KILAS SEJARAH
Begini Kisahnya Seragam Loreng 'Darah Mengalir' Jadi Seragam Khas Kopassus, Punya Makna Khusus
Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.'
TRIBUNBATAM.id - Seragam merupakan bagian terpenting dari suatu pekerjaan. Pun demikian dengan tentara.
Dikalangan tentara terutama TNI penggunaan seragam memiliki cerita tersendiri.
Awal mula penggunaan seragam loreng 'darah mengalir' di kopassus memang memiliki cerita yang cukup panjang.
Tak hanya itu, seragam loreng 'darah mengalir' yang jadi ciri khas Kopassus inipun memiliki makna yang cukup mendalam.
Dilansir dari buku berjudul 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, perubahan seragam loreng 'darah mengalir' menjadi pakaian dinas lapangan (PDL) Kopassusterjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.
• Video Klip dan Lirik Serta Terjemahan Lagu Senorita Shawn Mendes & Camila Cabello
• Senangnya Hotman Paris Hutapea Dapat Panggilan Gus Lora dari KH Said Aqil Siradj
• WASPADA Cuaca Ekstrem, Gelombang Tinggi, Hujan Lebat Disertai Petir Besok Senin 15 Juli 2019
• Rekomendasi 10 Destinasi Budaya Terbaik di China, Miliki Sejarah Panjang
Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’

Aslinya, pakaian loreng tersebut adalah buatan Amerika yang diproduksi pada masa PD-II dalam jumlah sangat besar untuk digunakan pasukan marinirnya (U.S. Marines).
Seiring dengan berakhirnya PD-II, pakaian seragam ini diberikan sebagai bantuan kepada tentara Kerajaan Belanda, yang pada akhirnya diberikan kepada angkatan perang Indonesia kaitannya dengan kemerdekaan RI.
Pakaian inilah yang kemudian dibagikan sebagai seragam khusus prajurit-prajurit satuan Komando.
Pakaian loreng Macan Tutul ini cukup terkenal sebagai ciri khas prajurit prajurit Baret Merah kala itu, utamanya di kalangan masyarakat Jawa Barat,
Hal ini lantaran Kopassus sering melakukan berbagai operasi dalam rangka menumpas gerombolan DI/TII.
Beberapa tahun kemudian, dengan semakin berkurangnya persediaan pakaian loreng Macan Tutul yang sudah tidak diproduksi lagi di negara asalnya, kemudian dilakukan upaya untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajurit Baret Merah.
Komandan Menparkoad Kolonel Inf Moeng Parhadimoeljo menyetujui penggunaan pakaian seragam yang dirancang dengan corak khusus yang khas dan kemudian dikenal dengan nama loreng ‘Darah Mengalir.’
Pakaian loreng baru itu secara resmi diperkenalkan kepada publik untuk pertama kali pada acara parade dan defile pasukan di lapangan parkir Senayan dalam Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1964
Pada tahun 1985, dan seiring dengan diberlakukannya kebijakan reorganisasi satuan-satuan di TNI AD, dan salah satunya merubah Kopassandha menjadi Kopassus, penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir bagi satuan inipun sempat dihapuskan.
