memang die hard artinya mati pun siap untuk Prabowo kira-kira begitu," jelas Agum Gumelar.

"Tetapi saya lihat lagi ada yang realistis, ada yang nalar," imbuhnya.

Agum Gumelar memaparkan bahwa hal itu merupakan bagian dari konstestasi demokrasi.

"Jadi banyak di antara mereka juga yang kemudian melihat satu realita politik, kenyataan politik, ini kan kontes demokrasi," tandas Agum Gumelar.

Simak videonya di sini.

Walikota Tanjungpinang Meradang, Upacara HUT Pancasila Sepi Gara Gara Pegawai Sudah Pada Mudik

Kelakuan Pemain Timnas U18 Korea Selatan Dikecam Usai Juara Panda Cup 2019, China Murka

Ternyata Mukena Syahrini 2019 Diborong Sosok Ini, Mukena SYR Seharga Rp 3,5 Juta

Kondisi Ani Yudhoyono Kembali Memburuk, Annisa Pohan dan Keluarga Ramai-ramai Mohon Doa

Diketahui sebelumnya, ada dua purnawirawan yang ditetapkan sebagai tersangka pasca-pemilu 2019.

Dikutip dari Kompas.com, mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen ditetapkan sebagai tersangka, Rabu (29/5/2019).

Kivlan Zen ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan makar dan penyebaran berita bohong.

Selain tuduhan makar dan penyebaran hoaks, Kivlan Zen juga disebut terlibat dalam kepemilikan senjata ilegal.

Dikutip dari tayangan KompasTV, penyidik memutuskan menahan Kivlan Zen terkait kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal, Rabu (30/5/2019).

Menurut pengacara Kivlan Zen, Suta Widhya, kliennya itu akan dipindahkan ke Rutan Guntur, guna melanjutkan prosedur hukum yang berlaku.

Siap Ditahan, Kivlan Zen Tutupi Wajah dan Sembunyi di Belakang Polisi saat Dibawa ke Rutan Guntur

Ini 5 Fakta Bani M Mulia, Pria yang Gantikan Posisi Cucu Soeharto di Hati Lulu Tobing

Video Cuplikan Gol dan Highlight Norwegia Menang 12-0 vs Honduras, Erling Haland Cetak 9 Gol

Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Diawali Pidato Soekarno hingga Jadi Libur Nasional di Era Jokowi

Pasal yang disangkakan yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 14 an/atau Pasal 15, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 dan/atau Pasal 163 jo Pasal 107.

Sementara mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko sudah terlebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka atas kasus kepemilikan senjata api ilegal.

Soenarko menjalani masa tahanan di Rumah Tahanan Militer Guntur. 

Polri Ungkap 3 Kelompok yang Tunggangi Aksi 22 Mei, Satu Kelompok Libatkan Mantan TNI

Diberitakan oleh Kompas.com, polisi telah mengungkap tiga kelompok penumpang gelap yang menunggangi aksi unjuk rasa menolak hasil pilpres di depan Bawaslu pada 21- 22 Mei.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, kelompok pertama adalah mereka yang berusaha menyelundupkan senjata api ilegal dari Aceh.

Video Cuplikan Gol dan Highlight Pertandingan Persebaya vs PSIS Semarang yang Berakhir Imbang 1-1

Meme Kocak Mudik Lebaran 2019, Dari Mudik Malam hingga Menantu Ditinggal di Rest Area

Daftar Gaji PNS Kemenkumham Bagi Lulusan SMA & Sarjana Terbaru Tahun 2019, Bersiap Daftar CPNS 2019

Hasil Undian Australian Open 2019 - Berlangsung Saat Lebaran, Jonatan Christie Hadapi Lu Guangzu

Senjata ilegal tersebut antara lain jenis M4 Carbine berikut dua buah magasin, peredam suara, tali sandang, dan tas senjata.

Ada pula senpi berjenis Revolver dan Glock beserta 50 butir peluru.

Kelompok yang berusaha menyelundupkan senpi ilegal itu melibatkan mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal TNI (Purn) Soenarko.

"Salah satunya kelompok yang kemarin memasukkan senjata ilegal dari Aceh," kata Iqbal di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Senin (27/5).

Kelompok kedua adalah mereka yang diduga bagian dari kelompok teroris.

Kelompok kedua ini terungkap setelah polisi mengamankan dua orang perusuh dalam aksi unjuk rasa yang memiliki afiliasi dengan kelompok pro Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS.

Polisi menyebut kedua orang perusuh tersebut merupakan anggota organisasi Gerakan Reformasi Islam (Garis).

Mereka berniat berjihad pada aksi tanggal 21-22 Mei 2019.

"Beberapa pelakunya sudah menyampaikan bahwa ingin memanfaatkan momentum demokrasi sebagai aksi, karena memang demokrasi itu menurut mereka itu pahamnya kafir," kata Iqbal.

Kelompok terakhir yang diduga ingin menunggangi aksi 21-22 Mei 2019 adalah mereka yang berupaya merancang pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.

Kelompok ini juga sempat bergabung di kerumunan massa dengan membawa senjata api.

Dari kelompok terakhir, polisi telah mengamankan enam orang tersangka, yakni HK, AZ, IR, TJ, AD, dan HF.

Iqbal mengatakan, masih terbuka peluang adanya kelompok lain yang ingin menunggangi aksi 21-22 Mei 2019. Hanya saja, polisi masih terus menginvestigasi keberadaan mereka.

"Bisa saja masih banyak ini penumpang-penumpang gelap. Tunggu saja nanti, tim sedang bekerja," kata dia.

Selain tiga kelompok tersebut, polisi telah mengamankan 42 orang yang diduga menjadi perusuh dalam aksi 21-22 Mei 2019.

Polisi masih mencari keterkaitan antara ketiga kelompok penunggang aksi dengan para perusuh tersebut.

(TribunWow/Atri)

*Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Agum Gumelar Sebut Ada Oknum Kelompok Purnawirawan yang Rela Mati Demi Prabowo
Editor: Rr Dewi Kartika H

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved