Pengusaha Mengeluhkan Soal Mahalnya Biaya Demurrage, Minta Dipercepat Re-ekspor Limbah Plastik

Perusahaan pengimpor plastik di Batam meminta pemerintah segera mengambil langkah, terkait hasil uji laboratorium 65 kontainer limbah plastik di Pelab

Penulis: Dewi Haryati | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM
Tim Surveyor, BC, daan KLH mengecek kontainer berisi sampah plastik di Pelabuhan Batuampar Batam, Rabu (19/6/2019) 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Perusahaan pengimpor plastik di Batam meminta pemerintah segera mengambil langkah, terkait hasil uji laboratorium 65 kontainer limbah plastik di Pelabuhan Batuampar, Batam, Kepri.

Jika keputusannya re-ekspor ke negara asal, mereka meminta supaya waktunya bisa dipercepat.

Seperti diketahui, Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai (BC) tipe B Batam telah merilis hasil pemeriksaan fisik terhadap 65 kontainer bermuatan limbah plastik beberapa waktu lalu.

Hasilnya, 38 kontainer limbah plastik terkontaminasi B3, 11 kontainer limbah plastik tercampur sampah, dan 16 kontainer lainnya tidak mengandung B3 dan tidak tercampur sampah.

Kesal Sampah Tidak Kunjung Diangkat, Pria di Batam Buang Sampah ke Jalan Aksinya Buat Heboh Warga

Mendagri Tegur Kepala Daerah yang Belum Pecat ASN Mantan Koruptor, Arif Fadillah: Sudah Lama Dipecat

SEDANG BERLANGSUNG! Live Streaming Indosiar Persebaya vs Persib Bandung Liga 1 2019 Malam Ini

Singapura Akhirnya Tangkap 2 Orang yang Main Drone Dekat Pangkalan Militer

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2016 mengatur, importir wajib mengekspor kembali limbah plastik yang mengandung B3 dan yang tercampur sampah.

Artinya, ada 49 kontainer limbah plastik yang mesti dire-ekspor ke negara asalnya.

Sementara hingga saat ini, 65 kontainer yang sebelumnya disegel pihak BC Batam itu masih berada di Pelabuhan Batuampar.

"Kalau memang perintahnya dire-ekspor, tolong dipercepat. Karena setiap hari kami yang tanggung biayanya," kata perwakilan PT Tan Indo Sukses, Marthen Tandirura yang hadir saat pertemuan dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Graha Kepri, Jumat (5/7).

Dikatakan, setiap harinya mereka mesti menanggung biaya sekitar 500 dolar Singapura.

Ingin Mulai Bisnis Waralaba, Yuk Perhatikan Hal Penting Ini

Hasil STQH Kepri di Kalimantan Barat Belum Memuaskan, Ternyata Ini Kendalanya, Begini Kata Isdianto

Curhatan Elma Theana yang Geram Adik Iparnya Dihina Bau Ikan Asin: Apakah Kalian Tidak Punya Hati?

Ada 3 Keuntungan Untuk Pariwisata Jika Jalan Tol Jadi Dibangun di Kota Batam

Atau setara Rp 500.000. Itu untuk biaya demurrage dan lain sebagainya, dihitung dari waktu terakhir kontainer itu mesti keluar dari pelabuhan.

Diketahui, BC dan tim gabungan sudah melakukan pemeriksaan terhadap 65 kontainer itu sejak 13 Juni lalu.

Jika dihitung-hitung hingga saat ini, sudah lebih kurang 22 hari.

Sehingga perkiraan biaya yang mesti dikeluarkan perusahaan untuk 1 kontainer lebih kurang Rp 11 juta.

"Siapa yang mau lama-lama (kontainer) di sana. Kalau bisa biayanya minimal. Kita tidak punya kontainer, kita hanya pakai. Kita harus bayar biaya demurrage. Kalikan saja 500 sing per hari," ujarnya.

Dari pihak perusahaan sudah menanyakan hal ini kepada pihak terkait--pokja IV.

Kapan kontainer yang bermasalah itu bisa dire-ekspor.

Tanggapi Isu Berlian Palsu Barbie Kumalasari, Jawaban Bijak Nagita Slavina Panen Pujian!

Inilah Harga Terbaru HP Samsung Juli 2019 dari Samsung Galaxy A50 hingga Samsung Galaxy S10

Kisah-kisah Intel Menyamar, dari Tukang Bakso, Tukang Becak, hingga Jualan Sekoteng Malam Hari

"Kita sudah minta dipercepat. Baru ketemu kemarin. Jawabannya, segera," kata Marthen.

Namun pihaknya belum mendapat kepastian terkait waktunya.

Hal serupa juga disampaikan Direktur Utama PT Royal Citra Bersama, Suhardi alias Amin yang hadir saat pertemuan itu.

Ia meminta kejelasan, kapan re-ekspor bisa dilakukan.

"Itulah belum tahu kita," kata Amin singkat.

Terpisah, Kabid Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi KPU BC Tipe B Batam, Sumarna mengatakan, BC Batam masih melakukan koordinasi dengan pemilik barang.

Itu terkait pelaksanaan re ekspor 38 kontainer limbah plastik mengandung B3 dan 11 kontainer limbah plastik tercampur sampah, ke negara asalnya.

Diketahui dari 65 kontainer itu, ada yang didatangkan dari Amerika, dan beberapa negara di kawasan Eropa.

"65 kontainer itu masih di Batuampar sedang proses untuk dikeluarkan," kata Sumarna via pesan whatsaap-nya.

Adapun 16 kontainer yang dinyatakan bersih, tidak terkontaminasi B3 dan tidak tercampur sampah itu, saat ini juga sedang proses untuk dikeluarkan dari pelabuhan.

"Tak ada kendala (16 kontainer yang dinyatakan bersih). Tinggal diproses saja dokumennya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, DPRD Kota Batam mendesak pemilik 38 kontainer limbah plastik mengandung B3 dan 11 kontainer limbah plastik tercampur sampah, agar segera melakukan re ekspor ke negara asalnya.

"Harapan kita juga sama dengan harapan masyarakat dan pemerintah, secepatnya diekspor kembali," kata Ketua Komisi I DPRD Kota Batam, Budi Mardiyanto kepada Tribun, Kamis (4/7).

Dikatakan, re ekspor itu menjadi hal yang perlu segera dilakukan. Pemilik barang tak bisa berlama-lama mendiamkan barangnya yang sudah diuji lab di pelabuhan. Apalagi dari hasil pemeriksaan uji lab, 38 diantara kontainer itu positif mengandung B3.

"Kita berharap Batam ini bersih, bebas dari limbah B3. Semangat Batam sebagai Bandara Dunia Madani, tapi kondisinya menumpuk sampah," ujar politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Lagipula, jika limbah plastik itu tak segera dire-ekspor, menurut Budi, pemilik barang akan mengalami kerugian ekonomi yang lebih besar. Sudahlah barangnya ditahan di pelabuhan, tak bisa digunakan, kena biaya tambahan lagi.

"Jadi memang tak bisa berlama-lama di situ. Sepengetahuan saya untuk storage-nya itu dari agen shipping hanya diberikan waktu 3 hari. Semakin lama barang itu di situ, pasti ada biaya penumpukan. Secara ekonomi, importir akan semakin rugi. Kontainer ditimbun lama-lama kena cash," kata Budi. (tribunbatam.id/dewiharyati)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved