BATAM TERKINI
Kisah di Balik Nama Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah & Impian Rudi Membangun Masjid Terbesar
Rudi membubuhkan tanda-tangan di batu prasasti Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah II yang konsepnya meniru Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi ini
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Senyum merekah dari wajah Wali Kota Batam, HM Rudi (55), terus terlihat sepanjang seremoni peresmian Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah II di Jl Tanjung Uncang, Batu Aji, Kota Batam, Jumat (20/9/2019).
Senyum itu terlihat saat tiba pukul 07.00 WIB, menjemput dan menyalami tetamu, hingga duduk berdampingan dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) yang juga Wakil Ketua Umum DPP Dewan Masjid Indonesia (DMI) HM Syafruddin Kambo, serta dai sejuta followers, Ustad Abdul Somad (UAS), Pj Gubernur Kepri H Isdianto, dan tetamu VVIP lain.
Rudi memang jadi inisator utama masjid yang bisa menampung sekitar 25 ribu jamaah ini.
Selain inisiator saat cara, Rudi jugalah yang membubuhkan tanda-tangan di batu prasasti masjid yang konsepnya meniru Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi ini, memiliki luas 58.114 m2 ini.
Saat memberi sambutan di hadapan +12 ribu tetamu termasuk ratusan anggota majelis taklim dari 3 negara sahabat; Malaysia, Singapura dan Brunei, Rudi bercerita muasal proyek masjid senilai Rp260 miliar itu.
“Ini bermula saat saya baru jadi anggota DPRD Batam, tahun 2004,” Rudi memulai kisah yang menginspirasi dia membangun yang diklaim sebagai masjid terbesar di Kepulauan Riau dan semenanjung Sumatera.
Rudi muda memulai karier sebagai polisi. “Saya ini lama jadi penyidik loh,” katanya suatu ketika kepada Tribun.
• Warga Malaysia Takjub Lihat Lautan Manusia di Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam: Serasa Umroh
• 50.000 Kotak Makanan Gratis Siap Dibagikan ke Jamaah Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam
Karier politiknya dimulai saat memasuki usia matang, 40 tahun. Inisiatif membangun rumah ibadah representatif di kawasan pemukiman buruh di Sagulung dan Batu Aji, saat dia terpilih jadi anggota DPRD Batam dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), 2004-2011.
Dia mengaku miris melihat, ratusan buruh dari kawasan industri Muka Kuning, Sagulung dan Batu Aji, selalu buru-buru saat menunaikan salat Jumat.
“Mereka takut kena sanksi dari PT (perusahaan), kalau terlambat uai salat Jumat atau salat lohor,” ujar Rudi megenang masa kejayaan kawasan industri assembling, manufaktur, dan olahan baja di Muka Kuning, dan ship yard di Batu Aji, akhir dekade 1990-an dan medio 2000-an.
Saat dia menjadi Wakil Wali Kota di era Ahmad Dahlan (2011-2016), Rudi pun melobi parlemen dan meminta ke Otorita (Badan Pengusahaan) Batam, untuk ‘mewaqafkan” lahan seluas 4,00 Hektar di Tanjunguncang, kawasan tengah antara Batu Aji dan Sagulung.
Kala itu Rudi sudah terdaftar sebagai kader Partai Demokrat.
Nah, ketika terpilih menjadi Wali Kota Batam tahun 2016, niat untuk membangun masjid itu, kian nyata.
Saat itu, Rudi sudah pindah partai dari Demokrat dan menjadi Sekretaris DPW Partai Nasdem Kepri.
Di awal masa pemerintahannya, dia mengalokasikan dana pembangunan dari ABPD dan mengajak masyarakat berpartisipasi membangun masjid yang dia sebut “terbesar di Sumatera”.