Buru Pelaku Mutilasi Karoman, Polisi Temukan Cairan Diduga Darah, Turunkan K9 Anjing Pelacak
"Kami lakukan olah TKP setiap hari di empat titik yang kesemuanya berada di sungai rawa desa setempat," kata Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir, AKP Malik
Kesedihan terus menyelimuti keluarga Karoman, korban mutilasi di Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Karoman ditemukan tewas dengan kondisi tanpa kepala dan kedua tangan di rawa desa setempat.
Kini jasad korban masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, menunggu dijemput pihak keluarga.
"Suami saya setiap hari cari nafkah. Dia selalu memperhatikan keluarga dan tidak punya masalah dengan siapapun," ujar Mardiah kepada TribunSumsel.com yang menyambangi kediamannya di Desa Pinang Mas, Sabtu (8/6/2019).
Karoman meninggal dunia di usia 40 tahun. Almarhum meninggalkan 5 orang anak yang masih kecil, yakni Agus Triadi (15 tahun), Ahmad Komar (13 tahun), Fitrianti (10 tahun), Nurul Usna (7 tahun) dan Miftahul Jannah (2 tahun).
Di tengah kesedihan karena kematian suami dengan cara sadis, Mardiah harus memikirkan bagaimana cara menghidupi kelima anaknya.
"Sekarang suami sudah tidak ada. Bagaimana kami mau menyambung hidup," ucap Mardiah lirih.
Beberapa hari sebelum ditemukan tewas, Karoman ternyata memiliki keinginan membelikan telepon seluler untuk putra sulungnya bernama Agus.
Meski kondisi ekonomi pas-pasan, kata Mardiah, suaminya selalu berusaha menyenangkan keluarga, terutama anak-anak.

"Anak saya itu suka lihat tetangga main handphone. Bapaknya bilang nanti mau dibelikan handphonenya kayak punya tetangga. Malahan suami saya bilang, bila perlu uang makan dihemat saja biar Agus bisa punya handphone," ucap Mardiah.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Karoman sempat berniat menjual bebek hasil ternak.
"Suami saya selain cari ikan, kami ada ternak kambing, bebek. Suami saya itu kepingin jual bebek itu buat beli handphone," kata Mardiah.
Rencananya, jenazah Karoman akan dijemput pihak keluarga di RS Bhayangkara pada Senin (10/6/2019) mendatang dan dimakamkan di hari yang sama.
"Insya Allah kami makamkan Senin nanti, itu pun kalau ada biaya," ucap Mardiah sambil terus mengusap air mata.
Keluarga Karoman, korban pembunuhan dan mutilasi kini tengah menunggu waktu penjemputan jenazah keluarga mereka dari Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
