Lagi Berteduh, 7 Warga di Pringsewu Disambar Petir, Dua Diantaranya Meninggal Dunia
Dua dari tujuh warga Kabupaten Pringsewu tewas akibat tersambar petir, Sabtu (15/6/2019) sore. Sedangkan lima orang lainnya harus dilarikan ke tempat
"Saya tersadar setelah mendengar ada orang teriak ighstifar-ighstifar, kemudian melihat yang lainnya juga tidak sadar," ungkapnya.
Sementara itu Tofik (35) pemilik pemancingan mengaku mendengar suara gelegar petir keras.
Ketika itu dia sedang berada di rumah yang jaraknya tidak jauh dari gubuk tempat korban tersambar petir.
Lantas Tofik bangun dan lari mendapati istrinya, Sarjiah sudah terkapar.
Saat ini, Sarjiah juga dirawat di RSMH Pringsewu. Sarjiah mengaku yang dirasakan saat ini sesak, dada panas, dan kepala sakit.
Ia pun mendapat oksigen dan infus.
Diketahui Sarjiah, Suswanto dan Deni Nurohmat mendapat pengawasan intensif dari tim medis IGD RSMH.
Anggota DPRD Pringsewu dari Dapil Banyumas, Suherman turut mengawal ketiga pasien di RSMH.
Ketua Partai Golkar Pringsewu ini pun berharap ketiga pasien dapat memperoleh penanganan intensif.
Sementara itu, di Pekon Klaten Kecamatan Gadingrejo, korban Tunggono (54) didapati sudah tewas dengan posisi telungkup di salah satu gubuk sawah setempat.
Kepala Polsek Gadingrejo Iptu Anton Saputra mengatakan, salah seorang saksi, Zailani (57) melihat kepulan asap digubuk areal pesawahan Pekon Klaten.
Dimana gubuk itu sebagai tempat korban sedang berteduh karena cuaca hujan.
Sebelumnya, kata Anton, saksi mendengar suara petir ketika cuaca dalam keadaan hujan. Saksi melihat gubuk korban ada kepulan asap.
"Saksi mendatangi gubuk tersebut dan menemukan korban dalam kondisi tertelungkup dan dalam keadaan tidak sadarkan diri, kemudian meminta bantuan warga dan Kepala Pekon untuk mengevakuasi korban," kata Anton mewakili Kapolres AKBP Hesmu Baroto.
Lantas korban dievakuasi ke rumahnya mengunakan mobil ambulans.