5 Cara China Tanggapi Kerusuhan di Hongkong, Tegaskan Lindungi Kedaulatan
Dari Juni 2019, demonstran di Hongkong menuntut keadilan dan terjadi konflik pemukulan di stasiun MRT. Begini cara pemerintah China menghadapinya.
TRIBUNBATAM.id - Berawal dari rencana pengubahan undang-undang Ekstradiksi, berbagai kerusuhan di Hongkong terus berlangsung hingga saat ini.
Semenjak Juni 2019 lalu, banyak demonstran di Hongkong yang menuntut keadilan dan terjadi berbagai konflik seperti pemukulan di stasiun MRT.
Penduduk Hongkong menolak keras rancangan undang-undang yang sebagian besar merupakan penduduk semi-otonom tersebut.
• Usai Habisi Nyawa Vera Oktaria, Prada DP Bersantai Makan Jeruk Sambil Nonton TV, Bersiap Memutilasi
• Irish Bella Ubah Potongan Rambutnya, Lihat Tampilan Istri Ammar Zoni yang Berambut Pendek
• Perampok Penembak Mati Bripka Afrizal Dikenal Jago IT & Miliki 2 Keahlian Khusus yang Ngeri
Akan tetapi meski pemerintah Hong Kong telah menyatakan menangguhkan perubahan undang-undang kontroversial tersebut, gerakan anti-pemerintah tak kunjung reda, bahkan semakin meluas dengan menuntut dilakukannya reformasi demokrasi di Hong Kong.
Dalam aksi unjuk rasa beberapa hari terakhir, massa pengunjuk rasa kerap terlibat bentrokan dengan polisi anti-huru hara dan menambah ketegangan di kota.
China, sebagai pemerintah pusat yang berkuasa atas Hong Kong di bawah prinsip satu negara dua sistem, akhirnya mengambil tindakan.
Berikut sejumlah cara yang diambil pemerintah China menghadapi situasi kerusuhan di Hong Kong:
1. Peringatkan AS dan Inggris Agar Tak Ikut Campur
Pemerintah China mengecam pihak asing yang dianggap telah mencampuri urusan Hong Kong terkait insiden bentrokan dan penyerangan terhadap massa pengunjuk rasa pro-demokrasi.
Kecaman tersebut ditujukan Beijing, khususnya kepada Amerika Serika dan Inggris, yang berkomentar prihatin atas insiden pemukulan terhadap pengunjuk rasa dan warga di stasiun MRT, pada Minggu (21/7/2019) lalu.
Inggris dan AS juga mengkritik pengikisan kebebasan yang terjadi di kota semi-otonom itu.
Namun keprihatinan dan kritik dari pihak asing itu direspons secara negatif oleh otoritas China.
"China tidak akan mentolerir kekuatan asing yang campur tangan dalam urusan Hong Kong. China juga tidak akan membiarkan kekuatan asing mengganggu Hong Kong," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, dalam konferensi pers singkat, Selasa (23/7/2019).
2. Sebut Pelaku Kerusuhan Tidak Bisa Ditoleransi
Pemerintah China bereaksi keras terhadap aksi unjuk rasa anti-pemerintah yang telah merusak dinding kantor perwakilan mereka di Hong Kong dan mencorat-coret lambang nasional.