5 Hari di Liang Kubur Jalani Ritual Topo Pendem, Begini Kondisi Mbah Pani saat Keluar Makam
Ritual topo pendem yang dilakukan Supani alias Mbah Pani (63), telah berakhir Jumat (20/9/2019) sore, pukul 16.30 WIB.
Ia menyebut, saat keluar dari liang kubur, Mbah Pani memang lemas.
Hal ini menurutnya wajar, sebab, Mbah Pani tidak makan dan minum selama lima hari.
"Apalagi selama di dalam bisa dikatakan kekurangan cairan," katanya.
Menurut adik ipar Mbah Pani, Joko Wiyono, percepatan pembongkaran liang pertapaan Mbah Pani, tidak diduga.
Hal ini disebabkan kondisi papan penutup liang pertapaan sebagian mulai retak.
"Jadi keluarga khawatir kalau ada hal-hal yang tak diinginkan. Yang di dalam juga khawatir," ucapnya.
Mbah Pani kemudian berganti pakaian dan pamit untuk salat magrib.
Ia mengaku masih pusing dan belum kuat bicara banyak.
Setelah isya, para tetangga diundang untuk Manaqiban di rumah Mbah Pani.

Menurut keluarga, Mbah Pani bersedia memberi sedikit keterangan usai pelaksanaan manaqiban.
Adik ipar Mbah Pani (63), Joko Wiyono mengatakan, air tanah terus keluar di liang kubur tempat Mbah Pani melakukan ritual tapa pendem.
Pihak keluarga secara rutin menguras air menggunakan pompa air setiap 10 menit sekali.
Joko menyebut, pada awalnya air tanah tersebut asin seperti air laut.
Namun, beberapa saat setelah liang kubur digunakan Mbah Pani untuk bertapa, air disebut berubah tawar.
"Awalnya asin, karena di sini memang dekat laut. Tapi kemudian berubah jadi tawar setelah digunakan Mbah Pani untuk topo pendem," katanya.
Joko Wiyono mengaku sempat mencicipi air tanah yang keluar dari liang kubur Mbah Pani dan rasanya tawar, seperti berasal dari sumber mata air asli.
"Rasanya itu seperti air sumber asli, nggak seperti air matang, tapi seperti air yang di mata air begitu, khas dan segar."
"Saya minum berkali-kali," jelasnya.