Batam Lampu Kuning! Perang Dagang AS, Ekspor Singapura Terjun Bebas, Elektronik Paling Terpukul
Singapura termasuk negara yang paling terpukul akibat perang dagang AS vs China karena ekspor manufakturnya langsung terjun bebas.
"Perang dagang AS vs China sangat merusak Asia, tetapi itu adalah kemerosotan teknologi global terbesar saat ini," kata Carnell.
Bulan lalu Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 menjadi antara 1,5 persen dan 2,5 persen.
Perekonomiannya tumbuh pada laju paling lambat dalam satu dekade di kuartal pertama, terpukul oleh kontraksi di bidang manufaktur.
Pada 10 Mei, Trump menaikkan tarif barang-barang China hingga 25 persen yang mencapai $ 200 miliar dan memungut bea tambahan $ 300 miliar untuk produk asal China.
Beijing membalas dengan menaikkan tarif barang-barang AS dengan nilai $ 60 miliar.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri Cina mengatakan pekan lalu bahwa China akan merespons dengan tegas jika AS bersikeras untuk meningkatkan ketegangan perdagangan.
Sehari sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menampar tarif tambahan barang-barang China senilai $ 300 miliar jika kesepakatan untuk mengatasi ketegangan perdagangan tidak tercapai dalam pertemuan G20 berkumpul di Osaka, Jepang, akhir bulan ini.
Tentu saja gambaran ekspor Singapura ini menjadi lampu kuning bagi industri manufaktur Kota Batam karena sebagian besar industri Kota Batam merupakan perusahaan-perusahaan Singapura.