Kisah Penjual Gorengan Naik Haji Hasil Menabung Selama 7 Tahun, Meninggal di Tanah Suci Karena Sakit

Kisah Penjual Gorengan Naik Haji Setelah Menabung Selama 7 Tahun, Meninggal di Tanah Suci Karena Sakit

TribunnewsBogor
Kisah Penjual Gorengan Naik Haji Hasil Menabung Selama 7 Tahun, Meninggal di Tanah Suci Karena Sakit 

Orang yang menghubunginya itu berbicara menggunakan bahasa Inggris.

Namun, sambungan telepon itu kemudian ditutup karena keluarga tak begitu paham apa yang disampaikan orang dari sambungan telepon tersebut.

"Kalau diartikan mungkin, ini keluarga Abdullah bin Muhammad bukan yang berangkat ke Arab Saudi. Cuman kesini-sini omongannya gak ngerti, kemudian (sambungan telepon) ditutup. Perkiraan saya mungkin HP-nya hilang, mau diinfoin," kata Ahmad.

Warung kecil tempat Isah berjualan gorengan dalam kesehariannya
Warung kecil tempat Isah berjualan gorengan dalam kesehariannya (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Saat itu, ia mengaku tak menaruh curiga jika ibundanya telah wafat di Arab Saudi.

Kemudian Ahmad menghubungi salah satu kerabatnya melalaui WhatsApp menanyakan kabar Ibunda dan Ayahnya yang juga berangkat ke tanah suci.

Lalu mendapat kabar bahwa ayahnya dalam keadaan sehat namun ibunya dikabarkan sedang sakit.

Namun kemudian Ahmad kedatangan tamu yakni anak pamannya sendiri yang membawa kabar berbeda yakni Ibundanya wafat di Mekah.

"Dia telepon orang tuanya di Mekah, infonya itu, bahwa Ibu Isah udah meninggal pada Sabtu (27/7/2019) sebelum maghrib dan sehabis maghrib udah dimakamin. Awalnya kan saya saya tanya, bapak emang sehat, tapi kalau ibu tidak sehat katanya. Dia bilangnya begitu, padahal dia gak tega (memberi tahu keluarga di Indonesia)," katanya.

Dimakamkan di tanah suci Mekah

Isah Oti Sana jamaah haji asal Sentul, Kabupaten Bogor yang wafat saat melaksanakan ibadah haji di tanah suci tidak dipulangkan ke tanah air.

Hal itu dilakukan setelah adanya pertimbangan dari pihak keluarga.

Almarhum dimakamkan di pemakaman sebelah utara Masjidil Haram, Kota Mekah, yang disebut pemakaman Jannatul Mu'alla atau Pekuburan Ma'la.

"Hari Sabtu itu habis Maghrib udah dimakamin katanya di Ma'la, dimakamin di sana (Mekah)," kata Ahmad kepada TribunnewsBogor.com, Senin (29/7/2019).

Ia mengaku bahwa pihak keluarga tak tega jika jenazah almarhum dipulangkan ke Indonesia karena memerlukan proses yang panjang.

"Prosesnya sampai 3 bulan katanya, jadi jenazah dibekuin dulu, ngurus ini itu, kasihan jenazahnya. Tapi kalau di sana, cuman kita doang yang ditinggalin gak tega," katanya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved