Beda Gaya Rocky Gerung & Dahlan Iskan soal Pohon Sengon, Dimana Kopassus PLN saat Mati Listrik

Pohon sengon kian terkenal, disebut oleh Rocky Gerung hingga Dahlan Iskan, terkait mati listrik PLN

SURYA/ANAS MIFTAKHUDIN
Mantan Dirut PLN Dahlan Iskan 

"Dear PLN, mengapa istana makin gelap," tulis pengamat politik Rocky Gerung di twitter-nya.

Tak berhenti sampai disitu, Rocky terus menyindir PLN dengan bahasa-bahasa satire-nya.

"Dear PLN, jangan plonga-plongo juga".

Rocky Gerung Sindir PLN
Rocky Gerung Sindir PLN ((Youtube))

Apa penyebab mati listrik se Jawa dan Bali, termasuk Jakarta pada Minggu (4/8/2019) hingga Senin? Beredar kabar karena pohon sengon di Ungaran, Jawa Tengah. Benarkah?

Pohon sengon penyebab mati listrik di Pulau Jawa beredar kencang di twitter.

Beredar  foto pohon sengon yang disebut-sebut penyebab listrik padam di setengah Pulau Jawa.

Dalam foto yang beredar, pohon sengon tersebut sangat tinggi dan puncaknya diduga dekat dengan kabel listrik.

Adapun tulisan yang disertakan dalam foto tersebut.

"Hasil investigasi gangguan pohon jaringan 500 kV Ungaran - Pemalang I Span 434-435," begitu bunyi tulisannya.

Foto pohon sengon itu juga ramai dibahas di Twitter.

Seperti diketahui, penyebab listrik padam di berbagai wilayah itu berawal dari terganggunya sistem transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 Kv jalur Ungaran- Pemalang.

Melansir dari Kompas.com, Polda Jawa Tengah sudah mengecek tower transmisi di daerah Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (4/8/2019) siang.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan ada pohon yang diduga melebihi batas ketinggian yang seharusnya.

Pohon tersebut diduga mengakibatkan lompatan listrik.

"Kerusakan, diduga sementara adanya pohon yang ketinggiannya melebihi batas ROW (right of way) sehingga mengakibatkan flash atau lompatan listrik," ucapnya di Gedung Humas Mabes Polsi, JakartaSelatan, Senin (5/9/2019).

Oleh sebab itu, berdasarkan dugaan sementara polisi, listrik padam disebakan faktor alam dan teknis.

pohon sengon yang disebut-sebut penyebab listrik padam
pohon sengon yang disebut-sebut penyebab listrik padam (WhatsApp)

Polisi hingga saat ini menilai bukan faktor kesalahan manusia maupun dugaan sabotase yang menyebabkan padamnya listrik.

Meski begitu, tim bentukan Bareskrim Polri dan PLN akan tetap mengecek lokasi yang bermasalah untuk memastikan temuan tersebut.

Poliri penyelidikan 

Polri tetap menyelidiki penyebab padamnya listrik di hampir seluruh Pulau Jawa dan Bali pada Minggu (4/8/2019) hingga Senin (5/8/2019).

Polri ingin memastikan, apakah peristiwa tersebut disebabkan faktor gangguan teknis, kelalaian, faktor alam, bahkan kemungkinan adanya sabotase atau ulah jahat manusia.

"Yang jelas dicari dulu penyebabnya. Penyebabnya bisa jadi gangguan teknis, kemudian ada human error, kemudian gangguan lain," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).

 
Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA
Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA (THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA)

Polri sudah membentuk tim investigasi yang dipimpin oleh pejabat pada Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim Polri.

Tim investigasi ini akan bekerja sama dengan PLN. Dedi memastikan, tim akan bekerja secara hati-hati untuk menyelidiki kemungkinan penyebab padamnya listrik itu.

Kehati-hatian ini dilakukan demi mendapatkan pembuktian secara ilmiah.

Sementara, terkait tenggat waktu investigasi, Dedi mengatakan bahwa hal itu akan menyesuaikan kondisi di lapangan.

"Sangat tergantung pada tim di lapangan. Proses pembuktiannya masih ditelusuri," lanjut dia.

Terpisah, Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten memastikan tidak ada unsur sabotase atau dampak gempa bumi untuk gangguan transmisi.

PLN mengaku berupaya maksimal untuk segera menormalkan aliran listrik kepada para pelanggan.

"Kami bekerja semaksimal mungkin penormalan seluruh pembangkit dan transmisi yang mengalami gangguan, saat ini sejumlah pembangkit listrik sudah mulai masuk sistem mencapai 9.194 MW," ungkap Plt Direktur Utama (Dirut) PLN Sripeni Inten Cahyani yang baru menjabat empat hari, sejak Jumat (2/8/2019).

Sejumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (5/8/2019) Pagi ini perjalanan KRL Commuter Line dan Kereta Api jarak jauh kembali normal setelah malam sebelumnya sempat terhenti karena dampak pemadaman listrik. (Warta Kota/Feri Setiawan)
Sejumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Senin (5/8/2019) Pagi ini perjalanan KRL Commuter Line dan Kereta Api jarak jauh kembali normal setelah malam sebelumnya sempat terhenti karena dampak pemadaman listrik. (Warta Kota/Feri Setiawan) (Wartakota/Feri Setiawan)

Menurut Sripeni, penyebab terganggunya transmisi bisa beraneka ragam.

Untuk pemadaman listrik massal di sebagian wilayah Jawa kemarin ia mengatakan karena transmisi udara yang berada di Ungaran mengalami trip, dan menyebabkan gangguan pertama terjadi pada pukul 11.58 WIB.

Penyebabnya bisa beraneka ragam, "Kami masih proses investigasi, kadang kita tahu bisa layang-layang putus, dahan pohon, dan lainnya," ujar Sripeni.

Terkait pemadaman yang terjadi di sejumlah wilayah, PLN akan memberikan kompensasi sesuai deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan Indikator Lama Gangguan.

Kompensasi akan diberikan sebesar 35 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen golongan tarif adjustment, dan sebesar 20 persen dari biaya beban atau rekening minimum untuk konsumen pada golongan tarif yang tidak dikenakan penyesesuaian tarif tenaga listrik (Non Adjustment).

Penerapan ini diberlakukan untuk rekening bulan berikutnya.

Khusus untuk prabayar, pengurangan tagihan disetarakan dengan pengurangan tagihan untuk tarif listrik reguler.

Pemberian kompensasi akan diberikan pada saat pelanggan memberi token berikutnya (prabayar).

Saat ini PLN sedang menghitung besaran kompensasi yang akan diberikan kepada konsumen. (tribun network/thf/kompas.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved