Jokowi Sudah Bertemu Prabowo, Ketua BPN Kepri Onward Siahaan: Jangan Ada Caki Maki Lagi
Momen pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang dinantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia akhirnya terwujud, Sabtu (13/7/2019) pagi.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
TRIBUNBATAM.id - Momen pertemuan Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto yang dinantikan oleh seluruh masyarakat Indonesia akhirnya terwujud, Sabtu (13/7/2019) pagi.
Baik Jokowi maupun Prabowo sepakat untuk membangun rekonsiliasi pasca pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Jokowi dan Prabowo sudah bertemu pada Sabtu (13/7/2019) di MRT Lebak Bulus.
Momen pertemuan Jokowi dan Prabowo ini disambut juga dengan penuh kegembiraan oleh para pendukungnya di daerah.
Di Kepri misalnya, momen pertemuan kedua tokoh bangsa ini ditanggapi dengan penuh antusias.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uni di Kepri Onward Siahaan misalnya mengaku senang melihat peristiwa bersejarah tersebut.
• DAFTAR Tempat Tambal Ban di Batam Centre
• Barbie Kumalasari Sering Dinilai Halu dan Pembohong, Sahabat Bongkar Sifat Asli Istri Galih Ginanjar
• Kenalkan Laptop Gaming Asus Terbaru, ROG Zephyrus dan ROG Strix mulai Rp 14,3 juta
• Robert Alberts: Persib Rugi Besar Kehilangan 2 Pilar Kunci
"Kami sangat senang melihat momen pertemuan ini. Saya sedang menonton di televisi saat ini," ungkap Onward kepada TRIBUNABATAM.id.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Kepri ini menilai baik Jokowi maupun Prabowo memiliki jiwa kenegarawanan yang tinggi.
Sebab, keduanya bersedia melepaskan kepentingan masing-masing demi kelanjutan bangsa dan negara ini ke depan.
"Pak Probowo juga sangat menunjukkan sikap yang sangat negawarawan. Begitulah juga dengan Pak Prabowo," ujar Onward.
Menurut Onward, Prabowo juga memiliki pendukung yang banyak di seluruh Indonesia.
Banyak pendukung Prabowo belum ingin calon presiden kebanggaan mereka itu bertemu dengan Jokowi.
Namun, Prabowo justru tidak mementingkan dirinya, pendukungnya dan bahkan partai politik yang didirikannya sendiri.
"Pak Prabowo lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara ini di waktu yang akan datang," ungkap Onward.
Belajar dari teladan Probowo, Onward kemudian mengajak semua pendukung Prabowo - Sandiaga di Kepri untuk mengikuti sikap pemimpinnya itu.
Dengan demikian, tidak ada lagi kelompok-kelompok di dalam masyarakat; tidak ada pengkutuban atau polarisasi antara pendukung Jokowi dan Prabowo.
"Pertandingan sudah berakhir. Mari kita bangun bangsa ini demi Indonesia. Jangan ada caci-maki lagi," ungkap kader Gerindra yang maju lagi ke DPRD Kepri ini.

Sebelumnya, kabar soal pertemuan keduanya sempat menyeruak setelah pemungutan suara digelar pada 17 April 2019 lalu.
Hingga keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) atas sengketa Pilpres 2019 keluar, keduanya belum kunjung bertemu.
Kedua belah pihak dari Jokowi yang diwakili TKN dan Prabowo diwakili Gerindra mengaku telah menjalin komunikasi antar kedua pihak.
Sejak pagi hari tadi Sekretaris Kabinet Pramono Anung melalui twitternya sudah mencuitkan tanda-tanda pertemuan untuk membuat bangsa semakin kuat, maju, adil dan makmur.
"Semoga hari ini menjadi hari yang dikenang buat proses demokrasi yang semakin dewasa.
Mudah2an pertemuan yang terjadi membuat bangsa ini semakin kuat, maju, adil dan makmur #pertemuan#indonesia#AlFatihan,"
Kicauan ini mengakhiri kicauan sebelumnya:
"Ada waktunya berkompetisi, ada waktunya bersama-sama membangun bangsa, mari melangkah ke depan #PersatuanIndonesia #Garuda #Indonesiaku"
Sebelumnya, Jokowi selalu enggan berkomentar banyak soal rencana pertemuan.
Namun, dia sempat menyinggung kemungkinan bertemu Prabowo ketika berada di Bali.
Jokowi mengatakan, rekonsiliasi politik dengan Prabowo rival politiknya dalam Pilpres 2019 bisa dilakukan di mana saja.
• Robert Alberts: Persib Rugi Besar Kehilangan 2 Pilar Kunci
• Kenalkan Laptop Gaming Asus Terbaru, ROG Zephyrus dan ROG Strix mulai Rp 14,3 juta
• Barbie Kumalasari Sering Dinilai Halu dan Pembohong, Sahabat Bongkar Sifat Asli Istri Galih Ginanjar
• DAFTAR Tempat Tambal Ban di Batam Centre
“Ya di mana pun bisa, bisa dengan naik kuda, bisa. Bisa di Jogja bisa, bisa naik MRT bisa. Kita ini ya,” kata Jokowi saat dikonfirmasi wartawan saat meninjau proyek revitalisasi Pasar Sukawati di Gianyar, Bali, Jumat.
Rekonsiliasai
Dalam beberapa pekan terakhir rekonsiliasi kedua kubu diwacanakan.
Rekonsiliasi antara presiden terpilih Jokowi dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo dinilai terhambat akibat elite politik yang berada di dua kubu masih menahan hal tersebut terjadi.
Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial dari Center for Strategic and International Studies, Arya Fernandes menilai, rekonsiliasi perlu serius didorong oleh kedua kubu.
"Salah satunya pertimbangan koalisi. Mungkin kalau terjadi rekonsiliasi dikhawatirkan akan terjadi akomodasi di pemerintahan, sehingga pemerintahan terlalu gemuk dan mungkin tidak ada kecocokan dari sisi karakter politik," kata Arya saat dihubungi, Rabu (10/7/2019) lalu.
Arya mengatakan, faktor yang menentukan terjadinya rekonsiliasi adalah komitmen bersama, baik Jokowi dan Prabowo maupun para elite partai politik yang ada di sekitarnya.
Ia juga mengatakan, para elite Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga seharusnya tidak memanfaatkan rekonsiliasi dengan meminta permintaan tertentu kepada Jokowi sebagai syarat rekonsiliasi.
"Dari sisi 02 tentu jangan juga mereka terlalu ya permintaannya terlalu tinggi. Misalnya, pemulangan Habib Rizieq, kan itu sebenarnya sesuatu yang berbeda, sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan rekonsiliasi," ujar Arya.
Di sisi lain, Arya berpendapat, ada juga partai politik yang ingin mendorong rencana rekonsiliasi sebagai wadah untuk masuk ke koalisi pemerintahan.
Arya mengatakan, para elite harus memahami tujuan dari rekonsiliasi, yaitu komitmen bersama menyesuaikan perbedaan politik yang ada.
Dengan demikian, rekonsiliasi jangan dimaknai sebagai momentum bagi-bagi jatah menteri dan permintaan tertentu.
"Rekonsiliasi itu suatu hal kesungguhan komitmen bersama untuk menyesuaikan perbedaan politik yang mengarah pada perpecahan. Menurut saya itu, kalau akomodasi itu di luar," kata dia.
Muncul nama Habib Rizieq Shihab sebagai syarat rekonsiliasi
Mantan Koordinator Juri Bicara tim pemenangan Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak sependapat soal perlunya rekonsiliasi setelah Pilpres 2019.
Namun dengan catatan, pemerintah harus mengizinkan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq untuk kembali ke Indonesia.
Hal tersebut Dahnil sampaikan melalui akun twitternya @DahnilAnzar pada Kamis (4/7/2019).
“Bila narasi rekonsiliasi politik mau digunakan, agaknya yang paling tepat beri kesempatan kepada Habib Rizieq kembali ke Indonesia, stop upaya kriminalisasi, semuanya saling memaafkan,” kata Dahnil.
Berangkat dari hal tersebut, Dahnil pun mengajak masyarakat Indonesia membangun toleransi yang nyata dimana tidak ada lagi stigma kaum radikalis dan sebagainya.
“Kita bangun toleransi yang otentik,stop narasi-narasi stigmatisasi radikalis dan lain-lain,” tandas Dahnil. (Thomm Limahekin)