BATAM TERKINI
Yotje Mende dan Basaria Capim KPK Pernah Tangani Kasus Besar Ini Semasa Bertugas di Polda Kepri
Dari 104 deretan nama calon pimpinan (capim) Pimpinan KPK yang lulus tahap administasi, terdapat dua nama yang pernah tugas di Polda Kepri.
TRIBUNBATAM.id, BATAM – Dari 104 deretan nama calon pimpinan (capim) Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang lulus tahap administasi, terdapat dua nama yang pernah bertugas di Mapolda Kepri. Pertama Irjen Pol (Purn) Basarian Pandjaitan dan Irjen Pol (Purn) Yotje Mende.
Seperti diketahui, petahana Basarian Pandjaitan merupakan mantan Direktur Reskrim Polda Kepri pada tahun 2007. Sedangkan Irjen Pol (Purn) Yotje Mende adalah mantan Kapolda Kepri sejak 2 Maret 2012 sampai dengan 11 Juni 2013. Keduanya, merupakan bagian dari sembilan perwira tinggi polri yang lulus tahap yang sama.
Basarian Pandjaitan dan Yotje Mende semasa menjabat di Mapolda Kepri telah melakukan berbagi terobosan. Termasuk dalam hal menangani perkara yang menyita perhatian publik kala itu. Seperti halnya Basarian Pandjaitan. Wanita asal Tapanuli ini, tidak diragukan dalam bidang reserse.
Senin, 24 Agustus2007 Basaria Panjaitan yang masih berpangkat AKBP atau melati dua saat itu, mengungkakan kasus pencurian 25 unit mobil mewa. Dari 25 mobil mewah ini, terdapat sepuluh unit mobil mewah berbagai merek.
• Heboh Saldo Bank Mandiri Berkurang, Polda Kepri Minta Nasabah Tetap Tenang
• Ada 8 Aset yang Dihibahkan BP Batam kepada Pemko Batam, Salah Satunya Stadion Sepak Bola
• Eat Boss Tawarkan Paket Makan Siang Murah, Ada 19 Menu yang Bisa Dipilih Pembeli
Kala itu, Mobil-mobil tersebut diduga sebagai hasil kejahatan dari Malaysia, ditemukan kawasan gudang berikat PT Carindo Utama Mandiri (CUM), Batu Ampar, Batam oleh tim Mabes Polri dan Polda Kepri Senin (2/4/2017). PT Carindo Utama Mandiri (CUM) merupakan milik pengusaha Yakob Sucipto yang kini menjabat sebagai Ketua Wushu Kota Batam. Dan menggeluti olahraga tinju.
Pengungkapan kasus pada saat itu, merupakan nilai plus bagi Basaria. Sebab, selama 2007 itu belum ada satu orang pun pejabat setingkatnya yang berhasil mengungkap kasus yang terbilang menyita perhatian publik saat itu.
Ternyata, kasus pengungkapan 25 mobil mewah itu ditanyakan sewaktu Basaria mencalonkan sebagai capim KPK pada 2015 lalu. Pertanyaan soal kasus ini dilemparkan oleh salah satu panitia seleksi, Harkristuti Harkrisnowo. Pakar hukum pidana ini mengaku mendapat laporan dari sebuah lembaga swadaya masyarakat bahwa Basaria pernah menangani kasus ini.
“Apa yang terjadi dengan mobil-mobil itu selanjutnya?” tanya Harkristuti.
“Masalah mobil itu bukan kewenangan kepolisian. Putusannya di MA (Mahkamah Agung) orangnya tetap bersalah, tapi mobilnya dikembalikan ke dia (pencuri) itu juga,” kata Harkristuti.
Menanggapi hal ini, Hakim Agung Suhadi mengatakan pada Rappler bahwa ia belum memeriksa nomor perkara kasus yang pernah ditangani Basaria. "Saya harus periksa dulu," kata Suhadi, Senin.
Namun menurut aturan, mobil-mobil tersebut seharusnya dikembalikan ke pemiliknya bukan ke pencuri.
"Tapi kita belum tahu kasusnya seperti apa. Bisa jadi kasus jual-beli. Pembeli belum melunasi jadi diambil lagi oleh dealernya. Lalu dituduh mencuri," katanya.
#Yotje Mende#
Tidak kalah ingat. Mantan Kapolda Kepri Irjen Pol Yotje Mende juga telah banya melakukan terobosan semasa menjabat di Polda Kepri. Berbagai pengungkapan kasus besar dan menyita perhatian publik sudah diungkap.
Salah satunya adalah kasus AKBP Mindo Tampubolon pada pertengahan tahun 2012, yang kini berstatus sebagai terpidana kasus pembunuhan istrinya almarhumah Putri Mega Umboh.
Pada perjalanannya, Mindo Tampubolon divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Batam. Namun JPU dari Kejari Batam kala itu banding.
Pada akhirnya, AKBP Mindo Tampubolon yang divonis Mahkamah Agung penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terhadap istrinya, Putri Mega Umboh ditangkap aparat kejaksaan setelah 6 tahun buron.
Tidak sedikit yang prihatin atas kasus itu. Termasuk Getwien Mosse, mertua Mindo Tampubolon yang juga ibunda Putri Mega Umboh. Getwin tidak percaya menantunya membunuh putrinya. Dan kasus itu, ia duga sebagai hal rekayasa.
Selain itu, dari catatan wartawan Tribunbatam.id, sejumlah kasus yang belum terungkap semasa Yotje Mende menjabat Kapolda Kepri masih menjadi catatan. Antara lain kejelasan keberadaan sepucuk senapan serbu jenis Steyr AUG dan satu magezen yang hilang dirampas dari tangan anggota Polri saat melakukan pengawalan Tugboat HM Leo.
Diketahui, tugboat ini dirompak pada September 2012 lalu, saat melintas di Selat Riau. Hingga kini belum diketahui apakah senjata tersebut sudah diketemukan atau belum.
Saat itu, Kabid Humas Polda Kepri AKBP Hartono (kini sudah penisun) mengatakan, pemeriksaan masih dilakukan guna melakukan penyelidikan dugaan perompak yang diduga berjumlah delapan orang.
"Sudah diperiksa 12 orang, termasuk anggota Brimob tersebut. Dan hingga kini, kasus tersebut masih ditelusuri oleh Densus 88 dan Polda Kepri," kata AKBP Hartono Selasa (11/9/2012) saat itu kepada wartawan.
Kasus lainnya yang hingga kini belum jelas penyelesaian hukumnya adalah penimbunan Bahan Bakar Minyak alias BBM di PT Gandasari Petra Mandiri, yang gudangnya di kawasan Seinam Bintan digerebek polisi pada Kamis (27/9/2012).
Hingga kini kasus tersebut masih bolak- balik dari polisi ke kejaksaan dan dinilai beberapa pihak tak menyentuh aktor intelektual dari penimbunan BBM tersebut. Bahkan, barang bukti yang seharusnya tidak berubah bentuk, justru kini malah berubah.
Kemudian kasus yang tak hingga kini juga masih buram penyelesaiannya adalah pengungkapan misteri tewasnya empat bocah yang ditemukan membusuk di sebuah mobil sedan, di kawasan Pasar Cik Puan, Bengkong, Batam, Kepri pada penghujung Februari 2013.
Keluarga empat bocah yang tewas yakni Maria Yelsan Fenge (6), Cosmas Ferson (4), Wihelmus Rudi (3) dan Aprileus Ama Mado (5) memiliki keyakinan kuat bahwa anak-anaknya meninggal secara tak wajar.
Namun, Yotje saat itu mengatakan kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen atau asfiksia.
"Hasil otopsi pemeriksaan dari kedokteran forensik Polri dan labfor Medan yang telah kita terima kematian keempat bocah di Bengkong dipastikan karena kekurangan oksigen," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Yotje Mende kepada media usai acara silaturahmi Kapolda Kepri dengan tokoh masyarakat, agama, pemuda dan FKUB Provinsi Kepri di Hotel Novotel, Batam, Kepri pada Senin (18/3/2013).
Sebulan kemudian, saat peringatan 40 hari meninggalnya keempat bocah itu, Rabu (10/4/2013), keluarga besar empat bocah dan Aliansi Pemuda Indonesia Timur (APIT) mengaku sangat kecewa terhadap kinerja aparat kepolisian. Bukan tanpa alasan. Sebab sudah satu setengah bulan berlalu namun teka-teki kematian anak-anak mereka hingga kini belum berhasil diungkap dan ditemukan fakta penyebab di balik kasus tersebut.
Sedangkan kasus lain yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi suksesor Yotje di Polda Kepri adalah terkesan enggannya kepolisian kal itu melakukan langkah hukum terhadap insiden penembakan di perairan Batam oleh gerombolan penyelundup terhadap Kapal Patroli Bea dan Cukai.
Kejadian ini terjadi beberapa kali namun Yotje menyatakan polisi tidak mendapat laporan resmi dan polisi tidak mau mencampuri kewenangan instansi lain.
Selain keempat kasus yang menjadi teka- teki masyarakat Kepri selama ini, kasus lainnya juga tidak kalah menjadi sorotan publik. Seperti halnya penanganan beberapa kasus pelangsir solar di Batam yang ditangani Polresta Barelang dan Polda Kepri pada masa itu.
Adanya laporan penipuan beromset ratusan juta hingga miliaran rupiah yang ditangani Polda Kepri. Warga Kepri khususnya Batam yang menjadi korban penipuan berkedok investasi ini, disebut-sebut menyeret seorang tersangka berkewarganegaraan asing.
Kepada media, Kombes Pol M Fadil mantan Dirreskrimum Polda Kepri mengakui adanya kasus tersebut yang tengah ditangani penyidiknya. Namun tidak pernah memberikan keterangan persnya seperti apa modus para pelaku.
Kasus lain yang hingga kini masih hangat menjadi perbincangan publik adalah larinya bos RK Mobil yang menipu konsumennya hingga miliaran rupiah. Dalam kasus itu, pria bernama Afandi, pemilik RK Mobil baru dilakukan pencekalan dan dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang Polda Kepri setelah yang bersangkutan kabur.
"Tersangka sekarang masuk DPO kepolisian. Polda juga telah mencekal yang bersangkutan agar tidak melarikan diri ke luar negeri," ujar AKBP Hartono, Kabid Humas Polda Kepri, Selasa (5/2/2013).
Tidak luput juga menjadi sorotan banyak publik, yang hingga saat ini masih terus berlangsungnya penambangan bouksit secara ilegal di Tanjungpinang dan Bintan. Masalah galian C ini anehnya tidak satu pun yang menjadi milik kasus polisi. Apalagi hingga ke meja hijau.
Pasang lepas dan pasang lepas lagi garis pembatas (police line) kepolisian kerap terjadi. Itu kejadian dulu semasa waktu Yotje Mende menjabat di Mapolda Kepri. Meski begitu, tidak sedikit yang mendoakan pria kelahiran Tolitoli, Sulawesi Tengah, 8 Juli 1957 untuk lulus menjadi pimpinan anti rasuah di negeri ini. Demikian halnya untuk Basaria. (tribunbatam.id/leo halawa)
Ket Foto:
Kolase foto Irjen Pol (Purn) Yotje Mende dan Irjen Pol (Purn) Basaria Pandjaitan. Keduanya lulus tahap administasi capim KPK. TRIBUNBATAM.IST