Kisah BJ Habibie dan Celotehan tentang Titik Merah Kecil yang Melegenda di Singapura hingga Kini

Saat menjabat Presiden RI, mendiang BJ Habibie sempat melontarkan celotehan legendaris dengan menyebut Singapura sebagai titik merah kecil di peta.

KOMPAS/ALIF ICHWAN
BJ Habibie 

Bahkan mereka hanya seperlima dari GDP Australia (395 miliar dollar AS). Bahkan Goh menyebut bahwa negaranya dan Indonesia tidak berada di level yang sama.

"Kami hanya berpopulasi tiga juta penduduk. Hanya sebuah titik merah kecil di peta. Jadi, apa yang bisa dihasilkan Indonesia dari 211 juta warganya?" sindir Goh.

Diberitakan Antara 19 September 2006, kalimat tersebut membuat hubungan kedua negara saat itu menurun.

Sebab, masyarakat Singapura merasa dilecehkan.

Namun, ada juga yang dengan semangat patriotik menanggapinya dengan menyebut kutipan itu merupakan bentuk pengakuan akan gebrakan yang bisa mereka lakukan.

BJ Habibie kemudian memberikan klarifikasi bahwa dia sudah mengucapkannya sejak 1980-an kepada pelajar Indonesia.

Dia meminta mereka belajar dari Singapura.

"Kutipan saya disalahartikan. Saat itu saya menuturkan kepada mahasiswa Indonesia mereka bisa melihat Singapura. Negara itu kecil. Tapi kemampuannya luar biasa," sebutnya.

Meski BJ Habibie telah melakukan klarifikasi, kutipan itu sudah menjadi legenda dengan kalangan politisi hingga rakyat biasa menganggapnya sebagai bentuk bangga.

Pada perayaan ulang tahun kemerdekaan mereka ke-50 pada 2015, mereka meluncurkan logo tulisan SG50 berwarna putih yang dimasukkan dalam titik merah. 

#Kisah BJ Habibie dan Celotehan tentang Titik Merah Kecil yang Melegenda di Singapura hingga Kini

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul BJ Habibie dan Celotehan tentang Titik Merah Kecil yang Melegenda di Singapura

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved