Kelompok Pemerkosa dan Pembunuhan Gadis 8 Tahun Sadis di India Akhirnya Divonis Mati
Pengadilan India akhirnya menghukum enam pria yang melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap gadis berusia delapan tahun di Kathua, India
Kasus perkosaan yang dilaporkan naik 60 persen dari 2012 menjadi 40.000 tahun 2016, menurut pemerintah.
Namun, lebih banyak kasus yang tidak dilaporkan, terutama di daerah pedesaan dan terkait masalah budaya lokal.
Pemerintah India sejak dua tahun lalu mengeluarkan UU dengan ancaman hukuman mati terhadap pelaku pemerkosaan gadis usia di bawah 12 tahun.
Proses hukum terhadap enam dari tujuh tersangka (satu dibebaskan) berlaqngsung sejak setahun lalu di Pathankot, sebuah kota sekitar 70 km dari desa Rasana di distrik Kathua, negara bagian Jammu dan Kashmir, tempat insiden itu terjadi,
Munculnya kecurigaan konspirasi dalam proses peradilan membuat Mahkamah Agung India memindahkan persidangan ke negara bagian tetangga, Punjab.
Hal itu karena keluarga gadis itu dan pengacara mengatakan mereka menghadapi ancaman pembunuhan.
Sanji Ram, pensiunan pejabat departemen keuangan diduga otak dari komplotan ini.
Menurut polisi, ia ingin mengusir komunitas Bakarwal nomaden dari desa asalnya Rasana dan menghasut keponakannya untuk menculik gadis itu.
Total ada delapan orang yang dituduh terlibat dalam kasus ini.
Anaknya bernama Vishal, dinyatakan tidak bersalah pada hari Senin, sementara tersangka kedelapan, seorang remaja, saat ini sedang menunggu persidangan.
Kasus ini menimbulkan ketegangan rasial karena pengacara lokal dan politisi Hindu, termasuk beberapa dari Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, mengadakan protes terhadap polisi yang mengajukan tuntutan di pengadilan.
Saat polisi Jammu dan Kashmir telah bergerak untuk menangkap terdakwa, beberapa anggota parlemen BJP yang didukung oleh organisasi sayap kanan Hindu, Ekta Manch, melakukan protes.
Sebuah rekaman video pidato oleh dua menteri negara BJP menimbulkan kemarahan publik India dan memunculkan kontroversi besar antara Partai Demokrasi Rakyat Mehbooba Mufti dan pemerintah koalisi BJP.
PM India Narendra Modi kemudian menanggapi kemarahan publik yang meningkat, menyatakan bahwa insiden seperti itu tidak dapat menjadi bagian dari masyarakat yang beradab.
Mohdi juga berjanji bahwa pelakunya tidak lepas dari jerat hukum.