Asiknya Demo Hong Kong. Dari Pasukan Payung, Kolektor Plastik Daur Ulang Hingga Spot Instagram

Meskipun mereka menghancurkan pagar serta dinding kaca Gedung Legco serta merusak seluruh CCTV, tidak ada satu pun pendemo yang masuk ke dalam gedung.

South China Morning Post
Spot Instagram dan kolektor sampah daur ulang dalam aksi demo Hong Kong, Senin (1/7/2019). 

Senin malam, gelombang demo Hong Kong berpusat ke persimpangan Canal Road East dan Hennessy Road di Causeway Bay.

Beijing Sindir London

Pada konferensi pers di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Geng Shuang mengatakan, demo Hong Kong tidak menggoyahkan komitmen London terhadap Deklarasi Bersama Sino-Inggris .

Perjanjian tahun 1984 ini menetapkan landasan bagi penyerahan Hong Kong.

"Pada tanggal 1 Juli 1997, China kembali menjalankan kedaulatannya atas Hong Kong ... Pihak Inggris tidak memiliki apa yang disebut 'tanggung jawab' untuk Hong Kong," katanya. "Urusan Hong Kong adalah murni urusan dalam negeri Cina, dan tidak ada negara asing yang berhak untuk ikut campur."

Geng mengkritik pemerintah Inggris karena masih "sering mencampuri urusan Hong Kong".

"Kami menyarankan pihak Inggris untuk memposisikan dirinya, berhenti mengganggu urusan Hong Kong dengan cara apa pun, dan melakukan lebih banyak hal yang kondusif bagi kemakmuran dan stabilitas Hong Kong."

Geng tidak menjelaskan, apakah ia menuduh aksi demo tersebut didalangi oleh kelompok pro-Inggris di Hong Kong 

Presiden Dewan Legislatif Andrew Leung Kwan-yuen, melalui juru bicaranya, mengatakan ia sangat sedih menyaksikan demonstran terus menggunakan "cara yang sangat keras" untuk menyerbu kompleks Legco dan menyebabkan kerusakan serius pada berbagai bagian bangunan.

“Kami mengutuk penggunaan kekerasan terhadap bangunan. Kami meminta semua orang untuk mengekspresikan pendapat mereka secara damai dan rasional dan segera menghentikan kekerasan,” kata juru bicara Andrew Leung

Hari Bersejarah Seperti Peringatan Kematian

Peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke pemerintahan China, Senin (1/7/2019) menjadi perayaan terpendek dan paling bisu dalam sejarah. Tidak itu saja, peringatan tersebut juga diwarnai aksi bentrok.

Sebanyak 13 petugas polisi dibawa ke rumah sakit setelah mereka disiram dengan cairan tak dikenal yang diduga cariran pembersih saluran selama bentrokan dengan demonstran di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt, di sekitar pusat legislatif dan administrasi kota.

South China Morning Post melaporkan, untuk pertama kalinya pemerintah memindahkan acara utama di dalam ruangan, Pusat Konvensi dan Pameran Hong Kong di Wan Chai,

Dari gedung tersebut, para pejabat tinggi Hong Kong menyaksikan pengibaran bendera di lapangan Golden Bauhinia Square.

Sepi, bahkan seperti upacara pemakaman.

Tak ada parade dan kegembiraan seperti tahun-tahun lalu. Yang ada hanya ketegangan dan aksi anarkis karena pendemo dengan garang memecahkan kaca depan Gedung Parlemen.

Meskipun ada sejumlah kapal yang menghias diri dan berparade, namun tak ada penonton. Hong Kong kelabu...

Hong Kong dalam tiga minggu terakhir diwarnai gejolak yang tak berujung setelah pemerintah eksekutif Hong Kong mengajukan draft RUU Ekstradisi.

RUU tersebut ditentang oleh masyarakat Hong Kong yang terus menggelar unjuk rasa untuk memaksa RUU itu dicabut.

Pasal yang menjadi kontroversial dalam RUU itu adalah melakukan ekstradisi --termasuk ke China daratan-- kepada orang asing yang melakukan pidana di Hong Kong.

Rencana itu ditentang karena hal ini dianggap melanggar hak seseorang unjtuk diproses hukum secara adil karena ekstradisi, terutama China daratan, akan membuat orang tersebut tak diketahui nasibnya.

Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor akhirnya mengalah dan menunda RUU tersebut setelah aksi unjuk rasa bertambah besar --mencapai 2 juta orang-- dan terjadi bentrok.

Namun ternyata, aksi ini belum berhenti karena kelompok mahasiswa terus melakukan aksi, memblokade kantor polisi,  dan terakhir menutup kantor pelayanan publik sehingga masyarakat terganggu.

Momentum peringatan 22 tahun kembalinya Hong Kong ke tangan China dari Inggris kembali diwarnai aksi demo dan bentrok pada Senin pagi.

Bahkan, aksi semakin liar karena sejumlah pengunjuk rasa menyiram polisi dengan cairan kimia.

Pada sekitar waktu yang sama, di Jalan Lung Hop dan Jalan Lung Wo, lebih dari 200 polisi dari pasukan taktis khusus bentrok dengan pengunjuk rasa.

Sejak terjadi bentrok 14 Juni lalu, polisi kemudian mengubah cara menghadapi pendemo, lebih lunak.

Bahkan ketika pendemo mengepung markas polisi dan menyandera kepala kepolisian Hong Kong, polisi hanya diam saja, tak melawan.

Namun, pada Senin pagi, polisi terpancing lagti menggunakan semprotan merica untuk membubarkan demo.

Polisi mengatakan 13 petugas dikirim ke rumah sakit setelah bentrokan dengan pengunjuk rasa di jalan-jalan terdekat.

Sebuah sumber mengatakan para petugas yang terluka disiram dengan cairan tak dikenal yang diyakini sebagai pembersih saluran air.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pukul 11.30 pagi mengutuk kekerasan mengatakan, para petugas terluka saat bentrokan di Jalan Lung Wo, Jalan Tim Mei dan Jalan Harcourt sekitar pukul 09.30.

Dikatakan beberapa dari mereka yang terluka, sulit bernapas dan kulit mereka menjadi bengkak.

Asosiasi Inspektur Polisi Hong Kong juga mengutuk penggunaan cairan tak dikenal itu, dan mengatakan itu adalah pelanggaran pidana serius, dan para pelanggar akan dimintai pertanggungjawaban.

Carrie Lam Curhat

Carrie Lam dalam pidato enam menitnya tak bicara tentang refleksi kembalinya Hong Kong ke China, tetapi justru curhat tentang kesalahannya menangani RUU ekstradisi dan pelajaran dari krisis politik yang terjadi.

Ini adalah kali kedua Carrie Lam meminta maaf dan kehalusan wanitanya tersentuh oleh hantaman yang terus-menerus diarahkan kepadanya.

Pada 18 Juni lalu, ia juga minta maaf kepada rakyat Hong Kong sambil menangis.

"Saya akan belajar pelajaran itu," katanya, di depan ratusan tamu termasuk suaminya, pejabat, pemimpin bisnis dan pejabat tinggi lainnya di acara di Wan Chai.

Pidatonya terganggu oleh terikan anggota parlemen Helena Wong Pik-wan, yang berulang kali berteriak "Carrie Lam mundur, menarik hukum kejahatan".

Wong dengan cepat dibawa pergi oleh penjaga keamanan.

“Apa yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir telah menyebabkan kontroversi dan perselisihan antara publik dan pemerintah. Ini telah membuat saya sepenuhnya menyadari bahwa saya, sebagai seorang politisi, harus mengingatkan diri saya setiap saat tentang kebutuhan untuk memahami sentimen publik secara akurat, ”kata Lam dalam pidatonya.

"Saya juga sepenuhnya sadar bahwa meskipun kami memiliki niat baik, kami masih harus terbuka dan akomodatif."

Lam membuat daftar janji: untuk menghabiskan lebih banyak waktu bertemu orang-orang dari semua lapisan masyarakat dari seluruh spektrum politik.

Dia juga berjanji untuk memperkuat komunikasi antara otoritas eksekutif dan legislatif sehingga dia dan timnya akan mendapatkan pandangan tentang berbagai tahapan perumusan kebijakan.

"Pemerintah juga akan segera mengubah gaya pemerintahannya, yang akan dimulai dari saya," katanya.

Dia mengatakan, pemerintahannya harus banyak memperbaiki, dan harus menangani perumahan dan pasokan lahan, dan meningkatkan peningkatan dalam pendidikan dan layanan medis.

"Pekerjaan pemerintah tidak bisa berhenti," katanya.

Blokade Sejak Subuh

Sayangnya, para pengunjuk rasa di jalan tidak terkesan dengan apapun yang dikatakan pemerintahnya.

Bahkan, sejumlah orang mulai curiga bahwa aksi tersebut tidak murni sebagai aksi demokratis, tetapi mempunyai misi lain.

Para pengunjuk rasa telah memblokade jalan di distrik Wanchai sejak dini hari untuk menghalangi hari bersejarah Hong Kong itu.

Polisi menggunakan semprotan merica dan pentungan setelah pengunjuk menggunakan cairan kimia kepada polisi.

Satu pemrotes wanita terlihat mengalami pendarahan di kepala setelah bentrokan, lapor AFP.

Sebuah pernyataan polisi dirilis setelah insiden itu mengatakan sejumlah besar pengunjuk rasa telah "berbuat berlebihan.

Mereka memblokade Jalan Lung Wo, Tim Mei Avenue dan Harcourt Road dengan berbagai benda.

Mereka juga mencuri tiang-tiang listrik dan membongkar batu bata dari pagar atau taman kota dan menjadikannya alat berikade jalan.

Pemerintah telah melakukan serangkaian langkah-langkah untuk mengatasi kejatuhan karena bersiap untuk protes hari Senin.

Keamanan ditingkatkan menjelang gangguan yang diperkirakan terjadi pada upacara pengibaran bendera tahunan tahunan pada pukul 8 pagi di Golden Bauhinia Square di Wan Chai.

Lapangan dikunci dan Pusat Konvensi dan Pameran terdekat ditutup. Harbour Road, di sebelah Convention Center, telah dibersihkan oleh petugas untuk membiarkan peserta resepsi pagi mendapatkan akses.

Pada pukul 4.30 pagi, beberapa bagian Jalan Lung Wo yang membentang dari Tengah hingga Wan Chai diblokir dan pengunjuk rasa menyeret barikade dari logam dan air untuk memblokir jalan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved