Staf 13 Rumah Sakit Hong Kong Demo Duduk, Kutuk Tindakan Keras Polisi Tembak Mata Demonstran

Lebih dari 1.000 staf 13 rumah sakit umum di Hong Kong menggelar demonstrasi duduk di tempat kerja, Selasa (13/8/2019), memprotes tindakan polisi

South China Morning Post/Nora Tam
Seluruh staf rumah sakit Queen Elizabeth Hong Kong mengfelar aksi protes terhadap polisi setelah seorang pendemo terluka di bagian mata. Aksi demo duduk ini dilakukan oleh 13 rumah sakit pada jam makan siang, Selasa (13/8/2019). 

"Rumah sakit umum bukan tempat yang tepat untuk pertemuan seperti itu karena dapat mempengaruhi operasi dan layanan pasien dari fasilitas perawatan kesehatan," katanya, " Namun aksi ini tidak mengganggu pelayanan dan semuanya berjalan lancar."

Siapkan Demo Besar-besaran

Petugas mengevakuasi seorang wanita yang terluka di bagian mata akibat demo Minggu (AFP)

Sementara itu, Front Hak Asasi Manusia Sipil, yang mengorganisasi dua pawai besar melawan RUU ekstradisi dan berhasil mengumpulkan 2 juta orang di awal Juni lalu, akan kembali ke jalan dan akan menggelar pawai besar lain pada Minggu depan.

Hingga saat ini, aksi tersebut masih menunggu persetujuan polisi.

Aksi tersebut dimulai di Victoria Park di Causeway Bay pukul 3 sore dan berakhir di Chater Road di Central.

Polisi melarang beberapa pawai selama dua pekan terakhir dengan alasan keamanan, karena banyak kelompok protes betindak anarkis, mengganggu ketertiban umun  dan berbenturan dengan kepolisian

Ketua Front HAM Jimmy Sham Tsz-kit menekankan, pawai yang akan mereka gelar merupakan aksi damai dan meminta polisi untuk tidak melarangnya.

"Saya tidak bisa melihat alasan bagi polisi untuk melarang pawai damai kami. Jika bahkan pawai tidak diperbolehkan, bagaimana warga akan menyuarakan pendapat mereka? katanya.

Dia berharap setidaknya 300.000 orang ikut dalam pawai tersebut, tetapi berharap penduduk kota untuk ambil bagian.

“Semua protes terjadi karena Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor menolak untuk mendengarkan suara publik. Sekarang, dia memanggil kita perusuh,” kata Sham.

Pawai hari Minggu akan mendesak pemerintah untuk menghentikan "kebrutalan polisi" dan menyelidiki "kolusi antara pasukan dan triad".

Ada lima tuntutan lainnya, termasuk penarikan penuh RUU ekstradisi dan penyelidikan independen terhadap dugaan penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pasukan polisi.

Penyelenggara demo lain yang juga berencana menggelar kegiatan di Kwai Tsing pada hari Minggu, menyatakan menunda aksi seminggu lagi. 

Polisi sendiri mengatakan kepada penyelenggara pawai lain di Hung Hom, Sabtu depan, bahwa mereka tidak mungkin untuk mendapatkan lampu hijau.

Pasalnya, aksi demonstrasi dalam dua bulan terakhir sudah berubah pada isu politik yang lebih sensitif dan melakukan provokasi pada aparat keamanan untuk betindak represif.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved