Sri Kukuhkan Komunitas Darah Rhesus Negatif, Pemilik Darah Langka di Batam Bergabung
Di perayaan HUT PMI tahun ini, Ketua PMI Kota Batam, Sri Soedarsono sekaligus mengukuhkan Komunitas Darah Rhesus Negatif di Batam.
Penulis: Dewi Haryati | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Di perayaan HUT PMI tahun ini, Ketua PMI Kota Batam, Sri Soedarsono sekaligus mengukuhkan Komunitas Darah Rhesus Negatif di Batam.
Pantauan Tribun, ada tujuh orang, empat laki-laki dan tiga perempuan, yang maju ke hadapan Sri.
Termasuk diantaranya, ada Tan A Tie. Anggota DPRD Kota Batam yang baru dilantik ini, ikut bergabung di Komunitas Darah Rhesus Negatif.
Setelah menyatakan diri bersedia dikukuhkan dalam komunitas, selanjutnya mereka diberikan pin dan seragam.
• Jokowi Tinjau Lokasi Kebakaran Lahan di Pelalawan, Ribuan Mahasiswa dan Polisi Bentrok di Pekanbaru
Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad berkesempatan memasangkan seragam kepada seorang anggota.
Diketahui, pemilik darah rhesus negatif ini terbilang jarang, atau bisa dibilang langka di Indonesia.
Hanya sebagian kecil saja orang Indonesia yang memiliki darah rhesus negatif. Sebagian besar lainnya, memiliki darah rhesus positif.
"Kita pernah bantu darah (rhesus negatif) ini ke Solo. Biasanya yang punya darah ini orang asing," kata Sri, Selasa (17/9).
Anggota komunitas yang baru dikukuhkan ini, nantinya akan mendonorkan darah mereka, sewaktu-waktu jika dibutuhkan.
Selain pengukuhan Komunitas Darah Rhesus Negatif, hari itu juga dikukuhkan Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Kota Batam, dan pengukuhan pengurus Korps Sukarela (KSR).
Ada juga kegiatan sosial kepalangmerahan di Kota Batam.
Pada kesempatan itu, Sri juga meminta bantuan dan dukungan dari Pemerintah Provinsi Kepri dan Kota Batam.
Terutama terkait anggaran operasional di PMI Kota Batam. Tidak hanya kepada pemerintah, dukungan dan bantuan itu juga ditujukan untuk instansi lainnya di Batam.
Menurutnya, sebagai kota yang berbatasan dengan Singapura dan Malaysia, Batam dinilai tidak boleh kalah dari sisi pelayanan.
"Kita harap pemerintah bisa bantu. Karena kita membutuhkan anggaran untuk kegiatan operasional dan juga edukasi kepada masyarakat," ujar Sri.