WAWANCARA EKSKLUSIF

Juru Bicara KPK Febri Diansyah: Saya Belum Cukup Umur Ikut Capim KPK

Juru Bicara KPK Febri Diansyah ternyata punya alasan untuk tidak ikut daftar sebagai calon pimpinan KPK, simak wawancara eksklusifnya di sini.

TRIBUNBATAM.ID/LEO HALAWA
Juru Bicara KPK Febri Diansyah 

Apa alasan Febri tidak ikut daftar sebagai calon pimpinan KPK? Berikut kutipan wawancara eksklusif dengan Febri Diansyah.

Selamat siang pak, apa kabar? Bagaimana kesehatan bapak saat ini apakah masih tegar menjadi bagian dari melibas para koruptor?

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat siang dan salam sejahtera. Kesehatan tetap sehat. Kesehatan adalah nomor satu. Kalau orang sehat berarti berpikirnya juga sehat. Tentu semangat ini (melibas koruptor) sudah sejak dahulu. Juga dulunya saya sebelum ke KPK, saya dari Indonesia Corruption Watch (ICW). Yang tentu konsen terhadap isu korupsi.

Sejak 6 Desember 2016 lalu, bapak terpilih menjadi Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Biro Humas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih dikenal sebagai Juru Bicara. Apa suka duka dalam menjalani pekerjaan ini?

Suka duka dalam sebuah pekerjaan pasti. Bukan dijadikan sebagai penghalang menurut kami. Justru menguatkan kita semakin konsen pada apa yang kita kerjakan.

Menjadi bagian dari KPK apakah tidak terlalu beresiko? Seperti kita ketahui yang sedang terjadi saat ini adalah teror kepada penyidik senior KPK Novel Baswedan. Berupa penyiraman air keras di muka dan Novel terluka pada saat itu.

Ya, semua tugas pasti ada resikonya . Apakah mau jadi penyidik, mau jadi sebagai juru bicara, sebagai pimpinan, sebagai jurnalis, bahkan masyarakat sipil yang melaporkan korupsi juga ada. Menurut kami adalah, resiko-resiko ya, itu bagian saja yang kita jalanani dalam pelaksanaan tangggung jawab ini

Selama bertugas, apakah pernah ada terror kepada bapak?

Agak kurang apa ya kalau membicarakan soal teror-teror itu. di Negara hukum yang berjalan saat ini. Jadi, kalau pun ada misalnya dalam kondisi tertentu, itu lebih kami bahas secara internal saja resiko-resikonya. Tidak untuk di luar.

Seperti yang kita ketahui saat ini, KPK sedang melakukan penjaringan capim. Sosok Febri Diansyah banyak yang mengatakan cocok bagian dari itu. Soal kapabilitas, dan pengetahuan tentang melawan korupsi sudah sejak dulu ada basic-nya. Lalu kenapa tidak mendaftar menjadi capim?

Belum cukup umur, hehehehe, kan syarat salah satunya adalah, capim minimal berumur 40 tahun.

Berarti Anda saat ini belum genap umur 40 tahun? Atau kami konfirmasi kembali anda lahir pada 8 Februari 1983 atau masih 36 tahun?
Ya kira-kira begitu. Uban di kepala ini kan hanya sebagai warna-warni, hehehehe….

Baik, menurut Anda apa kasus korupsi yang menyita perhatian publik selama KPK ada?

Sebenarnya banyak. Salah satunya adalah kasus korupsi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Makanya KPK juga konsen, kerugian negara juga sangat besar. Tapi kita juga perlu ingat kasus-kasus korupsi di daerah itu. Meski pun dilihat dari Jakarta nilainya tidak begitu signifikan. Tapi kasus korupsi yang dilakukan kepala daerah itu efeknya jauh lebih berbahaya untuk masyarakat setempat di sana.

Bagaimana perluasan penanganan korupsi di Kepri saat ini? Atau strategi apa yang dilakukan sehingga terjadi pencegahaan sebelum penindakan kepada pelaku?

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved