8 Fakta Pengungkapan Sabu 38,66 Kg, Mulai Lebaran di Laut Sampai Istri Tanya Kapan Pulang
Beberapa fakta di balikpengungkapan sabu-sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Polresta Barelang. Fakta nomor 8 bikin haru.
Penulis: Thom Limahekin | Editor: Thom Limahekin
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Pengungkapan sabu-sabu sebanyak 38,66 kilogram oleh Satuan Reserse Narkoba Kepolisian Resort (Satresnarkoba Polresta) Barelang Kota Batam bukanlah perkara yang mudah.
Ada drama pengintaian gerak-gerik palaku, pengejaran tersangka dan penangkapan bandar narkotika dan obat terlarang (Narkoba) dalam rangkaian pengungkapan kasus tersebut.
Namun, di balik semua drama itu ada cerita humanis yang melahirkan perasaan haru sekaligus decak kagum.
TRIBUNBATAM.id coba menghimpun rangkaian operasi pengungkapan sabu-sabu itu dalam fakta-fakta berikut ini:
1. Sabu didatangkan dari Malaysia:
Kepala Kepolisian Resort Kota (Kapolresta) Barelang Batam Komisaris Besar Polisi Kombespol Hengki dalam ekspose perkara, Selasa (13/8/2019) siang mengatakan, sabu-sabu didatangkan dari Malaysia ke Batam.
"Dari Malaysia kemudian dibawa ke Batam dengan menggunakan kapal laut.
Saat di perairan Batam ini kita langsung amankan," sebut Hengki.
• Pesan Sabu Lewat Wartel dan Dibayar Transfer, Begini Pengakuan Pengedar Sabu di Lapas Batam
• BREAKINGNEWS - Pegawai Lapas Batam Tangkap Pengedar Sabu Dalam Penjara
• BESOK, 2 Menteri ke Batam Hadiri Peletakan Batu Pertama Pengembangan Hanggar Lion Air
Menurut Hengki, selain barang bukti sabu-sabu polisi juga mengamankan 4 orang tersangka.
Satu di antaranya yakni narapidana yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjungpinang.
"Awalnya di kapal kita amankan dua orang.
Kemudian kita lakukan pengembangan dan mengamankan dua orang lagi," terang Hengki.
2. Empat pelaku residivis:
Empat tersangka yang diamankan Satresnarkoba Polresta Barelang ternyata residivis dan alias pernah dipenjara karena melakukan kejahatan.
Bahkan satu di antaranya masih menjalani proses penahanan di Lapas Tanjungpinang.
Dia bernama Putra Eka Satya yang menjadi pengendali dari dalam Lapas.
Dalam ekspose perkara yang digelar di Pelataran Kantor Satnarkoba Polresta Barelang, Selasa (13/8/2019) siang, Kapolresta Barelang Kombes Pol Hengki mengatakan, selain Putra, polisi juga mengamankan Toni dan La Ode M Fajar ditangkap di atas kapal.
Sedangkan Jonny Andrianto ditangkap di kawasan Tanjungpinang.
Putra Setya sendiri mendapatkan vonis 14 tahun penjara karena kasus kepemilikan ekstasi sebanyak 20.000 butir.
• BREAKINGNEWS - Bawa Sabu 38,66 Kg dari Malaysia, 4 Pria Diamankan Polisi Polresta Barelang
• Pesan Sabu Lewat Wartel dan Dibayar Transfer, Begini Pengakuan Pengedar Sabu di Lapas Batam
• Barang Pesan dari Luar, Begini Cara 3 Warga Binaan Edarkan Sabu dan Ekstasi dalam Lapas Batam
"Dia ini baru menjalani masa tahanan selama 5 tahun.
Sementara masa tahanan yang harus dijalaninya sebanyak 14 tahun.
Sekarang dia berulah lagi," lanjut Hengki.
Putra Satya ternyata juga ditangkap oleh Satresnarkoba Polresta Barelang, lima tahun lalu.
"Dia ditahan setelah ditangkap sama Polresta Barelang juga," sambung Hengki.
La Ode M Fajar juga merupakan residivis kasus sabu.
Dia mendapat hukuman dua tahun penjara setelah ditangkap di Batam.
Setelah bebas, dia bermain Narkoba lagi.
Joni Andrianto merupakan residivis pencurian sepeda motor (Curanmor).
Dia ditangkap di Tanjungpinang, sekitar areal parkir Jalan Kuantan.
"Semuanya adalah residivis, tiga kasus Narkoba dan satu orang ini kasus Curanmor," tegas Hengki.

3. Pengintaian selama dua pekan:
Jajaran Satresnarkoba Polresta Barelang harus bertaruh nyawa untuk menangkap empat pelaku serta menyita semua barang bukti yang ada.
Namun semua kerja keras ini akhirnya berbuah manis.
Setelah dua pekan melakukan pengintaian, mereka akhirnya berhasil mengungkap peredaran Narkoba jaringan internasional tersebut.
Kepala Satuan (Kasat) Narkoba Polresta Barelang Ajun Komisari Polisi (AKP) Abdurahman kepada TRIBUNBATAM.id, Selasa (13/8/2019) mengungkapkan rasa syukur dan bahagia setelah sukses membongkar kasus ini.
• Keroyok Kapolsek Patumbak, Anggi Gerbong Narkoba Medan Tewas Tertembak Saat Sembunyi di Sudut Toilet
• Walau Ditahan Karena Kasus Narkoba, Nunung Tetap Berkurban Sapi dan Kambing
• Gerebek Bandar Narkoba, Kapolsek Luka-luka Dikeroyok, Tersangka Akhirnya Tewas
• Kapolsek Luka-luka Dikeroyok Bandar Narkoba, Pengeroyok Kabur, Diburu & 1 Pelaku Akhirnya Tewas
"Kami intai selama dua minggu bahkan kami mulai dari hal-hal kecil pengintaian ini.
Misalnya, membuntuti mereka sampai ke Jakarta.
Padahal para pelaku ini sudah di depan mata, tetapi mereka masih berencana dan belum membawa barang," sebut Abdurahman bercerita.
4. Narkoba mau dibawa ke Jakarta:
Awalnya Kasatresnarkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman mendapatkan informasi kalau ada bandar Narkoba yang hendak menyelundupkan sabu-sabu ke Indonesia.
Barang tersebut berasal dari Malaysia dan hendak dibawa ke Jakarta.
Tetapi pelaku penyeludupan itu melintas lewat perairan Kepri.
"Kita mulai mengincar siapa saja para pelakunya.
Kita dapat tiga nama yakni Toni, La Ode M Fajar dan Joni Andrianto.
Mereka hendak pergi ke Jakarta.
Ternyata kedatangan mereka cuma ingin melihat ke mana saja barang itu hendak diantar setelah tiba di Jakarta," cerita Abdurahman.
• Video Penampakan Kayu Bajakah Obat Kanker, Uji Laboratorium Patahkan Hal Mistis
• Kelanjutan Kisah Yusuf, TKI Korea Ditipu Pacar LDR, Dijodohkan dengan Kakak Intan Permata
• Dikenal Istri Konglomerat, Lihat Perbedaan Gaya Mayangsari & Liliana Tanoesoedibjo
• Pengakuan Ratu Sosialita Foya-foya Rp 2,1 Miliar, Gelapkan 31 BPKB Mobil
5. Polisi sampai inap di depan hotel pelaku:
Sesampi di Jakarta, Kasatresnarkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman dan anggotanya terus mengintai pelaku selama di Jakarta.
Pengawasan ketat dilakukan dengan berbagai cara.
Bahkan para anggota polisi ini rela menginap di depan hotel tempat para pelaku ini menginap.
Sekitar dua hari mereka berada di Jakarta dan anggota polisi mulai mencurigai kalau para pelaku Narkoba ini hendak bertransaksi.
Ternyata dugaan mereka salah.
Toni dan kawab-kawan ternyata balik ke Batam, namun lewat Tanjungpinang.

"Kami kembali lagi ke Batam, mereka lewat Tanjungpinang kami lewat Batam.
Kita pepet terus hingga kita menemukan barang itu," sebut Abdurahman.
5. Polisi nyaris dikelabui:
Menjelang lebaran Idul Adha, anggota polisi yang sudah bekerja di lapangan mengetahui kalau Toni dan kawan-kawan hendak bekerja.
Kali ini mereka berangkat menggunakan kapal dengan mesin tempel berkapasitas tinggi.
Polisi juga tidak mau kalah bersaing; mereka mulai mengatur strategi.
Untuk memburu para pelaku, anggota polisi menggunakan dua kapal dengan tim yang terpisah.
Di sinilah kejelian menjadi seorang anggota polisi kembali diuji.

Beberapa kali para pelaku coba melakukan pengalihan agar mereka tidak tertangkap.
Bahkan Kasatresnarkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman dan anggota sempat berpikir kalau kerja ini nyaris gagal.
Sebagai komandan, Abdurahman terus memotifasi anggotanya.
Koordinasi melalui sambungan telepon terus dilakukan.
"Ketika kami berada di bibir pantai daerah Barelang, anggota saya telepon kalau ada dua mobil yang datang.
Saya bilang sama anggota tahan dulu, kalau tidak ada aktivitas jangan lakukan penangkapan.
Mungkin itu pengalihan," cerita Abdurahman dengan semangat.
Dugaan Abdurahman benar.
Ternyata ada dua orang yang turun dari mobil.
Dalam waktu bersamaan speedboad pembawa sabu lewat di perairan kawasan Nongsa.
"Saya dapat informasi dari anggota kalau itu memang pengalihan.
Karena ada kapal mencurigakan melintas di depan mereka," sebut Abdurahman.
6. Dua jam saling kejar di laut pada malam hari
Setelah mendapatkan informasi itu, Kasatresnarkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman bersama tim yang lain kemudian mengejar kapal yang mencurigakan tersebut.
Namun mereka sempat kehilangan jejak karena laju kapal pembawa sabu sangat kencang.
Kapal itu menghilang di kegelapan malam.
"Kapalnya kencang sekali.
Kami kejar-kejaran hingga dua jam dan kami kehilangan jejak di laut.
Mana di laut ombaknya besar.

Saya sempat mual karena dihantam ombak," sambung Abdurahman.
Kerja keras Abdurahman dan anggotanya berbuah manis.
7. Buih ombak sebagai petunjuk:
Saat melintas di Pulau Kasam, Kasatresnarkoba Polresta Barelang AKP Abdurahman dan anggotanya melihat ada air yang berbusa.
Mereka memutuskan untuk mengikuti busa air di laut tersebut.
Mereka meyakini kalau itu adalah kapal yang membawa Narkoba tadi.
"Kami ikuti lambat-lambat dan sampai di pulau Kasam kami melihat ada sebuah kapal parkir.
Saya minta sama tekong untuk ke sana.
Setelah saya senter ternyata benar.
Kami langsung main di sana.
• Diduga PT Unisem Tidak Merugi Melainkan Pindah Investasi Ke Negara Lain, Pekerja : Jangan Ada Dusta
• BREAKINGNEWS! 3 Jemaah Haji Embarkasi Padang Meninggal Dunia, 2 dari Bengkulu
• Jelang Persib Bandung vs Borneo FC Liga 1 2019, Maung Bandung Dipastikan Tanpa Jupe & Rene Mihelic
• Kembali Tolak Pasien, Tokoh Masyarakat Kecam RS Graha Hermine Batam
Kami berikan tembakan peringatan dan langsung kita tangkap," sebut Abdurahman.
Setelah mendapatkan kapal itu, anggota polisi membawanya ke Pelabuhan Punggur.
Di sana polisi membongkar kapal dan mendapatkan puluhan bungkus sabu yang disimpan dalam tas ransel.
8. Dapat WhatsApp dari istri tanya soal lebaran:
"Sesampai di Punggur saya baru ingat kalau istri saya WhatApp.
Dia bilang Papa gak lebaran di rumah.
Lontong sudah masak.
Di situ saya baru ingat kalau kami berlebaran di atas kapal," sebut Abdurahman. (TRIBUNBATAM.id/Setiawan Eko)