Kisah Polwan Cantik Bripka Afika Langsung Menolong Pelajar yang Menangis saat Demo Ricuh di DPRD

Polwan berusia 24 tahun ini menolong seorang siswa kelas 2 SMP yang ditinggal oleh teman-temannya saat unjuk rasa berlangsung di gedung

HO
Bripda Afika Nasution saat membantu siswa SMP pulang ke rumahnya yang berada di Pasar 7 Tembung, Jumat (27/9/2019) 

Afika tidak habis pikir mengapa ada orang yang tega mengajak pelajar untuk ikut unjuk rasa mengenai isu yang tidak dipahami pelajar.

Aksi demo pelajar di depan Kantor DPRD Sumut berakhir ricuh.

Suara letusan kembang api dan tembakan gas air mata warnai aksi unjuk rasa para pelajar SMA sederajat.

Sebelum aksi memanas, sempat terjadi aksi lempar-lemparan yang dilakukan anak-anak pelajar SMA sederajat.

Suara ambulans, flasblank warnai aksi yang berujung ricuh.

Asap tebal selimuti jalan Imam Bonjol Medan.

"Mahasiswa mundur, mundur. Kasih jarak, kasih jarak," ucap polisi yang mencoba mengamankan ratusan pelajar.

Setelah memukul mundur massa yang diduga para pelajar (SMA Sederajat), kondisi terkini Kantor DPRD Sumut mulai kondusif, Jumat (27/9/2019) malam.

"Awalnya aksi berjalan kondusif, tetapi ada satu adik-adik kita yang dari pelajar melakukan aksi-aksi anarkis.

Awal mulanya pelemparan-pelemparan terus dilakukan, ada yang melemparkan mercon, kemudian kita tenangkan lagi.

Mereka merobohkan pagar kantor DPRD Kota Medan.

Kita udah peringatkan.

Alhasil, kamu sudah berkomunikasi dengan teman-teman mahasiswa untuk mundur," ucap Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto.

Pelajar terlibat bentrok dengan polisi saat berusaha membubarkan aksi unjuk rasa di depan DPRD Sumut, Medan, Jumat (27/9/2019). Aksi mahasiswa dan pelajar tersebut untuk menyampaikan aspirasi mencabut UU KPK dan menolak RUU KUHP.
Pelajar terlibat bentrok dengan polisi saat berusaha membubarkan aksi unjuk rasa di depan DPRD Sumut, Medan, Jumat (27/9/2019). Aksi mahasiswa dan pelajar tersebut untuk menyampaikan aspirasi mencabut UU KPK dan menolak RUU KUHP. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Dadang juga menuturkan, setelah para mahasiswa mundur baru mencoba untuk menghalau massa pelajar.

"Kemudian setelah menghalau, teman-teman mahasiswa berkomunikasi dengan saya, tuntutannya adalah, teman-teman mereka yang masih dalam proses di polda akan dikeluarkan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved