5 Cara China Tanggapi Kerusuhan di Hongkong, Tegaskan Lindungi Kedaulatan
Dari Juni 2019, demonstran di Hongkong menuntut keadilan dan terjadi konflik pemukulan di stasiun MRT. Begini cara pemerintah China menghadapinya.
Beijing juga menyebut para pengunjuk rasa sebagai perusuh dan telah melakukan hal yang tidak dapat ditoleransi.
"(Tindakan) ini... telah secara serius merusak perasaan seluruh rakyat China, termasuk tujuh juta rekan senegaranya di Hong Kong," ujar Wang Zhimin, utusan utama Beijing yang menyerukan kepada pihak berwenang untuk mengejar "para perusuh".
3. Siap Tempatkan Pasukan Jika Diminta Pemerintah Hong Kong
China memperingatkan bisa menempatkan pasukan jika mendapat permintaan dari pemerintah Hong Kong dalam upaya mempertahankan ketertiban umum.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian dalam konferensi pers menjelaskan bahwa pemerintah pusat terus memantau situasi di Hong Kong.
Ditanya cara mereka menangani situasi, Wu mencatat telah ada "ketentuan yang jelas" dalam aturan perundang-undangan garnisun Hong Kong.
Dalam undang-undang itu disebutkan pemerintah Hong Kong bisa meminta bantuan garnisun atau pasukan demi "mempertahankan ketertiban umum".
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah mendirikan garnisun di Hong Kong sejak 1997, setelah wilayah itu dikembalikan oleh Inggris ke China.
Namun, pasukan itu jarang terlihat di hadapan publik.
4. Merilis Video Propaganda Latihan Militer China
Militer China merilis sebuah video propaganda yang memperlihatkan latihan pasukan bersenjata dalam menanggapi aksi unjuk rasa.
Video berdurasi tiga menit itu diunggah ke media sosial pada Rabu (31/7/2019), di tengah ketegangan yang meningkat di Hong Kong, menyusul serangkaian aksi unjuk rasa massa pro-demokrasi yang berulang kali berakhir ricuh.
Dalam video turut ditampilkan aksi pasukan PLA yang menggunakan helikopter, peluncur roket, tank, serta perangkat keras militer lainnya.
Video yang diunggah pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Hong Kong itu disertai keterangan yang menyatakan "kepercayaan diri" dan "kemampuan" untuk menjaga keamanan di kota semi-otonom di selatan daratan China.
"Kami percaya diri dan mampu mempertahankan kedaulatan nasional, keselamatan, kepentingan pembangunan, dan menjaga kemakmuran dan stabilitas Hong Kong dalam jangka panjang," tulis keterangan video.