Gara-gara Drone, Operasional Satu Landasan Bandara Changi Terganggu, 37 Penerbangan Tertunda
Gara-gara ada orang yang bermain drone di sekitar Bandara Changi, sekitar 37 penerbangan pesawat tertunda, Selasa dan Rabu (18-19/6/2019).
CAAS sudfah sering memberikan sosialisasi pada berbagai kelompok tentang aturan menggunakan drone yang saat ini menjadi trend baru masyarakat.
Pada 23 Mei lalu, CAAS membentuk Panel Penasihat Sistem Pesawat Tanpa Awak yang terdiri dari 12 anggota.
Menteri Senior Negara untuk Transportasi dan Kesehatan Lam Pin Min mengatakan di parlemen bahwa CAAS berencana untuk mengembangkan sistem untuk memantau pesawat tanpa awak.
Hal inio akan memungkinkan CAAS untuk memeriksam apakah drone individu beroperasi di bawah izin yang valid, dan mengeluarkan peringatan kepada orang yang melanggar peraturan.
CAAS mengatakan bahwa sebagai bagian dari keterlibatannya, panel akan menjangkau untuk mencari pandangan dan umpan balik dari pengguna, penduduk dan kelompok pemangku kepentingan lainnya sebelum membuat rekomendasinya.
Panel ini akan diketuai oleh pilot veteran Angkatan Udara Singapura, Timothy De Souza, yang juga anggota Dewan Presidensial untuk Hak Minoritas.
Anggota lain mewakili pemangku kepentingan UAS termasuk perwakilan dari industri, kelompok kepentingan, organisasi pelatihan, akademisi, lembaga pemerintah, dan organisasi akar rumput.
Selain itu, sejak awal tahun, juga disusun aturan mengenai program pelatihan online wajib, skema lisensi pilot (pengguna drone), serta persyaratan yang lebih ketat.
Mulai dari sertifikasi parsial atau penuh untuk pesawat tak berawak lebih dari 25kg, yang menghadirkan risiko keamanan yang lebih besar.
Drone untuk Mengintip Apartemen
Dr5one saat ini tidak hanya sebagai hobi, tetapi juga kadang disalahgunakan untuk mengintip oleh orang-orang tak bertanggung jawab karena banyak drone yang dipasang kamera.
Pada Bulan Mei lalu, seorang pengguna akun Facebook bernama Amelia Yeo mengatakan bahwa dia melihat sesuatu terbang di luar jendela kamar mandi apartemennya ketika dia mandi sekitar jam 5 sore.

Dia mengatakan bahwa jendela toiletnya selalu terbuka karena dia tinggal di lantai 17 sehingga berasumsi tidak ada masalah privasi karena "tidak ada yang langsung di luar itu".
Yeo mengatakan bahwa dia melihat pesawat tak berawak berbentuk pesawat terbang melewati jendelanya beberapa kali, sekitar 50 hingga 100 meter jauhnya, pada "kecepatan yang relatif lambat".
Terakhir kali dia melihat drone itu menuju kondominium Elias Green sebelum terbang kembali ke arah asalnya, di kondominium Ris Grandeur.
Setelah kasus itu, Yeo langsung melaporkan ke polisi dan Pos Polisi Lingkungan Pasir Ris segera menyelidikinya.
"Mengenai apakah drone itu berhasil memfilmkan hal lain atau menyerang privasi siapa pun, saya tidak tahu," tambahnya.
Pada bulan September tahun lalu, sebuah drone terlihat terbang di sekitar perumahan Dewan Perumahan Punggol sedang diselidiki oleh CAAS.