DEMO HONG KONG

Mata Cacat Permanen, Wartawan Indonesia yang Tertembak saat Liput Demo Akan Gugat Polisi Hong Kong

Mata kanan Veby Mega Indah, jurnalis asal Indonesia yang terkena peluru karet saat meliput demo Hong Kong, Minggu, dilaporkan cacat permanen

Twitter @yukisuet1
Feby Mega Indah, wartawan asal Indonesia yang tertembak peluru karet saat meliput demo Hong Kong, Minggu (29/9/2019). 

"Saat ini Veby sadar dan sedang dirawat oleh dokter. Konsulat Jenderal akan terus menemaninya saat dia masih di rumah sakit," katanya.

KJRI meminta semua warga Indonesia yang ada di Hong Kong untuk menjauh dari lokasi demonstrasi saat ini, yakni Causeway Bay, Wan Chai, Admiralty dan Central.

Semakin malam, demo Hong Kong makin brutal, Minggu (29/9/2019).

Para pendemo menghancurkan dua taksi di jalanan karena tidak mau dihentikan oleh pendemo. kemudian dihancurkan di sekitar flyover Canal Road dan Causeway Bay.

Taksi yang dikemudikan pria tua itu hancur oleh pendemo yang marah. Seluruh kacanya pecah dan polisi kemudian menyelamatkan para sopir taksi setelah memukul pmundur pendemo yang marah.

 Hong Kong Makin Mencekam, Seorang Siswa tertembak, Polisi Minta Pemerintah Berlakukan Jam Malam

Seorang remaja jadi korban tembak saat demo Hong Kong yang berlangsung rusuh, Selasa (1/10/2019), bertepatan dengan peringatan 70 tahun Republik Rakayat China.
Seorang remaja jadi korban tembak saat demo Hong Kong yang berlangsung rusuh, Selasa (1/10/2019), bertepatan dengan peringatan 70 tahun Republik Rakayat China. (South China Morning Post)

Aksi demo Hong Kong yang awalnya memprotes pemerintah kini secara terang-terangan melakukan gerakan anti-China dan meminta dukungan berbagai negara untuk ikut mendukung pembebasan Hong Kong dari China.

Kampanye anti-totalitarian China punb menggema di berbagai negara dan mereka akan melakukan aksi dukungan terhadap demonstran Hong Kong.

Sepanjang Minggu sore hingga tengah malam ini, para pemprotes tidfak hanya terlibat bentrokan dengan polisi, tetapi juga melakukan aksi pelecehan terhadap bendera China, seperti menginjak-injak, membakarnya atau membuangnya ke sungai.

Para pemrotes mengadakan setidaknya melaqkukan aksi di tiga titik, termasuk pawai dari Causeway Bay ke Admiralty (kantor pemerintahan) sejak pukul 14.30 siang.

 

Demo lainnya berlangsung di Walk Festival di Kowloon Tong, dan demonstrasi siswa sekolah menengah di Tsuen Wan.

Aksi yang sudah memasuki 17 minggu sejak awal Juni lalu ini diperkirakan masih akan terus berlangsung hingga peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China, 1 Oktober 2019.

Dilansir TribunBatam.id darti South China Morning Post, polisi menggunakan meriam air dan gas air mata pada ribuan pendemo dekat Admiralty.

Sementara pengunjuk rasa melemparkan bom molotov untuk melawan polisi.

Aksi demo ini jugadikampanyekan di 72 kota dari lebih 20 negara dunia.

Grup online “Stand With Hong Kong” meminta orang untuk berbaris pada hari Minggu untuk menentang totalitarianisme selama akhir pekan, untuk mendukung Hong Kong.

Bentrokan yang terjadi pada Minggu hari ini masuk dalam beberapa kekerasan paling luas yang terjadi Hong Kong sejak Juni lalu.

Bentrokan keras terjadi di distrik perbelanjaan Causeway Bay, area bar Wan Chai dan distrik Admiralty.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved