Tafsir Jokowi Sebut 'Lamun Sira Sekti, Aja Mateni', Diunggah Setelah Prabowo Rapat Sikap Politik
Presiden Jokowi menuliskan filosofi Jawa 'Lamun sira sekti, aja mateni', sarat makna berkaitan dengan kekuasaan.
Penulis: Agus Tri Harsanto | Editor: Agus Tri Harsanto
Hasto mengatakan, Indonesia beruntung memiliki seorang kepala negara yang memedomani nilai-nilai leluhur Jawa itu.
Menurut dia, memang sudah seharusnya kekuasaan dipakai untuk merangkul seluruh elemen masyarakat.
"Kita belajar dari 32 tahun pak Harto ketika kekuasaan dipakai dengan otoriter, dengan menggunakan segala daya upaya kesaktian negara, akhirnya rakyat mengambil sebuah langkah yang sangat tegas," kata Hasto.
Pertemuan Jokowi dan Prabowo di stasiun MRT dianggap akan mengubah peta politik dalam lima tahun ke depan.
Partai Gerindra sudah menyerahkan ke Prabowo Subianto untuk menentukan sikap politiknya.
Muncul sinyal-sinyal Prabowo akan membawa Gerindra bergabung dengan koalisi, namun sekali lagi belum ada keputusan final.
Dalam waktu dekat, Prabowo dikabarkan akan mengundang Jokowi dan sejumlah petinggi partai koalisi Jokowi seperti Megawati Soekarnoputri, Ketum Golkar Airlangga Hartarto hingga Muhaimin Iskandar.
Tawarkan konsep
Partai Gerindra menawarkan sejumlah konsep program kepada pemerintahan barau Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Tak hanya itu, Gerindra juga akan menyiapkan kadernya untuk menjalankan konsep program itu apabila Jokowi-Ma'ruf menerimanya.
Konsep program tersebut dibahas dalam rapat Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersama seluruh dewan pembina partai di kediamannya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (19/7/2019).
"Konsep kemandirian pangan, ketahanan energi. Pokoknya itu jadikan satu konsep. Kalau konsep mandiri-mandiri itu kemudian diterima (Jokowi-Ma'ruf), lalu kan nanti akan dihitung bidangnya berapa, orangnya berapa, kan begitu," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan seusai pertemuan.
Meski demikian, Dasco menegaskan bahwa konsep itu tidak langsung berkaitan dengan bagi-bagi kursi jabatan di pemerintahan.
Jika konsep tersebut diterima oleh pemerintahan baru Jokowi-Ma'ruf, Gerindra bersedia masuk ke dalam koalisi parpol pendukung pemerintah. Namun, jika tidak disetujui, Gerindra akan tetap menjadi oposisi.
"Ya kalau ke dalam (pemerintahan) itu tidak langsung bagi-bagi kursi, tetapi dengan tukar-menukar konsep. Kalau konsep kami diterima, artinya kan baru ketahuan berapa jumlah orang yang diperlukan untuk menjalankan konsep tersebut," kata Dasco.