Dipadati Ribuan Demonstran, Bandara Internasional Hongkong Tetap Berjalan Normal
Bandara Internasional Hong Kong masih tetap berjalan dan beroperasi normal walau kembali jadi lokasi unjuk rasa di Hongkong selama tiga hari berturut.
Massa pengunjuk rasa juga memasang spanduk panjang dan besar yang digantungkan dari pagar lantai atas. Spanduk itu bertuliskan "BEBASKAN HONG KONG. REVOLUSI SEKARANG JUGA".
Aksi kali ini adalah yang kedua dilakukan kelompok pro-demokrasi di area bandara, yang dijadwalkan berlangsung lebih lama, yakni selama tiga hari hingga Minggu (11/8/2019) mendatang.
Diharapkan dengan menggelar aksi protes di bandara, yang merupakan ruang transit bagi pengunjung dari luar negeri akan dapat menarik perhatian dunia internasional.
Dikatakan bahwa tujuan menggelar aksi di bandara adalah untuk menyebarkan "kebenaran" tentang situasi yang sesungguhnya terjadi di Hong Kong.
"Tanyakan kepada saya segala hal tentang Hong Kong," tulis salah satu pesan dalam berbagai bahasa, yang ditempelkan pada lengan sejumlah pengunjuk rasa.
"Kami ingin memberi tahu kepada para penumpang apa yang sebenarnya terjadi di Hong Kong. Jadi kami menyiapkan selebaran ini untuk menunjukkan lima tuntutan utama kami," kata Charlotte Au, seorang siswi berusia 16 tahun yang ikut bergabung dalam aksi protes.
"Kami berharap untuk dapat memberi tahu mereka kebenaran melalui komunikasi kami dan mendapatkan dukungan mereka," ujarnya kepada AFP.
Tuntutan tersebut, di antaranya, para pengunjuk rasa ingin melihat RUU ekstradisi yang kontroversial, yang telah ditangguhkan, untuk dapat ditarik sepenuhnya.
Massa pro-demokrasi juga ingin agar digelarnya pemilihan langsung pemimpin kota, serta dilakukannya penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi selama menangani unjuk rasa.
Aksi unjuk rasa selama tiga hari di bandara itu telah turut dipromosikan secara online, dengan menampilkan sebuah tiruan tiket yang bertuliskan pesan "Hong Kong menuju kebebasan" serta "sambutan hangat untuk para tamu Hong Kong".
Aksi ribuan pengunjuk rasa itu tak pelak menarik perhatian para penumpang pesawat yang baru saja turun di bandara.
Di antara mereka ada yang tampak kebingungan usai melihat ribuan orang duduk di lantai bandara.
Beberapa berhenti untuk mengambil foto atau sekadar melihat selebaran yang dibagikan para pengunjuk rasa.
Salah seorang pengunjung, Clara Boudehen, yang datang dari Perancis, mengaku "sangat terkesan" dengan aksi massa tersebut.
"Demokrasi kita tidaklah mutlak, kita harus berjuang untuk itu... Bisa melihat perjuangan penduduk untuk demokrasi sangat penting," katanya.