Dubes China Xiao Qian Galang Dukungan Indonesia untuk Kembalikan Tatanan Perdagangan Global
Ini tidak hanya membahayakan kepentingan perusahaan dan konsumen China dan Amerika, tetapi juga membahayakan keamanan industri global - Xiao Qian
Duta Besar Xiao Qian juga menulis artikel di Harian Bisnis Indonesia, untuk meminta negara-negara Asia Tenggara mendukung "tatanan perdagangan global", Senin (11/6/2019.
“Penyalahgunaan kebijakan tarif AS, dan penggunaan tekanan maksimum, tidak konsisten dengan prinsip-prinsip persaingan pasar dan etika bisnis dasar,” kata Xiao Qian.
Trump mengatakan kepada CNBC, Senin, bahwa ia percaya Cina akan membuat kesepakatan dengan AS "karena mereka harus".
Dia mengatakan akan tetap menerapkan sisa tarif impor sebesar US $ 300 miliar dari China yang hingga saat ini belum dibayar seandainya Beijing menolak konferensi tatap muka.
"Saya akan terkejut jika [Xi] tidak pergi (ke Osaka)," kata Trump. "Saya pikir dia akan pergi, saya belum pernah mendengar bahwa dia tidak akan pergi. Kita diharapkan bertemu. Jika ya, itu baik-baik saja dan jika tidak, itu baik-baik saja. Lihatlah, dari sudut pandang kami, kesepakatan terbaik yang dapat kami miliki adalah 25 persen [tarif] pada US $ 600 miliar. ”
Perang dagang AS-China memiliki dampak yang cukup signifikan bagi Indonesia karena bisa mempercepat aliran manufaktur berbasis China ke negara itu.
Pada bulan Januari, wakil presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia dapat mengambil manfaat dari investasi yang dipindahkan dari China ke negara-negara Asia Tenggara.
Tetapi Indonesia juga khawatir pemerintahan Trump juga menerapkan tarif bagi Indonesia karena surplus perdagangan Indonesia cukup besar dengan Amerika Serikat.
Pada 2017, pemerintahan Trump memasukkan Indonesia dalam daftar 16 negara untuk menyelidiki ketidakseimbangan perdagangan mereka dengan AS.
Dalam artikelnya, Xiao menjangkau Indonesia dan negara-negara Asean lainnya untuk menentang kebijakan perdagangan AS.
“Tiongkok berharap untuk bekerja dengan Indonesia, ASEAN, dan negara-negara lain di dunia untuk memperdalam kerja sama saling menguntungkan, untuk secara kuat mendukung globalisasi melalui tindakan-tindakan praktis, mempertahankan sistem dan peraturan perdagangan multilateral, dan bersama-sama membangun ekonomi dunia terbuka tingkat tinggi, " katanya.