Bakamla Tangkap Kapal Kencing Minyak di Batam, Pertamina Tegaskan Bukan Kapal Miliknya
Bakamla menangkap kapal berlogo Pertamina sedang kencing minyak, pihak Pertamina menegaskan kapal iu bukan milik Pertamina.
TRIBUNBATAM.id - Bakamla menangkap kapal berlogo Pertamina sedang kencing minyak, pihak Pertamina menegaskan kapal iu bukan milik Pertamina.
Unit Manager Communication & CSR Marketing Operation Region (MOR) I, Roby Hervindo tentang kepemilikan kapal Permata Succes 5001 berlogo Pertamina yang diamankan oleh Bakamla, bahwa kapal permata Succes bukan milik Pertamina.
"Kapal Permata Succes 5001 bukan milik Pertamina" Konfirmasi Roby pada Minggu (29/9/2019)
Pihak Satgasus Trisula Bakamla RI sendiri sudah menyerahkan proses hukum lebih lanjut kepada pihak Polisi Air dan Udara (Polairud)
Sebelumnya Bakamla menangkap kapal kapal dan 2 unit tugboat 'kencing' minyak di Perairan Batam, Kepulauan Riau, Selasa (24/9/2019).
Saat disergap, kapal memindahkan BBM jenis fame oil ke dua unit tugboat.
Fame oil merupakan bahan campuran untuk biodiesel.
Penangkapan tersebut didasari oleh data yang diperoleh dari laporan intelejen yang di terima Satgassus Bakamla hal itu di ungkapan oleh Direktur Operasi Laut Bakamla Laksamana Pertama (Laksma) TNI NS Embun saat ekspose Penangkapan pada Sabtu (28/9/2019) di Pelabuhan cargo Batu Ampar.
"Berdasarkan dat data intelejen yang kita terima" ungkap Embun.
Embun menjelaskan saat proses pengamanan dicek secara fisik tidak ada dokumen yang menerangkan bahwa kegiatan itu.
"Kita cek dokumen secara fisik ternyata tidak ada dokumen yang menerangkan bahwa kegiatan yang dilakukan itu legal, baik dari aspek migas maupun pelayaran" jelas Embun.
Dari penangkapan tersebut diketahui kapal tersebut sudah melakukan transfer BBM sebanyak 14 ton.
"Barang bukti diketahui pada aksi tersebut dari alat ukur sudah sebanyak 14 ton, tetapi ini akan dilakukan pengembangan oleh polair" ujar Embun
Saat di konfirmasi kerugia Direktur Operasi Laut Bakamla memperkirakan perkirakan kerugian sekitar Rp 192.970.260
" Kerugian Sekitar 14 ton dikali harga minyak untuk industri sekarang" ujar Embun