Politisi Malaysia Ini Hina Pekerjaan Driver Gojek, Tapi PM Mahathir Tetap Kukuh Beri Izin Operasi
Gojek sudah beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara antara lain Singapura, Vietnam dan Thailand.
“Gojek akan memicu terjadinya interaksi antara dua manusia berbeda jenis kelamin yang bertentangan dengan hukum Syariah,” bunyi pernyataan resmi Razali.
Selain itu, dia menerangkan kehadiran startup yang didirikan Nadiem Makarim itu bakal meningkatkan jumlah kecelakaan sepeda motor, dan memengaruhi kualitas transportasi massal.
Anggota parlemen Malaysia dari Distrik Kuala Nerus, Terengganu, itu juga mengkhawatirkan memburuknya polusi udara jika Gojek sampai beroperasi.
Tak hanya Razali yang cemas akan beroperasinya Gojek.
Rekan satu parti, Husain Awang, juga mengungkapkan hal yang sama.
Wakil rakyat dari Terengganu tersebut mengklaim angka pelecehan seksual meningkat di Indonesia sejak kehadiran Gojek.
Husain pun mengecam kemunculan Gojek sebagai bukti pemerintah telah gagal mengurus transportasi umum dan mengatasi kemacetan.
"Saya mendesak pemerintah untuk tidak mengizinkan Gojek hadir, termasuk di masa uji coba.
Pemerintah seharusnya meningkatkan kualitas moda transportasi seperti MRT dan LRT," kecamnya.
Anggota Majelis Syuro PAS itu juga menyatakan Gojek menjadi lambang kegagalan pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan untuk kaum muda.
Yang ada, menurutnya, lapangan kerja sebagai driver layanan roda dua jelas melecehkan martabat generasi muda Malaysia.
PAS merupakan partai beraliran Islam konservatif yang berkuasa di Negara Bagian Kelantan serta Terengganu
CEO Dego Ride, Nabil Feisal Bhamadhaj seperti dilansir dari Malay Mail, Sabtu (24/08/2019) mengatakan: “Potensi kompetisi dari Grab dan Gojek itu nyata.
Namun, kami memiliki kompetensi inti yang berbeda dari apa yang ditawarkan Gojek dan Grab dan kami berharap bahwa kompetensi inti kami dapat saling melengkapi untuk keduanya.
Saya tidak percaya pada kompetisi di mana kita semua bertarung satu sama lain hingga akhirnya yang terakhir mati. "