Defisit Anggaran Indonesia Diperkirakan Makin Melebar, Investasi Tak Seperti yang Diharapkan
Defisit anggaran Indonesia berpotensi melebar hingga Rp 300 triliun dan berada di kisaran 2% - 2,1% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Di lain pihak, lembaga penilai dunia seperti Moody's atau S&P beberapa tahun belakangan memberikan confidence terhadap stabilitas Indonesia sebagai tempat yang baik untuk berinvestasi dibanding negara lain.
"Dua hal tersebut yang membuat investor dalam dan luar negeri ekstra hati-hati untuk berinvestasi di Indonesia. Nah, karena terlalu hati-hati, mereka jadi lambat mengambil keputusan," tambah Shinta.
Shinta berharap di semester II 2019 ini arus investasi menjadi lebih baik.
Target investasi hingga akhir tahun 2019 adalah sebesar Rp 792 triliun. Namun, menurutnya target tersebut akan sulit dicapai karena faktor eksternal perekonomian global.
Namun, Shinta mengatakan, ada harapan bila pemerintah melakukan perbaikan dari dalam negeri. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah sangat penting.
Ia mengimbau pemerintah untuk bisa melakukan breakthrough kebijakan dan implementasi kebijakan reformasi dengan lebih baik.
Apabila pemerintah tidak melakukan usaha-usaha tersebut, tren wait and see dari para investor akan terus berlanjut sehingga perlambatan pertumbuhan investasi akan terus ada.
Sebagai tambahan berikut rincian realisasi investasi: Dari sisi Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 212,8 triliun atau naik 4% year on year (yoy).
Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 182,8 triliun, angka ini lebih tinggi 16,4% dari periode sama tahun lalu.