BATAM TERKINI
Yotje Mende dan Basaria Capim KPK Pernah Tangani Kasus Besar Ini Semasa Bertugas di Polda Kepri
Dari 104 deretan nama calon pimpinan (capim) Pimpinan KPK yang lulus tahap administasi, terdapat dua nama yang pernah tugas di Polda Kepri.
Pada perjalanannya, Mindo Tampubolon divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Batam. Namun JPU dari Kejari Batam kala itu banding.
Pada akhirnya, AKBP Mindo Tampubolon yang divonis Mahkamah Agung penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terhadap istrinya, Putri Mega Umboh ditangkap aparat kejaksaan setelah 6 tahun buron.
Tidak sedikit yang prihatin atas kasus itu. Termasuk Getwien Mosse, mertua Mindo Tampubolon yang juga ibunda Putri Mega Umboh. Getwin tidak percaya menantunya membunuh putrinya. Dan kasus itu, ia duga sebagai hal rekayasa.
Selain itu, dari catatan wartawan Tribunbatam.id, sejumlah kasus yang belum terungkap semasa Yotje Mende menjabat Kapolda Kepri masih menjadi catatan. Antara lain kejelasan keberadaan sepucuk senapan serbu jenis Steyr AUG dan satu magezen yang hilang dirampas dari tangan anggota Polri saat melakukan pengawalan Tugboat HM Leo.
Diketahui, tugboat ini dirompak pada September 2012 lalu, saat melintas di Selat Riau. Hingga kini belum diketahui apakah senjata tersebut sudah diketemukan atau belum.
Saat itu, Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono (kini sudah penisun) mengatakan, pemeriksaan masih dilakukan guna melakukan penyelidikan dugaan perompak yang diduga berjumlah delapan orang.
"Sudah diperiksa 12 orang, termasuk anggota Brimob tersebut. Dan hingga kini, kasus tersebut masih ditelusuri oleh Densus 88 dan Polda Kepri," kata AKBP Hartono Selasa (11/9/2012) saat itu kepada wartawan.
Kasus lainnya yang hingga kini belum jelas penyelesaian hukumnya adalah penimbunan Bahan Bakar Minyak alias BBM di PT Gandasari Petra Mandiri, yang gudangnya di kawasan Seinam Bintan digerebek polisi pada Kamis (27/9/2012).
Hingga kini kasus tersebut masih bolak- balik dari polisi ke kejaksaan dan dinilai beberapa pihak tak menyentuh aktor intelektual dari penimbunan BBM tersebut. Bahkan, barang bukti yang seharusnya tidak berubah bentuk, justru kini malah berubah.
Kemudian kasus yang tak hingga kini juga masih buram penyelesaiannya adalah pengungkapan misteri tewasnya empat bocah yang ditemukan membusuk di sebuah mobil sedan, di kawasan Pasar Cik Puan, Bengkong, Batam, Kepri pada penghujung Februari 2013.
Keluarga empat bocah yang tewas yakni Maria Yelsan Fenge (6), Cosmas Ferson (4), Wihelmus Rudi (3) dan Aprileus Ama Mado (5) memiliki keyakinan kuat bahwa anak-anaknya meninggal secara tak wajar.
Namun, Yotje saat itu mengatakan kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen atau asfiksia.
"Hasil otopsi pemeriksaan dari kedokteran forensik Polri dan labfor Medan yang telah kita terima kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende kepada media usai acara silaturahmi Kapolda Kepri dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda dan FKUB Provinsi Kepri di Hotel Novotel, Batam, Kepri pada Senin (18/3/2013).
Sebulan kemudian, saat peringatan 40 hari meninggalnya keempat bocah itu, Rabu (10/4/2013), keluarga besar empat bocah dan Aliansi Pemuda Indonesia Timur (APIT) mengaku sangat kecewa terhadap kinerja aparat kepolisian. Bukan tanpa alasan. Sebab sudah satu setengah bulan berlalu namun teka-teki kematian anak-anak mereka hingga kini belum berhasil diungkap dan ditemukan fakta penyebab di balik kasus tersebut.
Sedangkan kasus lain yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi suksesor Yotje di Polda Kepri adalah terkesan enggannya kepolisian kal itu melakukan langkah hukum terhadap insiden penembakan di perairan Batam oleh gerombolan penyelundup terhadap Kapal Patroli Bea dan Cukai.