DEMO HONG KONG

Demo Hong Kong Makin Tak Terkendali, Pendemo Terlibat Perkelahian Jalanan dengan Warga

Memasuki bulan keempat, demo Hong Kong berubah menjadi bentrok sosial dan perkelahian jalanan karena pendemo mulai bentrok dengan warga.

South China Morning Post
Seorang pria menjadi korban pengeroyokan pendemo anti-pemerintah di Hong Kong 

Dekat stasiun North Point MTR, seorang pria berpakaian putih terlihat berbaring di tanah dengan kepala berdarah.

Di trotoar di dekatnya duduk seorang pria berpakaian putih, berdarah dari mulut. Ketika didekati oleh wartawan, dia mengatakan dia tidak mengerti bahasa Kanton.

Pendemo menyerang warga di stasiun MRT (SCMP)

Sejumlah jurnalis, termasuk produser video Post, juga menjadi sasaran saat meliput kekerasan di North Point. Seorang fotografer One Post juga dipukul wajahnya.

Sekitar pukul 20.20, di dekat persimpangan North Point Road dan Chun Yeung Street, sekelompok pria yang maskernya terbuka terlihat marah pada wartawan. Beberapa kawannya berusaha mendorong para jurnalis pergi.

Polisi anti huru hara memisahkan mereka dari para jurnalis. Seorang jurnalis pria berteriak kepada seorang polisi untuk menangkap seorang pria yang dia klaim telah menyerang wartawan.

Situasi Hong Kong, memasuki bulan keempat demo anti-pemerintah, menimbulkan banyak kekerasan di jalanan.

Pada hari Sabtu, kelompok-kelompok pro-Beijing berkumpul untuk menyanyikan lagu kebangsaan China dan mengibarkan bendera nasional di pusat perbelanjaan Amoy Plaza di Teluk Kowloon.

Mereka kemudian membersihkan apa yang disebut "Lennon Wall" yang berisi stiker protes yang sebelumnya dipasang oleh pengunjuk rasa.

Demonstran berpakaian hitam kemudian berhadapan dengan orang-orang pro pemerintah sehingga pertengkaran dan perkelahian semakin tak terelakkan.

Mulai munculnya bentrokan sosial di Hong Kong, beberapa hari terakhir, diduga akibat warga mulai bosan dengan situasi yang tak menentu akibat berbagai aksi demo.

Ekonomi Hong Kong lumpuh dalam empat bulan terakhir sementara para pendemo, menurut warga, mengeluarkan berbagai tuntutan yang tidak masuk akal.

Seperti diketahui, demo Hong Kong awal Juni lalu, dipicu oleh penolakan RUU ekstradisi.

Namun, tuntutan pendemo radikal kemudian bertambah menjadi lima tuntutan yang tidak mungkin dikabulkan oleh pemerintah Hong Kong.

Dokter Dukung Polisi

 

Aksi pendemo yang mulai tidak mendapat simpatik ini juga terlihat dari sikap paramedis dan dokter di Hong Kong.

Senin sore, lebih dari 500 dokter keluar untuk mendukung polisi atas penanganan mereka terhadap protes Hong Kong dan meminta masyarakat untuk tidak memuliakan kekerasan.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved