Politisi Malaysia Ini Hina Pekerjaan Driver Gojek, Tapi PM Mahathir Tetap Kukuh Beri Izin Operasi
Gojek sudah beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara antara lain Singapura, Vietnam dan Thailand.
Politisi Malaysia Ini Hina Pekerjaan Driver Gojek, Tapi PM Mahathir Tetap Kukuh Beri Izin Operasi
TRIBUNBATAM.id - Kabinet Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyetujui Decacorn asal Indonesia beroperasi di Malaysia.
Dilansir dari Nikkei Asian Review, Sabtu (24/8/2019), pemerintah Malaysia sudah menyetujui rencana Gojek untuk membuka usahanya di Malaysia.
Gojek sudah beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara antara lain Singapura, Vietnam dan Thailand.
Beberapa menteri terkait sudah berbicara kepada wartawan mengenai rencana ini.
Salah satunya Menteri Pengembangan Entrepreneur, Redzuan Yusof.
• Rencana Gojek Mengaspal di Malaysia Timbulkan Pro dan Kontra, Pengusaha Taksi Siap Demo Menpora
• SAH! Gojek Dapat Lampu Hijau Beroperasi di Malaysia
"Itu dibahas dalam rapat kabinet hari ini dan diberi lampu hijau. Tapi belum ada keputusan tentang regulasi, belum ada yang spesifik, namun harus dibahas dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Kementerian Transportasi," jelas Yusof.
Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga, Syed Saddiq juga mengumumkan lewat akun Twitter pribadinya mengenai, penyetujuan rencana Gojek beroperasi di Malaysia.
"Kami ingin memastikan, para pengguna motor bisa mendapatkan lapangan kerja," ucapnya dalam video yang diunggah pada akun Twitter pribadinya.
Keputusan Kabinet Mahathir ini sangat mengejutkan mengingat sebelumnya perusahaan lokal justru tak diberi izin.
Tahun lalu, Malaysia membatalkan pengesahan layanan ride-hailing untuk melindungi pengendara dan penumpang.
Selain itu pada 2017, pemerintah melarang beroperasinya penyedia layanan ride-hailing setempat, Dego Ride karena masalah keamanan.
Analisis Kementerian Transportasi pada saat itu menemukan bahwa risiko pengendara sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan fatal adalah 42,5 kali lebih tinggi daripada untuk bus dan 16 kali lebih tinggi daripada mobil.
Bahkan beberapa politisi partai konservatif PAS, Khairuddin Aman Razali menolak masuknya startup asal Indonesia, Gojek, ke negaranya.
Diberitakan harian lokal Malay Mail Jumat (23/8/2019), politisi dari Partai Islam Se-Malaysia (PAS) itu menyebut masuknya Gojek berpotensi meningkatkan angka pelecehan seksual.