DEMO HONG KONG
Pemimpin Eksekutif Hong Kong: Saya Tidak Akan Mundur oleh Tuntutan Kelompok Ekstrim
Ketika 7 juta orang menghadapi tantangan besar, ini bukan lagi tentang kehormatan pribadi saya. Rekan-rekan saya dan saya memiliki tanggung jawab
TRIBUNBATAM,ID, HONG KONG - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, diapit oleh delapan menterinya, berbicara kepada pers terkait semakin membesarnya eskalasi demo Hong Kong, Senin (5/8/2019).
Carrie Lam Cheng Yuet-ngor memperingatkan para demonstran anti-pemerintah bahwa mereka menyeret kota itu ke "jalan yang tidak dapat kembali".
Carrie Lam mengatakan bahwa kerusuhan sipil yang sedang berlangsung sebagai serangan terhadap kedaulatan Beijing, pada "satu negara, dua sistem" , dan upaya untuk menghancurkan Hong Kong.
Dalam penampilan publik pertamanya dalam dua minggu, Lam juga menuduh pemrotes berjudi dengan nyawa 7 juta orang, dan membuat kota itu menjadi "tidak aman dan tidak stabil".
• Hong Kong Lumpuh oleh Mogok Massal, Ratusan Penerbangan Dibatalkan
• Gokil, Pramugari Ini Sembunyi di Bagasi Kabin, Penumpang Pesawat Dibikin Bingung
• Ribuan Pegawai Negeri Gabung dengan Pendemo, Rakyat Lumpuhkan Hong Kong dengan Mogok Massal Senin
Carrie Lam dalam jumnpa pers selama 40 menit tetap ngotot tidak akan menerima tuntutan para pendemo yang memintanya mengundurkan diri.
Lam juga menegaskan bahwa protes yang terjadi saat ini bukan tentang pemerintahannya atau RUU lagi, ketika wartawan bertanya apa yang akan dia lakukan untuk menenangkan kerusuhan sosial.
Carrie Lam mengatakan bahwa setidaknya 73 pengunjuk rasa ditangkap –informasi lain menyebutkan 82 orang– di Mong Kok, Tsim Sha Tsui dan Causeway Bay dan akan ada penangkapan lainnya lagi.
Lam menggambarkan pengepungan berbagai kantor polisi, pelemparan batu bata dan bom molotov selama akhir pekan, serta pemblokiran layanan kereta api, merupakan ancaman terhadap keselamatan dan stabilitas publik Hong Kong.
"Hong Kong selama ini adalah kota teraman di dunia," katanya seperti dilansir South China Morning Post, "Tetapi serangkaian tindakan yang sangat keras ini mendorong Hong Kong ke situasi yang sangat berbahaya. Beberapa aktivis ekstrem telah mengubah sifat (protes) ini dengan cara-cara kekerasan,” katanya.
Lam mengutuk pengunjuk rasa yang meneriakkan "Bebaskan Hong Kong” dan “revolusi zaman kita" serta melemparkan bendera China ke laut.
"Tindakan ini menantang kedaulatan nasional, mengancam satu negara, dua sistem, dan akan menghancurkan kemakmuran dan stabilitas kota," katanya.
Bank-bank besar Hong Kong menutup cabang saat kekacauan terjadi dan membuat ekonomi Hong Kong memburuk.
"Apakah kita harus bertaruh dengan kehidupan 7 juta orang dan masa depan kota?" katanya, sambil berusaha menahan air mata.
Tetapi ditanya apakah dia, atau anggota di kabinetnya, akan bertanggung jawab atas kerusuhan sosial dan mundur, Lam bersikeras dia tidak akan mengundurkan diri, terutama ketika masa depan Hong Kong dipertaruhkan.
“Ketika kesejahteraan 7 juta orang menghadapi tantangan besar, ini bukan lagi tentang kehormatan pribadi saya. Rekan-rekan saya dan saya memiliki tanggung jawab untuk berdiri teguh di posisi kami, ”katanya.
Lam juga ditanya mengapa dia tidak mau mendengarkan tuntutan warga dan kelompok bisnis untuk penarikan penuh RUU tersebut dan membentuk komisi penyelidikan terkait aksi kekerassan polisi pada aksi demo beberapa waktu lalu.