DEMO HONG KONG

210 Channel Youtube Dinonaktifkan, Diduga Kampanyekan Melawan Demo Hong Kong

Setelah Twitter dan Facebook melakukan aksi penghapusan akun yang menyudutkan aksi unjuk rasa di Hong Kong, Google juga ikut menutup channel Youtube.

Instagram/moyung_photo
Ilustrasi unjuk rasa oleh mahasiswa di Hong Kong 

Selama tiga bulan terakhir, aksi protes dan demo menentang pemerintah telah mewarnai kota itu, belakangan bahkan kerap berujung bentrok dengan aparat keamanan.

Krisis dipicu oleh warga Hong Kong yang menolak RUU Ekstradisi yang memungkinkan untuk dilakukannya ekstradisi dari Hong Kong ke China dan pemerintahan lainnya.

RUU kontroversial itu telah ditangguhkan, namun gerakan unjuk rasa telah berkembang menjadi menuntut reformasi demokrasi secara luas.

Pemerintah Hong Kong sejauh ini masih tegas menolak tuntutan para pengunjuk rasa, termasuk membatalkan RUU ekstradisi sepenuhnya, pengunduran diri pemimpin eksekutif kota Carrie Lam, serta menuntut penyelidikan independen terhadap tindakan keras polisi selama menghadapi pengunjuk rasa.

Mahasiswa di Hong Kong minta boikot perkuliahan 2 pekan.

Kelompok mahasiswa Hong Kong mengumumkan rencana untuk memboikot perkuliahan selama dua pekan, demi menjaga aksi protes di jalan tetap berlangsung dan memberi tekanan pada pemerintah.

Aksi demo telah mewarnai kota Hong Kong selama tiga bulan terakhir, dengan kalangan mahasiswa menjadi yang terbanyak melakukan aksi turun ke jalan hampir setiap hari.

Para pemimpin kelompok mahasiswa itu, yang mewakili sebagian besar kampus ternama di Hong Kong, mengatakan jika para mahasiswa akan melewatkan perkuliahan selama dua pekan, dimulai pada awal semester baru, yang dijadwalkan pada 2 September hingga 13 September.

"Waktu dua pekan seharusnya cukup bagi pemerintah untuk benar-benar memikirkan bagaimana mereka harus merespons," kata David Wong, penjabat presiden Persatuan Pelajar Universitas Hong Kong.

"Karena situasi yang semakin intens, kami percaya kondisi sosial akan membawa lebih banyak mahasiswa dalam aksi boikot ini," lanjutnya, Kamis (22/8/2019), seperti dikutip AFP.

Para mahasiswa juga mengancam bakal melakukan tindakan lebih jauh jika pemerintah tidak segera menanggapi lima tuntutan pengunjuk rasa, yakni di antaranya pencabutan UU Ekstradisi yang kontroversial, serta penyelidikan independen atas dugaan pelanggaran polisi selama menangani aksi protes.

Wong mengatakan, para mahasiswa akan didorong untuk meluangkan waktunya agar dapat memahami apa yang sedang terjadi di masyarakat dan apa yang harus mereka lakukan demi masa depan kota mereka.

Selama aksi unjuk rasa yang telah digelar berminggu-minggu, kalangan mahasiswa menjadi yang paling menonjol menyuarakan aspirasi mereka.

Aksi demo di kota Hong Kong telah memasuki pekan ke-12 dan dalam beberapa hari terakhir kerap diwarnai bentrokan dengan aparat keamanan.

Salah satu aksi pada Rabu (21/8/2019) malam digelar di kawasan stasiun MRT di Yuen Long.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved