Kisah Cinta Pasangan Pengidap Down Syndrome, Tetap Setia Hingga Akhir
Seorang wanita pengidap Down syndrome yang telah kehilangan suaminya berbicara mengenai cinta mereka setelah 26 tahun usia pernikahan mereka.
Tapi bagaimana pun cinta adalah bagian dari manusia, termasuk orang dengan sindrom Down.
"Apa yang kuharap adalah keluarga lain akan menghibur ini, Anda tahu, orang lain akan menyadari pentingnya cinta intim semacam ini."
Kris menyebarkan sebagian abu suaminya di dekat danau di mana dia suka memancing.
Kris menambahkan, "Orang-orang seperti kita perlu memiliki kesempatan. Kesempatan untuk menemukan lelaki impianmu, seperti yang kulakukan.
"Aku baru saja kehilangan pria yang kucintai, tapi aku akan mencoba," tambahnya ketika ditanya apakah dia bisa mencintai seseorang lagi.
Butuh lima tahun bagi mereka untuk memenangkan hak menikah dari pejabat negara bagian New York.
Mereka dipaksa untuk melakukan tes pengetahuan seksual, perasaan dan kebutuhan mereka untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyetujui pernikahan.
Setelah pernikahan mereka, pasangan itu saling mengambil nama satu sama lain, dan tak seperti pernikahan pada umumnya, pengantin wanitalah yang datang terlebih dahulu.

Tahun lalu mereka merayakan 25 tahun pernikahan pada 13 Agustus dengan memperbarui sumpah mereka, setelah Kris dirawat di rumah sakit karena pneumonia.
Kemudian setelah Paul meninggal, seorang kerabat yang membacakan pidato di pemakamannya pada 6 April mengatakan betapa beruntungnya Paul dengan segala yang ia percayai.
"Bagi orang luar, sepertinya tidak seperti itu - tetapi bagi kita yang mengenal dan mencintainya, itu benar sekali," katanya.
Kakak perempuan Kris, Susan, mengatakan bagaimana Kris menjawab ketika ada seseorang yang menanyakan apa yang ia sukai dari Paul.
Susan mengatakan saat itu Kris menjawab ia menyukai Paul yang menderita sindrom Down.
Bagi orang-orang terdekat, mereka tahu bahwa jawaban itu merupakan penerimaan diri sepenuhnya.
Pasangan itu tinggal bersama di sebuah apartemen di sebuah proyek perumahan terlindung yang didukung oleh negara untuk para penyandang cacat.