Perang Dagang AS vs China Berakhir Happy Ending. TRUMP: Perusahaan Bisa Dagang Lagi dengan Huawei

Presiden sudah menjalin kontak dengan Trump baik lewat sambungan telepon maupun korespondensi tertulis, dan siap mendengarkan masukan Trump

AFP
Donald Trump dan Xi Jinping memberi keterangtan pada wartawan usai pertemuan empat mata di sela-sela KTT G20 Osaka, Sabtu (28/6/2019) 

Dua sumber menyarankan tenggat waktu enam bulan, yang merupaakan tenggat waktu pada akhir tahun.

Sejak perang dagang dimulai hampir setahun yang lalu, Trump telah mengenakan tarif 25 persen untuk barang-barang China senilai US $ 250 miliar.

Sumber yang berbasis di Washington yang akrab dengan pembicaraan mengatakan bahwa ada "upaya yang sedang berlangsung untuk mengkoordinasikan pengiriman pesan pers", tetapi menambahkan bahwa belum ada kekhususan mengenai keputusan tentang tarif atau waktu dalam pesan tersebut.

Sumber anonim itu mengatakan bahwa kedua belah pihak diharapkan merilis siaran pers yang terkoordinasi setelah pertemuan puncak tersebut pernyataan bersama.

Strategi seperti itu sama dengan pertemuan G20 di Buenos Aires, Desember tahun lalu, yang menghasilkan janji tiga bulan untuk menghentikan kenaikan tarif lebih lanjut.

Taruhannya bahkan lebih tinggi saat ini setelah Trump berjanji untuk menundukkan semua impor China dengan tarif baru.

Rencana Donald Trump untuk menerapkan tarif kedua terhadap produk-produk China juga mendapatkan tekanan masyarakat AS, terutama 800 pengusaha ritel di negara itu.

Hal itu karena musim liburan tahun ini bisa lebih ketat bagi banyak orang Amerika jika Donald Trump tetap mengenakan tarif impor impor China senilai US$ 300 miliar setelah sebelumnya menaikkan tarif sebesar US$ 200 miliar.

Toko boneka dan mainan di AS, hampir seluruhnya impor dari China

Sebab, ketentuan tarif baru sebesar 25 persen itu akan mencakup produk teknologi, konsol game, mainan, boks, ornamen, topi Santa hingga lampu natal.

Kebijakan Trump untuk memukul China sebelumnya memang belum berdampak kepada rakyatnya karena sektor-sektor yang dikenakan tarif impor adalah produk-produk yang dijual kepada produsen, bukan kepada konsumen.

Namun tarif tahap kedua yang ditetapkan oleh Donald Trump melebar hampir ke semua barang dari China setelah pembicaraan antara Trump dan Presiden Xi Jinping buntu bulan Mei lalu.

Kaus Natal pun Tak Ada

Dilansir TribunBatam.id dari Reuters, Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Senin (17/6/2019) lalu melakukan audiensi selama tujuh hari dengan pengecer, produsen dan lainnya.

Ribuan bisnis mengajukan komentar ke USTR sebelum sidang.

Hasilnya, hampir seluruh mereka mengeluh jika tarif impor tetap diluncurkan oleh Trump.

Mulai dari mainan, telepon, televisi, asesoris rumah tangga, peralatan dapur, bahkan asesoris Natal, semuanya berlabel "made in China", negara yang sejak lama menguasai produk ritel dunia.

Puncaknya, ratusan perusahaan --termasuk raksasa ritel Target dan Walmart-- mengirim surat kepada Presiden Donald Trump, Kamis lalu.

Mereka memperingatkan Trump bahwa putaran tarif baru dapat menelan biaya bagi dua juta pekerjaan dan memangkas pertumbuhan produk domestik bruto AS dengan sangat dalam.

Pengecer AS bahkan mengatakan kebijakan itu se3suatu yang paling konyol sepanjang sejarah AS.

Tarif baru terbesar untuk produk China akan dikenakan pada telepon seluler yang angka impornya mencapai US$ 43 miliar pada tahun 2018 , lebih dari 80 persen dari total impor ponsel.

Di tempat kedua adalah sejumlah besar mainan, termasuk skuter, boneka, sepeda, kereta dorong, yang impornya mencapai US$ 11,9 miliar tahun lalu.

China memasok sekitar 85 persen dari total seluruh mainan yang beredar di pasar Amerika.

Rasa sakit lebih lanjut untuk orangtua bisa datang untuk konsol video game yang mencapai US$ 5 miliar dan China menguasai 98 persen dari total impor konsol di AS.

Lebih buruk lagi adalah produk-produk Natal dari A sampai Z, termasuk ornamen, gambar-gambar, lampu pohon Natal  yang berjumlah setidaknya US$ 2,3 miliar tahun lalu.

Jam tangan pintar, speaker pintar, dan audio Bluetooth juga disertakan. Asosiasi Teknologi Konsumen memperkirakan bahwa impor 2018 dalam kategori ini dari Cina mencapai US$ 17,9 miliar.

Seorang eksekutif dari pemasok barang Natal milik keluarga di bagian utara New York mengatakanm perusahaan telah mencari "jauh dan jauh" untuk menemukan pemasok lain.

Hasilnya: "Kami tidak menemukannya. Bahkan topi Santa, kaus kaki, hingga hiasan kaca tidak kami dapatkan dimanapun," kata Nathan Gordon dari Gordon Companies Inc di Cheektowaga dalam postingannya pada 12 Juni lalu.

Jadi, banyak yang memperkirakan bahwa pukulan kedua Trump kepada Xi hanya akan membuat senyum rekan Beijingnya itu.

Ia sangat tahu bahwa penduduk AS akan terguncang karena kebijakan itu, sementara China masih bisa mencari pasar yang luas di jagat ini.

Lebih dari 600 perusahaan di AS mendesak Trump untuk menyelesaikan sengketa perdagangan dengan China karena apa yang terjadi saat ini bukan kampanye "make America Great Again", tetapi melumpuhkan ekonomi hingga tingkat pengecer.

Tarif masuk yang tinggi jelas akan membuat harga berbagai produk tergerek naik sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang tingginya inflasi m,eskipun tetap di bawah target Federal Reserve AS sebesar 2 persen.

Hal yang paling buruk adalah pertumbuhan ekonomi domestik juga akan turun.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved