Bermodal Bahasa Inggris yang Dipelajari di SMA, Pria di Anambas Ini Jadi Pusat Informasi Turis Asing
Dia langsung mengambil posisi di pintu keluar Bandara.Dia mengenakan kemeja lengan pendek berwarna putih merah.
"Waktu itu saya masih kerja di sekolah. Saya merasa guru lain yang melihat saya seperti cemburu.
Akhirnya saya putuskan untuk pindah dari sekolah itu ke dinas," ujar Gusdi saat dihubungi Jumat (19/7/2019) siang.
Saat ini, baru Gusdi sajalah yang menjadi pusat informasi wisata di Pulau Jemaja.
Selain ke pulau, wisatawan yang datang ke Jemaja, biasa dia bawa ke Air Terjun Neraja di Desa Ulu Maras atau wisata Mangrove di Desa Genting Pulur Kecamatan Jemaja Timur.
Untuk membawa wisatawan, Gusdi bekerja sama dengan pemilik tempat usaha semisal pemilik mobil, kapal dan tempat penginapan.
Dia hanya membantu memfasilitasi keinginan wisatawan mancanegara itu.
Dari kunjungan wisatawan itu, dia memperoleh upah. Sayang, untuk musim sekarang ini wisata ke pulau tidak dia referensikan.

"Kamis (18/7) kemarin, membawa orang Kementrian Pariwisata ke Pulau Ayam, kuat gelombang," ungkap Gusdi.
Dia pun senang kampung halamannya mulai dilirik wisatawan mancanegara.
Gusdi juga mengajak warga di Pulau Jemaja untuk menjaga kebersihan dan sopan santun.
• GEMPA HARI INI, Gempa 4.5 SR Guncang Tasikmalaya Jumat (19/7) Jam 01.22 WIB, Berikut Info BMKG
• Mendingan Aplikasi Bikin Wajah Lebih Muda 15 Tahun, Gak Usah Ikut Age Challenge
• Sekali Mati Lampu Durasi 3 Jam, Cek Jadwal Pemadaman Listrik di Batam Jumat 19 Juli 2019
• Baru Tiga Bulan Lalu Bebas dari Penjara, Hadi Saputra Curi Lagi, Ditangkap Kembali di Tanjunguban
Menurut Gusdi, wisatawan mancanegara sangat peka soal kebersihan, khususnya sampah plastik.
Selain itu, mereka mengeluhkan akses internet yang menurut mereka masih sulit didapatkan.
"Mereka mengeluhkan itu. Namun untuk sinyal, sejak Kamis kemarin mendadak sudah bagus. Semoga dapat bertahan selamanya," sebut Gusdi. (TRIBUNBATAM.id/Septyan Mulia Rohman)