Beredar Transkrip Kepala Eksekutif Hong Kong Ingin Mundur, Carrie Lam: Saya Tak Mengatakannya!
Untuk seorang Kepala Eksekutif yang menyebabkan huru-hara sebesar ini di Hong Kong, ini adalah sesuatu yang tidak dapat dimaafkan
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam membuat pernyataan mengejutkan setelah selama hampir tiga bulan menjadi sasaran demosntran pro-demokrasi Hong Kong.
Carrie Lam yang sebelumnya menyatakan menolak untuk memenuhi tuntutan pendemo --termasuk mengundurkan diri-- justru mengeluarkan pernyataan mengejutkan.
Carrie Lam mengatakan, jika dirinya memang dianggap menjadi penyebab "pergolakan yang tidak dapat dimaafkan", ia akan meletakkan jabatan jika diberi pilihan.
“Jika saya diberi pilihan, hal pertama yang akan saya lakukan adalah meletakkan jabatan,” kata Lam seperti dilansir TribunBatam.id dari Reuters, mengutip sebuah transkrip yang beredar di media.
• Live Streaming TVRI Timnas Indonesia vs Malaysia Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kick Off 18.30 WIB
• Johor Bahru Krisis Air, 150 Ribu Warga Mulai Dijatah
• Ahok Disebut Jadi Menteri PAN-RB di Kabinet Jokowi-Maruf, Usulan 20 Organisasi Relawan
• Disebut Dalang Kerusuhan Papua, Siapa Sebenarnya Benny Wenda? Fakta Aktivis yang Tinggal di Inggris
Namun, dalam pernyataan di media, Carrie Lam membantah bahwa ia telah mengungkapkan hal itu.
Menurut informasi, pernyataan ingin mundur itu diungkapkan Carrie Lam dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pengusaha.
Pertemuan itu sebenarnya terjadi pada akhir minggu lalu, tetapi baru terungkap ke media, Selasa (3/9/2019), setelah transkrip dari rekaman pernyataannya tersebar.
Dalam pertemuan itu, Carrie Lam mengatakan bahwa kondisi Hong Kong saat ini sudah meluas menjadi isu keamanan nasional dan kedaulatan China yang sedang mendapat tekanan oleh Amerika Serikat (AS).
“Untuk seorang Kepala Eksekutif yang menyebabkan huru-hara sebesar ini di Hong Kong, ini adalah sesuatu yang tidak dapat dimaafkan,” katanya.
Lam berkata, pemimpin di Beijing sadar bahwa masalah ini akan membawa kesan buruk terhadap reputasi China jika mereka mengirim pasukan ke Hong Kong.
Namun, China sanggup untuk melakukan apa saja untuk menghentikan pergolakan, meskipun hal itu akan menghancurkan ekonomi Hong Kong itu sendiri.
Carrie Lam mengatakan bahwa ia telah berusaha berupaya untuk melakukan pendekatan untuk mencari jalan keluar terbaik, tetapi selalu mendapat penolakan keras dari kelompok demonstran.
Pernyataan dramatis itu juga memberi kenyataan bahwa Carrie Lam secara tidak langsung berada di bawah arahan Beijing dalam menghadapi demonstrasi yang belum mereda di Hong Kong.

Demonstrasi dipicu oleh RUU ekstradisi yang memungkinan para pelaku kejahatan dipulangkan ke negara asal, termasuk ke China daratan, yang memicu protes dari warga Hong Kong.
RUU tersebut dianggap sebagai cara bari Beijing untuk menangkap perlaku kriminal dan akan menghadapi proses hukum yang tidak adil di negara tersebut, seseuatu yang bertentangan dari DNA rakyat Hong Kong yang selama 100 tahun berada di bawah pemerintahan Inggris.