Sandungan bagi Jokowi, Menteri Dianggap Berprestasi & Diakui Dunia Malah Ditolak Elite PDIP
Presiden Jokowi mendapat sandungan, menteri dianggap berprestasi dan diakui dunia malah ditolak elite PDIP.
TRIBUNBATAM.id - Presiden Jokowi mendapat sandungan, menteri dianggap berprestasi dan diakui dunia malah ditolak elite PDIP.
Jokowi menyatakan sudah rampung menyusun nama-nama kabinet kerja jilid II.
Banyak beredar nama calon menteri melalui media mainstream dan sosial.
Kabar Sri Mulyani akan jadi menteri lagi diutarakan Buya Syafii Maarif saat menerima Wapres Jusuf Kalla (JK), Kamis (15/8/2019).
• Gara-gara Menteri Susi Teriak Keras, Botol Air Mineral Untuk Sri Mulyani Tiba-tiba Ditarik
• 5 Kepala Daerah Cocok Jadi Calon Menteri Jokowi, Ada Tri Rismaharini dan Bupati Boyolali
Sejumlah media massa memberitakan jika JK membocorkan kepada Buya Syafii Maarif kalau Sri Mulyani akan diangkat jadi menteri lagi.
Namun pro dan kontra pun mulai mencuat.
Ditolak Elite PDIP
Bukan langkah mulus bagi Sri Mulyani untuk kembali menjabat menteri.
Sri Mulyani yang saat ini masih menjabat menteri keuangan itu ditolak oleh elemen PDIP.
Politikus PDIP, Effendi Simbolon menyoroti kinerja Menteri Keuangan saat ini, Sri Mulyani.
Effendi menilai wacana mempertahankan Sri Mulyani sangat tidak tepat dan sangat memprihatinkan.
Selain Sri Mulyani, Effendi juga mengkritik pedas Menteri BUMN, Rini Soemarno.
"Tim ekonomi masih mau dipertahankan. Waduuh… Ini kepentingan yang punya uang saja diperhatikan, Eropa, Amerika, dan Singapura sana. Mempertahankan Sri Mulyani sama saja kita mempertahankan kita di bawah belenggunya rentenir itu. Itu harus di bongkar. Kita bongkar dia kok di zaman SBY," katanya menegaskan.
Diterima Netizen
Namun bagi netizen, Sri Mulyani dianggap menteri berprestasi.
Indonesia Indicator (I2) melakukan riset berbagai percakapan mengenai menteri, kementerian, dan kebijakan kementerian sepanjang Juli 2018 hingga Juli 2019.
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang mengungkapkan, data pembicaraan terkait menteri di Facebook mencapai 55.848 post dari 15.548 akun organik.
Sedangkan, pembicaraan terkait kebijakan menteri mencapai 62.662 post dari 19.977 akun organik.
"Berbagai perbincangan di Facebook dalam riset ini berasal dari akun organik, bukan robot. Jadi percakapan mengenai menteri dan kebijakan menteri relatif berlangsung alami," ujar Rustika saat dihubungi, Kamis (15/8/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.
Rustika menjelaskan, pembicaraan mengenai “Menteri Kabinet”, mulai ramai 9 Juli 2018 dan intensitasnya terus mengalami kenaikan hingga 15 Juli 2019.
Menurut netizen Facebook, menteri yang layak dimajukan lagi adalah Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti.
Di mata netizen, dua nama ini merupakan sosok menteri yang berkarakter, mumpuni, berkompeten, yang ditunjukkan dengan kemampuannya menjadi pemimpin, serta komunikator yang baik.
Di mata publik, kebijakan-kebijakan yang mereka ambil kerap mengundang kontroversi, tetapi mereka tunjukkan dengan hasil kerja konkret dan positif, bahkan kerap mendapatkan penghargaan dari lembaga internasional.
Sri Mulyani tegas dalam memberantas korupsi dan mereformasi birokrasi di Kemenkeu, juga dapat menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah disrupsi atau krisis ekonomi dunia (antara lain akibat perang ekonomi AS-Cina serta krisis ekonomi di Eropa).
Kinerja Sri Mulyani yang dinilai positif antara lain penerimaan negara yang melampaui target, kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), pengembalian saham PT Freeport Indonesia ke pemerintah, penyelamatan uang negara dari perusahaan milik Tommy Suharto.
Keberhasilan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) di Bali, dan prestasinya sebagai Finance Minister of the Year 2019 Global and the Asia Pacific.
Sementara sentimen negatif muncul antara lain dari melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, bertambahnya utang negara, dan defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Dipuji Menteri Arab
Belum lama ini, Sri Mulyani bersama Menteri Luar Negeri Retno LP Marshudi dipuji kinerjanya ole menteri Arab Saudi saat menghadiri KTT G 20 di Jepang.
Pujian pejabat tinggi Arab itu disampaikan langsung ke Jokowi yang hadir dalam kesempatan itu.
Sebelum acara pembukaan dimulai, Presiden Jokowi dan Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Ibrahim Abdulaziz Al-Assaf, terlibat diskusi santai.
Salah seorang menteri Saudi kemudian berujar kepada Presiden Jokowi bahwa pemerintah Indonesia sangat beruntung memiliki dua orang menteri perempuan terbaik di dunia.
"Anda memiliki dua menteri perempuan terbaik di dunia. Mereka sangat bersemangat," ujar dia.
Sosok Sri Mulyani
Sri Mulyani, sosok Menteri Keuangan yang dipercaya oleh Presiden Joko Widodo mengelola keuangan negara ini.
Sri Mulyani juga pernah menduduki jabatan sebagai Menkeu di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jabatan mentereng sebagai Direktur Pelaksana World Bank juga pernah diduduki oleh Sri Mulyani.
Tak lama menduduki jabatan tersebut Sri Mulyani memilih kembali pulang ke Indonesia kembali sebagai Menteri Keuangan.
DIkutip dari Wikipedia, Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), Provinsi Lampung, tanggal 26 Agustus 1962.
Dia adalah anak ketujuh dari seorang dosen universitas, Prof Satmoko dan Retno Sriningsih.
Namanya bercorak bahasa Jawa dan berhuruf Sansekerta.
Sri berarti sinar atau cahaya yang bersinar yang merupakan nama yang umum bagi perempuan Jawa.
Mulyani berasal dari kata mulya, juga berarti berharga.
Indrawati berasal dari kata Indra and akhiran feminin -wati.
Sri Mulyani mendapatkan gelar dari Universitas Indonesia pada 1986.
Ia kemudian memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois at Urbana-Champaign pada 1992.
Tahun 2001, ia pergi ke Atlanta, Georgia, untuk bekerja sebagai konsultan untuk USAID (US Agency for International Development) demi tugas untuk memperkuat otonomi di Indonesia.
Ia juga mengajar dalam ekonomi Indonesia sebagai professor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University.
Dari tahun 2002 sampai 2004 ia menjabat sebagai direktur eksekutif IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara.
Ia menikah dengan Tony Sumartono yang juga seorang ekonom dan kemudian mempunyai tiga anak.
Ia tidak pernah mempunyai hubungan dengan partai politik manapun.
Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.
Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.(*)