FAKTA BARU Kematian Paskibra Calon Pembawa Baki, Terungkap Alasan Senior Sobek-sobek Diary Aurellia
Buku harian Aurellia, Paskibra calon pembawa baki bendera disobek-sobek seniornya. Dugaan penganiayaan oleh senior ini tengah ditangani
Bahkan Benjamin tak dapat menahan air mata saat ikut mendoakan Aurel.
Dalam unggahan video di akun Instagramnya, ia nampak beberapa kali menyeka air matanya.
Kondisi berlawanan diungkapkan keluarga almarhumah.
Paman Aurellia, Romi jika jasad keponakannya dipenuhi dengan lebam biru.
Bahkan keponakannya ini pernah cerita jika dia mendapatkan pukulan dari seniornya.
"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurellia) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," kata Romi saat ditemui di rumah duka, Taman Royal, Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/8/2019).
Hal ini juga dibenarkan oleh ayah Aurellia yang sempat dicurhati putri tercintanya.
Farid Abdurrahman (42) mengungkapkan cerita putrinya saat masa pelatihan yang dijalani putrinya untuk menjadi Paskibraka kota Tangerang Selatan.

Farid mengatakan, jika orangtua komplain dengan cara latihan Paskibraka, maka para anggota justru akan diberi latihan lebih keras lagi seperti dikutip TribunMataram dari Kompas.com.
Hal ini tentu membuat calon paskibrakan ini merasakan ketakutan untuk berbicara yang mereka alami.
"Pernah anak saya cerita bahwa ada yang komplain, akhirnya mereka dihukum semakin berat.
Itu yang membuat anak-anak takut berbicara yang sebenarnya," ucap dia.
Farid menilai putrinya sosok yang lebih suka memendam, namun akhirnya bercerita jika mendapatkan hukuman berlebih dari seniornya.
"Cuman dari dulu dia memang selalu bertanggung jawab, jadi dipendam sendiri baru akhirnya akhir ini cerita sedikit-sedikit ada hukuman yang berlebihan dari senior.
Oknum senior bukan pelatih. Kalau pelatih pasti akan profesional," ucap dia.
Selama pelatihan memang Aurellia mendapat beberapa perlakuan berlebih dari seniornya.
Bahkan putrinya pernah diminta makan jeruk dengan kulitnya langsung dan push up dengan tangan yang dikepal.
Apalagi masih ada tugas yang harus diselesaikan setelah latihan seharian dari pagi hingga malam.
Salah satu tugasnya adalah menuliskan buku harian setelah seharian latihan dengan cukup keras.
"Kemudian senior memberikan tugas tambahan tugas tambahan ini yang membuat psikologis makin drop.
Seperti dia harus membuat buku diary setiap hari, dia harus ngisi padahal dia sudah capek kegiatan pagi sampai malam," kata dia.
Akibat elelahan fisik ditambah tekanan psikologis mungkin yang membuat Aurellia menghembuskan nafas terakhirnya pada (1/8/2019).
Romi sebagai pihak keluarga meminta agar kasus kematian keponakannya ini diusut hingga tuntas, jika tidak mereka akan menempuh jalur hukum. (***)
Artikel ini telah tayang di Tribunmataram.com dengan judul Terungkap Alasan Senior Sobek Buku Harian Aurellia, Paskibraka Tangerang yang Meninggal Mendadak