Beberapa Kali Digigit Ubur-ubur, Perenang Cilik 9 Tahun Sukses Seberangi Pulau Sejauh 26 Kilometer
Perenang cilik berusia sembilan tahun menjadi orang termuda yang berenang melintasi selat 26km yang menghubungkan pulau Hainan dengan China daratan
TRIBUNBATAM.ID, HAINAN - Seorang perenang cilik berusia sembilan tahun telah menjadi orang termuda yang berenang melintasi selat yang menghubungkan Pulau Hainan dengan China daratan sejauh 26 kilometer.
Zhou Yihan, yang belajar berenang ketika dia baru berusia satu tahun, membutuhkan waktu 13 jam untuk melintasi Selat Qiongzhou, minggu lalu, mulai dari Haikou, ibukota Hainan, dan berakhir di Xuwen di Provinsi Guangdong, media setempat melaporkan.
Perenang cilik yang baru kelas tiga sekolah dasar di Guangzhou ini menunjukkan kemampuan yang luar biasa itu bersama sembilan perenang dewasa --semuanya pria-- mulai pukul 5.40 pagi pada Rabu pekan lalu, demikian dilansir South China Morning Post.
Hanya tiga dari 10 perenang itu yang menuntaskan tantangan mereka, termasuk Zhou Yihan.
• Diberi BMW Seharga Rp 2 Miliar Sebagai Hadiah Ulang Tahun, Pria Ini Malah Membuangnya ke Sungai
• Advan G2 Pro Dibandrol Rp 1,2 Juta, Ini Spesikasi Lengkapnya
• Adanya Wakil Kepala BP Batam Dinilai Sebagai Bagi-Bagi Jabatan, Begini Kata Anggota DPRD Kota Batam
Perjuangan Zhou Yihan bukanlah hal yang mudah. Selain harus melawan kuatnya ombak, perenang cdilik ini juga harus mengatasi serangan ubur-ubur berulang kali, menurut Thepaper.cn.
Gadis cilik itu mengaku terinspirasi dari ayahnya, Zhou Zhenyu, yang juga pernah menyeberangai pulau itu sehingga dikenal sebagai "Everest of the Seas" - tahun lalu.
Saat itu, Zhou Yihan mengawal sang ayah di atas kapal pendukung.
“Saya pikir itu menyenangkan. Saya ingin melakukannya seperti dia,” katanya.
Untuk mempersiapkan penyeberangan ini, Yihan melakukan latihan enam hari seminggu di kolam renang, dibimping sang ayah dan seorang perenang profesional.
Yihan, seperti perenang lainnya, selama aksi itu didampingi oleh kapal dan orangtua serta pelatihnya berada di kapal itu untuk memberikan dukungan.
Perenang individu tidak diizinkan untuk naik ke atas kapal dan harus beristirahat, makan dan minum di laut selama aksi itu.
“Saya digigit ubur-ubur ketika baru berenang 1km. Saya digigit lebih dari 20 kali, dan saya sedikit khawatir. Pelatih dan ayah saya bergantian berenang di depan saya untuk mengusir ubur-ubur,” katanya.
“Ketika laut bergelombang, ombak membuat saya tetap pada titik yang sama. Saya tidak bisa bergerak maju untuk waktu yang cukup lama. Ayah saya khawatir dan meminta saya untuk naik, tetapi saya tidak ingin berhenti. Saya ingin terus," katanya.
Yihan melewatkan titik pendaratan yang direncanakan karena arus yang kuat dan tiba lebih lambat dari yang diharapkan.