Jelang Sidang Putusan MK, Prabowo Belum Berpikir Temui Jokowi, Ternyata Ini Alasannya
Dahnil Anzar Simanjuntak menegaskan, pihaknya masih akan terus fokus terhadap proses di MK. “Kami bekerja secara ikhlas, cerdas, dan tuntas. Dan ini
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi menyampaikan, Keraton Yogyakarta menjadi lokasi yang paling tepat untuk rekonsiliasi.
Terlebih, momennya sangat tepat pula, yakni jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2019, serta masih nuansa halalbihalal seusai Idul Fitri 1440 H.
Yudian mengungkapkan, usulan ini tidak berdisi sendiri.
Melainkan, berasal pula dari Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa dan Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso.
Merespons hal tersebut, menurut Jokowi, rekonsiliasi bisa dilakukan dimana saja.
Mantan Wali Kota Solo ini bahkan menyebut rekonsiliasi bisa sembari menunggang kuda.
"Rekonsiliasi bisa di manapun juga. Sambil naik kuda bisa, naik MRT bisa. Yang paling penting sama-sama kerja sama memajukan negara ini," ujar Jokowi di Pasar Sukawati, Bali, Jumat (14/6/2019).
Sebelumnya, seruan rekonsiliasi pasca-pemilu antara Jokowi dan Prabowo Subianto sudah banyak disuarakan, termasuk oleh Gerakan Suluh Kebangsaan yang digawangi oleh Mahfud MD.
Dari kubu Jokowi sendiri pasca-pencoblosan 17 April 2019, sudah mengutus Luhut Panjaitan untuk bisa bertemu Prabowo Subianto. Sayangnya, hingga kini pertemuan itu belum terlaksana.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta jangan mencampuradukan masalah dugaan ketidakadilan dan kecurangan Pemilu 2019, dengan silaturahmi Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.
Katanya, jangan berpandangan dengan adanya silaturahmi antara kedua calon presiden tersebut, maka lalu masalah Pemilu 2019 dianggap selesai.
"Jadi jangan kita mau dikompromikan antara yang hitam dengan yang putih, air dengan minyak, tapi kalau silaturahmi, silaturahmi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).
Penyataan Fadli Zon tersebut merespons munculnya desakan permintaan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto, untuk mengendorkan tensi politik yang tinggi sekarang ini.
Sehingga, seolah-olah permasalahan selesai dengan adanya pertemuan tersebut.
"Persoalan silaturahmi itu satu soal, persoalan kecurangan itu soal yang lain, jadi silaturahmi ya silaturahmi. Tapi kalau persoalan kecurangan, ketidakadilan, ketidakjujuran itu persoalan yang lain," tuturnya.