JANGAN Remehkan Kentut Sapi, Mampu Ledakkan Kandang, Bahkan Picu Hancurnya Peradaban di Bumi
Sebuah peternakan meledak setelah kentut sapi, Untungnya hanya satu sapi yang menderita luka ringan, tetapi kandangnya rusak pada bagian atapnya
TRIBUNBATAM.id - Sapi adalah hewan terbaik yang biasa dijadikan kurban pada hari raya kurban atau Idul Adha.
Sapi tidak mengancam manusia, namun tahukah Anda ada hal mengerikan dari hewan ini.
Kentut sapi rupanya adalah hal mengerikan yang konon bisa menghancurkan dunia, dalam sebuah pernyataan di Global Citizen.
Satu-satunya fakta bahwa kentut sapi adalah bahaya, yaitu tahun 2014 di mana sebuah peternakan meledak dan terbakar karena kentut sapi.
• Dulu Hanya Ruko, Inilah Pesona Ann Siang House Hotel Mewah di Singapura
• Berambut Gondrong, Sosok Jenderal TNI Ini Lebih Mirip Seniman, Tapi Mampu Bikin Soeharto Menangis
• Sinopsis Serial Ishq Mein Marjawan ANTV Hari Ini Sabtu (3/8),Deep Dalang Pembunuhan Keluarga Aarohi?
• Pemkot Surabaya GERAM dengan Tim Anies Baswedan, Cuitan Dianggap Serang pribadi Wali Kota Risma
Peternakan Rasdorf Jerman, meledak setelah kentut sapi, dan hal itu disebabkan kentut sapi.
"Gas itu terus menumpun, dalam struktur dan dinyalakan pada malam hari, ketika muatan listrik statis menyebabkan meledak dengan nyala api," kata polisi melalui Metro 2014 silam.
Untungnya hanya satu sapi yang menderita luka ringan, tetapi kandangnya rusak pada bagian atapnya.
Lantas mengapa kentut sapi begitu berbahaya hingga disebut bisa menghancurkan dunia?
Perlu Anda ketahui, kentut sapi atau disebuts sebagai emisi bovine adalah ancaman eksistensial terhadap manusia.
Hewan ternak tersebut menyumbang 18% dari emisi gas rumah kaca global, dan bahayanya gas kentut sapi mengandung metana.
Meski karbondioksida penyebab utama perubahan iklim, metana 84 kali lebih kuat dalam memerangkap panas di atmosfer.
Selain itu berdifusi ke udara dengan cepat, menciptakan efek pemanasan yang lebih cepat daripada gas rumah kaca lainnya.
Dalam beberapa hal, kentut sapi bisa menyebabkan hujan asam, jadi secara teknis, sebagian besar emisi tersebut berasal dari sendawa.
Bukan dari perut kembung, dan bertanggung jawab atas dua pertiga dari amonia yang dilepaskan ke udara karena aktivitas manusia.
Amonia beracun bagi hewan yang hidup di air, berbahaya bagi tana yang subur dan memainkan peran penting dalam mengangkut polutan yang menyebabkan hujan asam ke atmosfer.