Uang Logam Tidak Dipakai di Anambas, Kabupaten Perbatasan Negara Tetangga
Uang logam jarang ditemukan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Uang menggantikan uang logam, pedagang biasanya menggantikannya dengan permen.
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Peredaran uang logam minim ditemukan di Kabupaten Anambas, Provinsi Kepri.
Uang logam senilai Rp 100,00, Rp 200, 00 dan Rp 500,00 jarang kelihatan bereda di kabupaten kepulauan yang menjadi beranda Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
• Jarang Dipakai, Bank Indonesia Ajak Warga Belanjakan Uang Logam
• Peredaran Uang Logam di Kabupaten Kepulauan Anambas Minim
• Uang Logam Sulit Didapatkan di Anambas, Harga Barangpun Terpaksa Dibulatkan
• Warga Anambas Enggan Gunakan Uang Logam Untuk Bertransaksi

Kondisi tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak 2014 lalu.
Beberapa masyarakat, bahkan sejumlah pedagang diketahui enggan melakukan transaksi dalam berdagang menggunakan uang logam.
Hal ini setidaknya pernah dialami Rohimah, seorang warga Tarempa.
Suatu ketika Rohimah hendak membeli barang di sebuah toko yang ada di ibu kota kabupaten ini.
Saat membayar dengan menggunakan uang logam, pedagangnya malah enggan menerima uang tersebut dengan beberapa alasan.
"Kalau uang logam Rp 500,00 dia masih mau.
Nah, kalau uang logam Rp 200,00 ini mereka enggan.
Alasannya, untuk kembalian lagi kadang sejumlah pembeli tidak mau terima.
Malah pembeli cenderung memilih untuk menggunakan permen," ujar Rohimah, Jumat (24/10/2014) siang.
• KISAH Perjuangan Remaja Blasteran Indonesia-Prancis Demi Lolos Taruna Akmil, Kuasai 4 Bahasa Asing
• Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Selasa 6 Agustus 2019 Scorpio Api Asmara, Leo Hadapi Pertengkaran
• Sepak Terjang Abu Lahab, Begal Licin Tersadis, Mampu Lolos dari Kepungan & Bawa Kabur Mobil Polisi
• Kristina Gultom, Siswi SMK Dibunuh, Pelaku Buang Celana Dalam Tidak Jauh dari Jasad
Rohimah cukup terkejut dengan fenomena yang terjadi ini.
Menurut Rohimah, perlu ada pemahaman bagi masyarakat termasuk upaya dari sejumlah pihak agar hal ini tidak terus terulang.
"Mungkin bagi sebagian orang, ini hal sepele.
Tetapi, buat ibu rumah tangga seperti kami, ini cukup berpengaruh juga.
Apalagi harga kebutuhan pokok masyarakat lebih tinggi dibandingkan di daerah lain di Provinsi Kepri.
Mungkin ini yang perlu ditindaklanjuti oleh sejumlah pihak," harap Kondisi Rohimah. (TRIBUNBATAM.id/Septyan Mulia Rohman)