4 Reaksi Keras Isu Taruna Akmil Enzo Zenz Terpapar HTI, Mulai Intelijen Negara hingga KSAD TNI
Rumor Enzo Zenz Allie terpapar ideologi Hizbut Tahrir Indonesia menimbulkan reaksi keras.
4 Reaksi Keras Isu Taruna Akmil Enzo Zenz Terpapar HTI, Mulai Intelijen Negara hingga KSAD TNI
TRIBUNBATAM.id - Rumor yang menyebut taruna akademi militer (Akmil) TNI Enzo Zenz Allie, remaja blasteran Prancis sebagai simpatisan kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memantik sejumlah reaksi.
Reaksi tentang Enzo datang terutama dari instansi pemerintah.
Seperti diketahui, rumor tentang Enzo yang merupakan simpatisan HTI mencuat setelah foto-foto di akun media sosialnya viral.
Rumor tentang remaja blasteran Prancis ini mengundang reaksi dari berbagai pihak seperti Badan Intelijen Negara (BIN) hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika
1. Badan Intelijen Negara (BIN)
Badan Intelijen Negara (BIN) ikut bereaksi soal rumor yang menimpa taruna Akmil Enzo Zenz Allie
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'BIN Minta TNI Verifikasi Latar Belakang Enzo', reaksi intelijen Indonesia soal rumor yang menimpa Enzo ini diungkapkan oleh Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto

Wawan meminta TNI untuk melakukan verifikasi lebih detail terkait dengan latar belakang calon taruna di Akademi Militer, Enzo Zenz Allie.
"Mental ideologi (MI) tidak boleh ada yang berbeda dengan Pancasila. TNI perlu lakukan verifikasi lebih detail. Kata kuncinya dia (Enzo) harus steril dari ideologi yang berbeda," ujar Wawan saat diskusi polemik bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan" di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
• Tiga Isu Ini Tentukan Layak Tidaknya Budi Gunawan Pimpin Badan Intelijen Negara
Wawan menuturkan, ideologi yang berlawanan dengan nilai Pancasila dan NKRI kini memang rentan dan rawan terjadi pada masyarakat, khususnya pada pemuda Indonesia.
Ia menyebutkan, bahkan ada aparat penegak hukum juga berpotensi terhadap paham-paham radikalisme.
Maka dari itu, menurutnya, perekrutan aparat perlu diperketat.
"Faktanya, ada lho aparat yang berbelok. Seperti di Jantho, Aceh, ada aparat yang memiliki paham radikalisme, kemudian langsung dipecat. Di Poso juga ada, hal itu menunjukkan bahwa begitu bahayanya jika perekrutan tidak steril," paparnya kemudian.
Maka dari itu, pihaknya meminta TNI untuk memverifikasi latar belakang Enzo.
Pasalnya, ideologi merupakan salah satu dasar yang menjadi penting untuk menjadi seorang tentara.
"Kalau tidak steril itu berbahaya, kebijakan bisa mengarah ke kiri atau ke kanan yang tidak mengarah pada NKRI. Verifikasi perlu dilakukan, check and re-check," katanya.
2. Kepala Sekolah SMA Pesantren Unggul Al Bayan
Kepala Sekolah SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Kabupaten Serang, Banten, Deden Ramdani menjamin Enzo Zenz Allie tidak terpapar radikalisme seperti isu yang beredar.
"Enzo tidak lah, bersih. Sudah jelas masuk Akmil saja lolos tes ideologinya. Enzo Pancasilais dan cinta NKRI," kata Deden, Rabu (7/8/2019), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kepala Pesantren Jamin Enzo, Taruna Akmil Keturunan Perancis Tak Terpapar Radikalisme'
Deden juga yakin Enzo cinta NKRI 100 persen.

Deden mengatakan, salah satu pertimbangan Enzo untuk menjadi WNI adalah karena ingin menjadi prajurit TNI.
Saat bersekolah di SMA Al Bayan, Enzo mendapat banyak pemahaman mengenai nilai-nilai NKRI seperti upacara bendera setiap hari Senin.
Enzo juga mendapat pendidikan lewat pelajaran PPKN dan bahasa Indonesia tambahan.
3. Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD)
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa menyampaikan akan memeriksa mendalam Enzo Zenz Allie dan para calon taruna akademi militer lainnya untuk menentukan apakah mereka layak masuk TNI atau tidak.

TNI AD akan melakukan pemeriksaan secara lebih ilmiah dengan parameter yang sudah teruji.
"Jadi kami Angkatan Darat akan melakukan satu pemeriksaan yang lebih saintifik, lebih ilmiah menggunakan parameter yang sudah teruji," ujar Andika Perkasa pada Jumat (09/08/2019), dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'TNI AD Periksa Lebih Ilmiah Enzo untuk Cegah Paham Anti-Pancasila'
Direncanakan pemeriksaan ini akan dilakukan dalam waktu satu dua hari ini.
"Jadi kalau kami nanti setelah paket pemeriksaan ini kemudian menghasilkan sesuatu apakah dia layak atau tidak melanjutkan itu benar-benar berdasarkan paket yang sudah teruji," tegasnya.
Menurutnya, dari parameter tes calon taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie dan para calon lainnya tidak ada masalah.
• Usai Bunuh & Mutilasi Vera Oktaria, Prada DP Merokok & Makan Jeruk, tapi Nangis di Sidang Militer
Namun demikian, pihaknya akan melakukan pendalaman kembali baik kepada Enzo Zenz Allie maupun calon taruna Akademi Militer lainnya.
"Pendidikan ini kan empat tahun, jadi sebenarnya masih banyak waktu untuk mengukur dan menilai mereka," tegasnya.
Isi akun media sosial calon taruna Akademi Militer, lanjutnya, juga menjadi salah satu bahan penilaian.
Walaupun isi media sosial tidak bisa menjadi acuan sepenuhnya.
"Pasti menjadi salah satu bahan, penilaian Kami. Walaupun itu juga kan tidak bisa serta-merta kemudian membuat judgement atau penilaian kita terhadap yang bersangkutan, itu salah satu variabel saja," tandasnya
Jenderal TNI Andika Perkasa mengungkapkan pihaknya selalu melakukan pengawasan dan pembinaan secara berkala kepada setiap prajurit.
Dua hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan membentengi mereka dari paham-paham anti Pancasila.
"Pengawasan terus menerus. Pembinaan satuan berlangsung terus, artinya setiap hari, setiap saat, sepanjang tahun," urainya.
4. Kemenkominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika menegaskan hingga saat ini TNI belum meminta pihaknya untuk menelusuri akun media sosial calon taruna Akademi Militer Enzo Zenz Allie.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo, Ferdinandus Setu, menuturkan, pihaknya tidak akan menelusuri akun media sosial Enzo jika tidak ada permintaan dari TNI.
"Kami belum diminta untuk menelusuri akun media sosial Enzo. Kalau pihak TNI meminta, kami baru lakukan itu," ujar Ferdinandus usai acara diskusi bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan" di Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).
Ferdinandus menerangkan, kasus Enzo merupakan otoritas TNI. Pasalnya, TNI merupakan pihak yang merekrut Enzo sebagai calon taruna.

Pihaknya pun tidak akan menelusuri rekam jejak Enzo di media sosial untuk menghormati perlindungan data pribadi yang bersangkutan.
"Sampai saat ini belum lakukan penelusuran. Kominfo ingin jadi bagian melindungi data pribadi masyarakat juga. Artinya, jika TNI meminta kami untuk menelusuri, baru kita bantu," kata dia.
Sebelumnya, Enzo Zenz Allie (18), seorang warga negara Indonesia keturunan Perancis, tercatat sebagai calon Taruna Akademi TNI AD tahun 2019.
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Enzo Zenz, Taruna Akmil Keturunan Perancis yang Ingin Jadi Kopassus...', Enzo bertekad menjadi prajurit Infanteri dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD.
Dalam keterangan tertulisnya, Aspers Kasad Mayjen Heri Wiranto mengatakan, keinginan Enzo menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus tersebut disampaikan dalam kegiatan penerimaan TNI.
Saat itu berlangsung sidang Panitia Penentuan Akhir (Pantukhir) terpusat yang dipimpin Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa, Jumat (2/8/2019), di Gedung Lily Rochli, Akmil, Magelang.
"Dalam acara itu, terdapat Catar Akmil yang menarik perhatian Panglima TNI dan para Kepala Staf Angkatan, yaitu Enzo Zenz Allie, yang bersangkutan merupakan anak yatim yang memiliki kemauan keras untuk menjadi prajurit Infanteri dan Kopassus," kata Heri.

Heri mengisahkan, Enzo lahir dan menghabiskan masa kecilnya di Paris, Ibu Kota Perancis.
Baru pada saat usianya menginjak 13 tahun, Enzo hijrah ke Indonesia.
"Sewaktu kecil ia ikut bersama ayahnya, Jeans Paul Francois Allie.
Namun, setelah ayahnya meninggal, Enzo dibawa pulang oleh ibunya, dan melanjutkan sekolah di salah satu pesantren di Serang, Banten," tambahnya.
Selain bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Ibu, tutur Heri, Enzo yang menempuh Sekolah Dasar (SD) di Perancis serta SMP dan SMA di Indonesia, menguasai bahasa Perancis dan Inggris serta lancar mengaji Al Quran.
"Kemampuan bahasa memang tidak jadi persyaratan mutlak, namun menjadi nilai tambah bagi Catar dalam berkompetisi dengan yang lain.
Termasuk Enzo, dinyatakan lolos untuk mengikuti pendidikan calon prajurit taruna (Capratar) karena nilai memenuhi syarat," imbuhnya.
Dalam keterangan tertulis tersebut pula, saat ditemui Kapenhumas Akmil, Letkol Inf Zulnalendra, putra dari Siti Hajah Tilaria ini, bersyukur karena cita-citanya sejak kecil dapat tercapai.
"Saya merasa bahagia dan bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan saya sebagai Capratar.
Terima kasih (Mama) yang telah mengurus saya selama ini, terima kasih banyak," ujar Enzo.
"Saya tahu Akmil dari Ibu, ketika SMP, saya pindah ke Indonesia tahun 2014 untuk melanjutkan SMP," sambungnya.
Direncanakan, Enzo akan menjalani pendidikan Candradimuka bagi para Capratar Akademi TNI yang lulus seleksi.
Pendidikan akan dilaksanakan pada 6 Agustus sampai 30 Oktober 2019 di Akmil dan dibuka langsung oleh Danjen Akademi TNI, Laksdya TNI Aan Kurniawan. (***)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 4 Reaksi Isu Taruna Akmil Enzo Zenz Terpapar HTI, Mulai Intelijen Negara hingga Kemenkominfo