Jika Prabowo Merapat ke Jokowi, Mahfud MD Jelaskan Dampaknya, Sarankan Sejalan Amien Rais

Pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi memancing spekulasi mengenai peta politik lima tahun ke depan, mungkinkah Prabowo gabung koalisi Jok

Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (KOMPAS.com/ Kristian Erdianto )
Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (Presiden Joko Widodo bertemu calon presiden, Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). (KOMPAS.com/ Kristian Erdianto ) 

TRIBUNBATAM.id - Pertemuan Prabowo Subianto dengan Presiden Jokowi memancing spekulasi mengenai peta politik lima tahun ke depan, mungkinkah Prabowo gabung koalisi Jokowi?

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, menilai sah-sah saja jika Prabowo Subianto ikut merapat ke koalisi Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut diungkapkan Mahfud pada wawancara dengan KompasTV yang ditayangkan pada Senin (15/7/2019).

Meski begitu, Mahfud juga menilai soal kemungkinan Prabowo Subianto untuk tetap memilih menjadi oposisi.

"Koalisi boleh, oposisi juga boleh," kata Mahfud MD.

Mahfud Sebut Ahok Bisa Jadi Gubernur, Ini Daerah Gelar Pilkada 2020, Ada Kalimantan Calon Ibu Kota

Peluang Jadi Menteri Sulit, Mahfud MD Sebut Ini Jabatan yang Bisa Untuk Ahok

Prabowo Jawab Kekecewaan Pendukung: Saya Tidak Pernah Tawar-menawar Terhadap Cita-cita

Saat ditanya soal kemungkinan merapatnya Prabowo ke koalisi Jokowi, Mahfud pun menyebut wacana itu bukan sebuah hal yang dilarang.

Namun Prabowo harus siap dengan konsekuensinya.

Karena menurut Pakar PERADI ini akan ada banyak masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan tersebut.

Menurut Mahfud, jika Prabowo dan Partai Gerindra masuk ke Koalisi Indonesia Kerja akan tetap menuai pro dan kontra.

Masyarakat bisa saja menanggapi positif namun bisa jadi justru sebaliknya.

"Itu tidak dilarang, meskipun banyak rakyat yang tidak setuju," ujar Mahfud.

"Tentu banyak yang setuju juga, banyak yang tidak setuju," lanjutnya.

Mahfud pun menyarankan ada baiknya Prabowo tetap berada di posisi sebagai oposisi.

Posisi akan mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, termasuk para pendukung dan relawannya.

"Kalau Gerindra itu memimpin oposisi di parlemen akan sangat bagus dan sangat dihargai," saran Mahfud.

"Tapi kalau misalnya mau bergabung tidak dilarang juga oleh hukum," pungkasnya.

Simak tanggapan Mahfud pada video di bawah ini:

Diberitakan sebelumnya, Mahfud MD menilai Partai Gerindra pantas untuk menjadi pimpinan 'oposisi' pemerintah.

Hal itu disampaikan Mahfud dalam wawancara dengan KompasTV yang ditayangkan pada Minggu (14/7/2019).

Menurut Mahfud, Partai Gerindra merupakan partai yang ada di lingkup koalisi Prabowo-Sandi dengan raihan suara terbanyak.

Dengan perolahan itu, Partai Gerindra yang dipimpin oleh Prabowo Subianto itu bisa memanfaakan posisinya sebagai pihak oposisi.

Oposisi yang dimaksud Mahfud adalah sebagai tim pengawas atau pengontrol pemerintah.

Oposisi ini nantinya, kata Mahfud, menjadi penyeimbang untuk setiap kebijakan yang diambil pemerintah.

"Pak Prabowo (Gerindra, red) yang tertinggi suaranya, bisa memimpin semacam 'oposisi' di DPR, " kata Mahfud.

"Oposisi bagi saya artinya pengawasan, pengontrol dan penyeimbang," lanjutnya.

Mahfud juga menilai ada baiknya jika kelompok eksekutif diserahkan kepadan pihak Joko Widodo.

"Nah yang eksekutif biar sepenuhnya dikelola oleh Pak Jokowi dan partai-partai pendukungnya," terang Mahfud.

"Agar pemerintahan ini ada balance, kalau terus bercampur, mungkin bagi rakyat kurang bagus," pungkasnya pada wawancara itu.

Selain itu, Mahfud juga turut menyambut baik pertemuan antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto.

Terwujudnya pertemuan kedua tokoh yang sempat bersaing dalam kontestasi Pilpres 2019 ini diharapkan membuat masyarakat kembali bersatu.

Masyarakat diharapkan tak lagi terbelah atau mengkotak-kotakkan diri satu sama lain.

Simak video selengkapnya di bawah ini:

Reaksi Amien Rais

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais enggan berkomentar tentang kemungkinan pertemuan Jokowi dan Prabowo yang berlangsung Sabtu (13/7/2019) pagi, membahas tentang rekonsiliasi.

"Mengenai ini, saya harus hati-hati. Karena saya termasuk sangat dekat dengan Mas Prabowo. Jadi, sebelum saya memberikan komentar apapun nanti, saya akan tanya dulu, apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi dan lain-lain," kata Amien di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu.

Amien berjanji akan memberikan komentar mengenai pertemuan Jokowi dan Prabowo setelah membaca surat itu serta bertatap muka langsung dengan Prabowo.

Rencananya, Amien akan menyampaikan pernyataannya pada hari ini, Senin (15/7/2019) di Jakarta. Dia mengatakan saat bertemu nanti, Amien akan menyarankan agar Prabowo tidak bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah.

Ia akan meminta Prabowo dan partainya menjadi oposisi untuk mengawasi jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan.

"Kalau saya, sebaiknya memang kita di luar saja. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu di luar. Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang," ujar Amien.

Menurutnya jika kubu Prabowo bergabung ke koalisi pendukung pemerintah, tidak ada lagi yang mengawasi jalannya pemerintahan.

Amien juga mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu Presideng Jokowi.

"Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien.

Amien mengaku bahwa Prabowo sempat mengirimkan surat kepada dirinya.

Namun, surat tersebut dikirimkan ke kediamannya yang ada di Jakarta sehingga ia belum mengetahui apa isinya.

Ia menduga surat itu berkaitan dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo.

"Saya diberitahu ajudan, itu Pak Prabowo mengirimkan surat amplop tertutup sepertinya agak tebal. Suratnya ada di Gandaria, sementara ajudan saya ada di Pondok Bambu," ucap Amien.

Prabowo tetap komitmen

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya memberikan penegasan menyusul kekecewaan yang dialami pendukungnya.

Pendukung Prabowo kecewa karena terjadinya pertemuan Prabowo dengan Jokowi di Jakarta, Sabtu (16/7/2019) kemarin.

Secera tegas, Prabowo menyatakan tetap pada komitmennya untuk bangsa Indonesia.

 Prabowo menyatakan, seluruh hidupnya sudah dicurahkan untuk kepentingan bangsa dan negara. Hal itu ia ungkapkan lewat akun resmi Instagramnya @ prabowo, Minggu (14/7/2019).

Seperti diketahui, Prabowo bersama pasangannya Sandiaga Uno, telah bersaing ketat dengan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019.

 

Hingga pada akhirnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih dengan mengacu pada putusan sengketa hasil Pilpres yang diputus Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu.

"Assalamualaikum Wr. Wb. Seluruh hidup saya telah saya persembahkan kepada kepentingan Bangsa dan Republik Indonesia. Saya tidak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita dan nilai yang saya pegang yaitu Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur," kata Prabowo lewat akun Instagramnya, Minggu.

Dalam pernyataannya, Prabowo juga menegaskan tak akan pernah tawar-menawar terhadap cita-cita lainnya yang selalu ia pegang, yaitu Indonesia yang berdiri di atas kaki kita sendiri dan rakyat bisa menikmati hasil kekayaan negeri sendiri.

"Indonesia yang utuh dari Sabang sampai Merauke, Bhinneka Tunggal Ika yang berdasarkan UUD 45. Wassalamualaikum Wr. Wb," katanya.

Lewat akunnya, ia menampilkan sebuah karya ilustrasi dari pengguna Instagram bernama Evy Saefullah dengan menyebut akunnya @evysdesigno.

"Terima kasih @evysdesigno atas karya ilustrasinya," kata dia.

Karya itu memuat ilustrasi Prabowo dan Sandiaga dalam mobil yang berbeda sedang menyapa keramaian orang-orang yang mengerubungi keduanya di jalan.

Hingga pukul 15.44 WIB, postingan Prabowo tersebut sudah disukai 247.820 pengguna Instagram.

Prabowo bertemu presiden terpilih Joko Widodo di MRT Jakarta, Sabtu (13/7/2019). Dalam pertemuan tersebut Prabowo menegaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia harus bersatu.

"Tak ada lagi cebong-cebong, kampret-kampret, semuanya Merah Putih," kata Prabowo.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Soal Kemungkinan Prabowo Subianto Merapat ke Koalisi Jokowi, Mahfud MD: Banyak Rakyat Tidak Setuju

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved